Enter your keyword

Dekan SITH ITB melakukan observasi dan penanaman perdana KHDTK Gunung Geulis

Dekan SITH ITB melakukan observasi dan penanaman perdana KHDTK Gunung Geulis

Penulis : Dr. Yayat Hidayat

SITH.ITB.AC.ID, Jatinangor – Mengawali tahun baru 2018, Dekan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung, Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha, melakukan observasi dan penanaman perdana di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Hutan Pendidikan Gunung Geulis (Selasa, 2 Januari 2018). Tujuan observasi lapangan tersebut adalah untuk mengetahui kondisi potensi dan permasalahan di KHDTK Hutan Pendidikan GuGeul serta mendapatkan inspirasi dalam menyusun strategi pengelolaan KHDTK HP GuGeul. Pada kesempatan observasi tersebut, Prof. Nyoman melakukan penanaman perdana dengan menanam bibit Agathis alba di puncak tertinggi Gunung Geulis, pada ketinggian 1.281 m dpl. Pada penanaman perdana tersebut Prof Nyoman di temani oleh staf pengajar SITH yaitu Dr. Yayat Hidayat yang menanam bibit Surian (Toona sinensis Roem) dan bibit bidara (Ziziphus mauritiana), serta Dr. Mulyaningrum yang menanam bibit Kayu Aprika (Maesopsis eminii). Penanaman perdana juga diikuti oleh Pak Saepudin, Ketua Forum Komunikasi Gunung Geulis dan dua orang anggota LMDH Gunung Geulis serta seorang mahasiswa Rekayasa Kehutanan, Mohammad Izzar Rosyadi.

Proses pendakian puncak Gunung Geulis dimulai pukul 07.00 WIB melalui jalan masuk Desa Jatiroke, dan sampai puncak lebih kurang pukul 10.00 WIB. Selama perjalanan pendakian, Prof Nyoman aktif melakukan observasi keanekaragaman jamur di dalam kawasan KHDTK Hutan Pendidikan Gunung Geulis (KHDTK HP GuGeul). Terdapat beranekaragam jamur di dalam kawasan KHDTK HP GuGeul, yang dominan adalah jamur kuping, yang tumbuh pada batang pohon kaliandra bunga merah (Calliandra callothyrsus). Terdapat tiga jenis warna jamur kuping yang tumbuh di kawasan KHDTK HP GuGeul yaitu warna coklat, putih dan kuning. Masing-masing jamur terebut tumbuha pada tapak (site) yang berbeda. Selain jamur, juga ditemukan kunang-kunang besar, yang bisa memancarkan cahaya tanpa kedip di malam hari. Populasinya banyak ditemukan di sepanjang jalur trek menuju puncak Gunung Geulis. Observasi juga dilakukan terhadap kondisi pal batas kawasan hutan lindung Gunung Geulis, ternyata sudah banyak pal batas yang kondisinya rusak.

Sesampai di puncak Gunung Geulis, setelah melakukan penanaman perdana, Prof. Nyoman berkesempatan menikmati botram liwet (makan nasi liwet bersama-sama), yang sudah disiapkan oleh Forum Komunikasi Gunung Geulis. Nikmatnya nasi liwet disantap di puncak Gunung Geulis sangat luar biasa. Selesai makan nasi liwet, rombongan berkesempatan melakukan observasi vegetasi di puncak Gunung Geulis, dan ditemukan sejenis buah cery, yang rasanya manis-manis asam. Setelah puas observasi lapangan, pukul 13.00 rombongan pendaki kembali turun menuju Desa Jatiroke.

X