Enter your keyword

Dekan SITH-ITB dan Kepala DISPARBUD Kabupaten Bandung Barat Membuka Kegiatan Pelatihan Dengan Tema “Pengembangan Desa Wisata Rende Yang Berbasis Pertanian dan Masyarakat”

Dekan SITH-ITB dan Kepala DISPARBUD Kabupaten Bandung Barat Membuka Kegiatan Pelatihan Dengan Tema “Pengembangan Desa Wisata Rende Yang Berbasis Pertanian dan Masyarakat”

BANDUNG, SITH.ITB.AC.ID – Desa Rende, Rabu/24 Januari 2018,Dekan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB bersama Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung Barat membuka kegiatan pelatihan yang merupakan tindak lanjut Perjanjian Kerjasama Dalam Pengembangan Desa Rende Sebagai Desa Wisata Berbasis Pertanian dan Masyarakat, yang telah ditandatangani pada tanggal 26 November 2017  oleh Dekan SITH ITB, Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha dan Kepala Disparbud Kab. Bandung Barat, Dra. Sri Dustirawati, M.Si.

Kegiatan pelatihan ini merupakan upaya untuk meningkatkan skill dan pengetahuan masyarakat Desa Rende dalam memasuki perubahan status desanya menjadi desa wisata. Sebagaimana dikemukakan oleh (Su, 2011), bahwa Kurangnya skill dan pengetahuan dalam mengelola sektor pariwisata menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan pariwisata pedesaan tersebut.

Selain itu, kegiatan pelatihan ini pun merupakan upaya Tim Anggota Kelompok Keahlian Manajemen Sumber Daya Hayati (KK-MSDH) dalam melaksanakan salah satu tugasnya, yaitu melaksanakan Pengabdian Pada Masyarakat.  Diharapkan masyarakat Desa Rende dapat belajar dan memahami materi-materi pelatihan yang sudah dikemas, dan diselaraskan dengan rencana pengembangan Desa Wisata Rende Yang Berbasis Pertanian dan Masyarakat. Materi pelatihan terdiri atas 15 (lima belas) modul, dan disampaikan oleh dosen-dosen dan tenaga praktisi yang professional dalam bidangnya.  Waktu pelaksanaan pelatihan dari mulai pertengahan Januari sampai dengan akhir Maret 2018, dan diselenggarakan tiap hari Sabtu.

Materi pelatihan disampaikan kepada kelompok-kelompok sasaran, seperti kelompok sadar wisata (Pokdarwis), BUMDes, Kelompok PKK, Kelompok Karang Taruna, Kelompok Gapoktan, dan Ibu-Ibu Rumah Tangga, hal ini dilakukan   supaya pelatihan tersampaikan dengan efektif, karena sesuai dengan kehendak dan kemampuan serta kebutuhan masyarakatnya. Selain itu sekaligus meningkatkan keberdayaan (empowering) masyarakat dengan pengalaman dalam merancang, melaksanakan, mengelola, dan mempertanggungjawabkan upaya peningkatan diri dan ekonominya.  Pendekatan dalam konsep pemberdayaan masyarakat dengan cara pelatihan ini adalah bahwa masyarakat tidak dijadikan objek dari berbagai proyek pembangunan, tetapi merupakan subjek dari upaya pembangunannya sendiri.

Strategi Dalam Pemberdayaan Masyarakat ini meliputi : (1) Mudah diterima dan didayagunakan oleh masyarakat sebagai pelaksana dan pengelola (Acceptable) ;  (2) Dapat dikelola oleh masyarakat secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan (Accountable) ; (3) Memberikan pendapatan yang memadai dan mendidik masyarakat untuk mengelola kegiatan secara ekonomis (Profitable); Hasilnya dapat dilestarikan oleh masyarakat sendiri sehingga menciptakan pemupukan modal dalam wadah lembaga sosial ekonomi setempat (Sustainable) ; dan (4) Pengelolaan dana dan pelestarian hasil dapat dengan mudah digulirkan dan dikembangkan oleh masyarakat dalam lingkup yang lebih luas (Replicable)

 

Pariwisata telah banyak dimanfaatkan sebagai strategi yang penting untuk pembangunan pedesaan,  sebagai alternatif dari sektor pertanian.   Maka melalui sektor pariwisata masyarakat Desa Rende dapat meningkatkan net benefit-nya dari partisipasi mereka dalam mengelola produk pariwisata .

X