Enter your keyword

SITH ITB Latih Petani Cilembu Produksi Gula Cair dan Perekat Alami Bernilai Ekonomi

SITH ITB Latih Petani Cilembu Produksi Gula Cair dan Perekat Alami Bernilai Ekonomi

Sumedang, sith.itb.ac.id – Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH), Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali merealisasikan komitmen pengabdian kepada masyarakat melalui program pemberdayaan petani di Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang. Kegiatan yang melibatkan partisipasi langsung para petani setempat ini hadir sebagai respons strategis terhadap permasalahan menahun yang mengancam produktivitas komoditas unggulan daerah tersebut, yakni serangan hama lanas (Cylas formicarius).

Inisiatif ini dilatarbelakangi oleh tingginya kerugian yang kerap dialami petani akibat serangan hama tersebut. Berdasarkan kondisi di lapangan, persentase kerusakan ubi akibat hama lanas dapat mencapai angka 30% pada kondisi normal dan melonjak drastis hingga 80% pada kondisi ekstrem. Tingginya angka kerusakan ini menyebabkan banyaknya ubi yang tidak layak jual (reject) dan berakhir menjadi limbah, yang jika tidak ditangani dengan tepat justru berpotensi menjadi sarang penyebaran hama lebih lanjut.

Merespons kondisi tersebut, tim pengabdian masyarakat SITH ITB yang dipimpin oleh Dr. Erly Marwani, MS., bersama anggota tim Ir. Yeyet Setiawati, M.Si. dan Dr. Lili Melani, M.Sc., memberikan pendampingan teknis untuk meningkatkan nilai tambah terhadap komoditas lokal. Melalui pelatihan ini, para petani juga diperkenalkan dengan metode pengolahan pascapanen untuk menyelamatkan kandungan pati dari produk ubi yang telah rusak.

Tim SITH ITB melatih para petani mengolah pati tersebut menjadi dua produk turunan yang memiliki nilai guna dan nilai jual. Produk pertama adalah gula cair, di mana pati ubi diproses menjadi pemanis alami yang berfungsi sebagai alternatif gula sehat untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri kecil. Selain dimanfaatkan sebagai bahan pangan, pati tersebut juga diformulasikan menjadi produk nonpangan berupa bahan perekat atau lem alami yang ramah lingkungan dan aman digunakan.

Kontribusi SITH ITB dalam program ini memberikan dampak positif dari dua aspek sekaligus. Dari aspek ekonomi, teknologi ini membuka peluang pendapatan baru bagi petani dengan mengubah limbah menjadi produk komersial.

Sementara itu, dari aspek pengendalian hama dan lingkungan, proses pengolahan ubi rusak ini secara efektif memutus siklus hidup hama lanas. Larva hama yang bersarang di dalam ubi akan mati selama proses pengolahan sehingga populasi hama pada musim tanam berikutnya dapat ditekan secara signifikan.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata peran aktif akademisi SITH ITB dalam menjembatani riset ilmiah dengan kebutuhan riil masyarakat, guna mendukung sistem pertanian yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan petani lokal.

Kontributor: Aura Salsabila Alviona (Bioteknologi, 2025)

Edito: JM

X