Enter your keyword

Adenna Yuska Nurrahman, mahasiswa Rekayasa Kehutanan 2014 mendapatkan “Best Oral Presentation” pada Seminar dan Kongres Perhimpunan Herpetologi Indonesia ke-V, UNPAD,  Jatinangor

Adenna Yuska Nurrahman, mahasiswa Rekayasa Kehutanan 2014 mendapatkan “Best Oral Presentation” pada Seminar dan Kongres Perhimpunan Herpetologi Indonesia ke-V, UNPAD, Jatinangor

(Penulis : Adenna Yuska Nurrahman)

SITH.ITB.AC.ID, BANDUNG – Adenna Yuska Nurrahman, mahasiswa Rekayasa Kehutanan, SITH  ITB,  angkatan 2014 dengan presentasi penelitiannya yang berjudul “Analisis Penggunaan Ruang pada Amfibi dan Reptil Menggunakan Metode Kernel Density Estimation (KDE) di Kampus ITB Jatinangor” menjadi pemakalah terbaik dalam seminar Perhimpunan Herpetologi Indonesia (PHI) yang bertajuk “Xenodermus 2017: Exploration and Conservation of Indonesian Herpetofauna Diversity Symposium and 5th Indonesian Herpetological Congress” yang diselenggarakan di kampus Universitas Padjadjaran (UNPAD), Jatinangor pada tanggal 10-12 November 2017.

Makalah tersebut merupakan hasil penelitian untuk melihat perubahan pola persebaran amfibi dan reptil di wilayah kampus ITB Jatinangor akibat perubahan tutupan lahan pada rentang waktu tahun 2016 – 2017. Penelitian dilakukan dengan mancatat titik koordinat perjumpaan amfibi dan reptil di wilayah kampus ITB Jatinangor selama periode inventarisasi. Kemudian, titik koordinat hasil perjumpaan diolah menggunakan software spasial yaitu ArcGis serta metode Kernel Density Estimation (KDE). KDE merupakan salah satu tool probabilitas statistik dari software spasial tersebut yang dapat digunakan untuk menggambarkan lokasi persebaran satwa liar pada suatu area tertentu.

Proyeksi KDE dari perjumpaan pada tahun 2016, menghasilkan luas persebaran dan penggunaan ruang oleh amfibi adalah 24,98 ha  dan menurun menjadi 24,58 ha pada tahun 2017. Terlihat bahwa perubahan lokasi persebaran amfibi di kampus ITB Jatinangor disebabkan oleh pembangunan gedung baru pada lahan yang sebelumnya adalah sebuah kolam rawa tertutup yang merupakan habitat baik bagi amfibi. Namun, setelah pembangunan gedung ini, persebaran amfibi berubah lokasi dan menempati lahan yang telah menjadi sawah. Hal ini disebabkan amfibi menyukai habitat berair untuk hidupnya. Luas penggunaan ruang oleh reptil pada tahun 2016 adalah 23,16 ha dan meningkat menjadi 32,81 ha pada tahun 2017. Bertambahnya luasan persebaran amfibi dikarenakan pembukaan tutupan lahan yang terjadi di kampus ITB Jatinangor. Pada tahun 2016, ketika pembukaan lahan di kampus ITB Jatinangor belum terlalu luas, terdapat  kesulitan dalam mengamati reptil,sedangkan pada tahun 2017, ketika pembukaan lahan semakin meluas, reptil menggunakan lahan terbuka tersebut untuk berjemur, sehingga mudah untuk diamati.

 
Penelitian ini adalah aplikasi dari ilmu pada mata kuliah Taksonomi Hewan dan Sistem Informasi Geografis yang merupakan mata kuliah wajib prodi Rekayasa Kehutanan ITB. Data persebaran amfibi dan reptil ini dapat menunjang mata kuliah Taksonomi Hewan sebagai bahan ajar praktikum, sedangkan, peta perbandingan hasil sebaran amfibi dan reptil dapat menjadi dasar untuk penelitian-penelitian selanjutnya di bidang keilmuan rekayasa kehutanan serta dapat juga dijadikan acuan oleh pihak kampus ITB Jatinangor untuk menata pembangunan gedung-gedung baru agar tidak menghilangkan biodiversitas kampus yang dimiliki.

 

X