Enter your keyword

MAHASISWA REKAYASA KEHUTANAN ITB PRAKTIK PERANCANGAN TEKNIK REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN DI KAKI GUNUNG GEULIS

MAHASISWA REKAYASA KEHUTANAN ITB PRAKTIK PERANCANGAN TEKNIK REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN DI KAKI GUNUNG GEULIS

[:id]

Penulis : Dr. Yayat Hidayat

Sebanyak 61 orang mahasiswa Rekayasa Kehutanan ITB, melakukan praktik Teknik Perancangan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) di kaki Gunung Geulis, kabupaten Sumedang, pada hari Sabtu (26.10.2019). Tujuan dari praktik lapang ini adalah untuk melatih merancang teknik penanaman pada lokasi bekas penggalian lahan, di lahan carik Desa Jatimukti. Kegiatan praktik tersebut merupakan bagian dari proses pembelajaran pada Mata Kuliah Teknik Silvikultur di ITB.  Pelaksanaan praktik lapangan tersebut dimbing oleh Dosen pengampu mata kuliah Teknik Silvikultur yaitu Dr. Ir. Yayat Hidayat, S.Hut, MSi IPM dan Dr. Susana Paulina Dewi, SHut. MSi.

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki mahasiswa kehutanan adalah mampu merancang teknik penanaman pada area yang hendak ditanami, agar program penanaman dapat berhasil dengan baik.  Rancangan Teknik (Rantek) penanaman sudah menjadi prosedur operasional standar (standard operational Procedure/SOP) di Kementerian LHK dalam melakukan upaya rehabilitasi hutan dan lahan. Oleh karena itu mahasiswa kehutanan sejak dini diajarkan bagaimana menyusun rantek yang baik.

Lokasi bekas galian di lahan carik Jatimukti merupakan objek menarik untuk pembelajaran bagi mahasiswa kehutanan dalam upaya bagaimana merehabilitasi lahan tersebut.  Diperlukan teknik tertentu untuk melakukan penanaman pada tapak (site) yang terdegradasi sangat berat dimana lapisan tanah pucuk (top soil) sudah tidak ditemukan lagi karena telah dianggkut ke tempat lain, yang tinggal di lokasi bekas galian hanya bebatuan.  Pada praktik penyusunan Rantek rehabilitasi lahan bekas galian mahasiswa dilatih untuk menilai level degradasi lahan, memilih komoposisi jenis yang akan ditanam, mendesain pola tanam, merekayasa (modifikasi) tapak penanaman, menentukan teknik penanaman yang tepat, serta mengaplikasikan teknik konervasi tanah dan air di area penanaman. Lokasi parktik sengaja dipilih di luar kampus untuk mengasah respek (kepedulian) mahasiswa terhadap keruaskan (degradasi) lahan karena aktivitas penggalian.

Lokasi lahan carik Desa Jatimukti, seluas lebih kurang 9,16 ha, mengalami kerusakan parah setelah adanya aktivitas penggalian oleh salah satu perusahaan.  Kejadian ini mengundang keprihatinan masyarakat di sekitar Gunung Geulis yang peduli lingkungan, mereka khawatir terjadi longsor yang akan menimpa perumahan penduduk yang berada tepat di bawahnya, pada musim hujan nanti.  Rasa keprihatinan tersebut telah disampaikan oleh masyarakat ke berbagai pihak berwenang, termasuk ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat pada beberapa waktu lalu, yang dipimpin oleh Saepudin, tokoh mesyarakat pegiat pelestari Gunung Geulis. Bahkan salah satu anggota DRPD tekah melakukan peninjauan langsung ke lokasi lahan carik Desa Jatimukti. Namun sampai pelaksanaan praktik mahasiswa ITB kegiatan tersebut masih tetap berlangsung.

Pada sesi akhir praktik para mahasiswa melakukan dialog interaktif dengan salah satu tokoh penggerak pegiat pelestari Gunung Geulis yang juga selaku Ketua Forum Komunikasi Gunung Geulis, Bapak Saepudin.  “Kami sebagai masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi galian sangat khawatir dan prihatin atas kerusakan lingkungan ini dan berharap para pihak segera menghentikan pengrusakan lahan serta meminta para pihak agar segera mencarikan solusi memulihkan (merehabilitasi) lahan tersebut. Kami sangat berterima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada ITB dan mahasiswa rekayasa hutan dan para pengajarnya yang telah respek membantu kami, membimbing melakukan perancangan rehabilitasi pada lahan bekasi galian di desa kami” demikian penuturan Saepudin dalam dialognya di depan para mahasiswa kehutanan ITB di lapangan.

Kunjungan (observasi) lapangan ini merupakan fase awal untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai kondisi umum (risalah) lokasi yang akan direhabilitasi. Data yang dikumpukan dan diukur antara lain data mikroklimat, edafis, kondisi vegetasi, level degradasi, serta riwayat aktivitas penggalian dlahan carik Desa Jatimukti.  Data tersebut akan diolah para mahasis untuk menyusun buku Rantek Penanaman di lahan bekas galian.

 

 

Gambar 1. Pengarahan dari Dosen Pengampu Teknik Silvikultur

Gambar 2. Pengarahan dari Asisten Teksil dan Ketua Hima Syelva

Gambar 3. Menuju lokasi galian lahan carik Jatimukti

Gambar 4. Kondisi bekas galian di lahan carik Desa Jatimukti

Gambar 5. Rehat sejenak setelah melakukan pengukuran data mikroklimat

Gambar 6. Alat berat masih beroperasi di lahan carik Jatimukti, saat praktik berlangsung

 

Gambar 7. Dialog interaktif dengan ketua Forum Komunikasi Gunung Geulis

[:]

X