Enter your keyword

SITH-ITB Gelar Program Pengabdian Masyarakat di Desa Genteng

SITH-ITB Gelar Program Pengabdian Masyarakat di Desa Genteng

Ditulis oleh : Dr. Ramadhani Eka Putra, Dr. Mia Rosmiati, dan Fakhira Rifanti M., S.T.

Foto Bersama Kegiatan Program Pengabdian Masyarakat oleh Dr. Ramadhani Eka Putra dan Dr. Mia Rosmiati (SITH – ITB) dengan para petani di Kab. Sumedang

SUMEDANG, SITH.ITB.AC.ID – Sebagai bentuk penyaluran kebermanfaatan teknologi untuk membantu meningkatkan kesejahteraan para petani di wilayah pedesaan, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB kembali melaksanakan Program Pengabdian Masyarakat (PPM) yang didanai Ristekdikti kepada para petani Kabupaten Sumedang pada hari Minggu, 15 September 2019 di Desa Genteng, Kec. Sukasari, Kab. Sumedang, Jawa Barat. Kegiatan yang diketuai oleh Dr. Ramadhani Eka Putra dan beranggotakan Dr. Mia Rosmiati ini termasuk ke dalam skema Program Pemberdayaan Masyarakat Unggulan Perguruan Tinggi (PPMUPT) yang berjudul “Diseminasi Teknologi Pemanfaatan Serangga sebagai Peningkatan Produksi Pertanian, Penyedia Sumber Nutrisi, Pengolah Limbah Organik, dan Bahan Baku Industri pada Kelompok Tani Berbasis Budidaya dan Pengolahan Kopi”. Pelatihan ini melibatkan sejumlah petani dan peternak dari berbagai kelompok tani di Desa Genteng dan Nagarawangi, kelompok wanita tani (KWT), dan sekaligus didampingi oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Sumedang.

Kabupaten Sumedang memiliki potensi sumberdaya hayati yang melimpah diantaranya pertanian hortikultura, perkebunan kopi, peternakan sapi potong dan domba. Namun, para petani masih terikat dengan bebagai masalah yang mengancam kesejahteraannya seperti produktivitas dan kualitas kopi, pencemaran limbah pertanian dan peternakan, serta rendahnya pendapatan petani. Maka dari itu, pada kesempatan ini, Dr. Ramadhani mensosialisasikan inovasi teknologi pertanian mengenai pemanfaatan lebah Trigona laeviceps dan lalat tentara hitam (Black Soldier Fly atau BSF) yang potensial diterapkan di kalangan petani Kab. Sumedang untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan menambah penghasilan petani. Hal ini juga merupakan aplikasi konsep pembangunan sistem pertanian terpadu (integrated farming system) dimana introduksi komponen berupa serangga yang bermanfaat ke dalam suatu sistem pertanian dapat meningkatkan hasil panen, efisiensi dan efektivitas budidaya, menambah produk turunan, dan menambah masukan bagi petani.

Sesi Penjelasan Budidaya Lebah Trigona oleh Dr. Ramadhani E. P.

“Di Jawa Barat ini, banyak sekali lebah trigona namun perlahan-lahan hilang karena semakin sedikitnya hutan bambu. Oleh karena itu, kami ingin menyelamatkan dia di alam dan mengenalkan kepada para petani sebelum dia hilang. Di PPM ini petani akan diajarkan dari mulai mencari koloni di alam, membudidayakannya dan panen madu dan propolis”, ujar Dr. Ramadhani.

Teknologi yang selanjutnya diperkenalkan adalah budidaya BSF dari mulai telur, larva, pupa dan lalat dewasa. BSF ini nyatanya banyak ditemukan di limbah kulit ceri kopi namun petani tidak memiliki banyak informasi mengenai keuntungan dan cara budidayanya. Dijelaskan bahwa BSF memiliki keuntungan diantaranya fase larva berperan sebagai biokonversi sampah organik yang dapat menyelesaikan masalah limbah, larva dan prepupa dapat menjadi sumber protein tinggi untuk pakan ternak seperti ayam, bebek dan ikan dan sisa proses dekomposisi sampah organik bisa dijadikan kompos dan pupuk cair berkualitas tinggi untuk lahan pertanian sehingga mengurangi input pupuk dari luar dan menghemat pengeluaran petani. Dr. Ramadhani juga menjelaskan bahwa kandungan maggot protein BSF dapat mencapai 40% dan dapat  membuat daging ayam menjadi lebih gurih.

Sesi penjelasan budidaya BSF dan praktek lapang

Disamping beberapa teknologi yang dijelaskan, untuk mengatasi permasalahan limbah dan pakan ternak di kalangan peternak Desa Genteng, Tim PPM juga mengadakan pelatihan pembuatan hijauan pakan ternak dan teknologi vermikompos dengan bekerjasama dengan praktisi-praktisi. Harapannya, PPM ini dapat membawa kebermanfaatan dan dampak yang besar bagi para petani dan ujungnya menghasilkan unit-unit usaha seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang dapat mendongkrak kesejahteraan petani.

X