Enter your keyword

Sejarah Haurngombong

1. Bpk. Sulaksono (1987-1993)

  • Pemanfaatan lahan berupa penanaman pohon murbei untuk pakan ulat sutra dalam rangka kegiatan penelitian
  • Pembelian lahan terus dilakukan hingga tahun 1990 dari warga karena penelitian membutuhkan lahan yang lebih luas.
  • Total luas lahan yang dibeli sebanyak 28.000 m (2,8 Ha).
  • Fasilitas yang dibangun yaitu Villa untuk tempat menginap dan gedung lab penelitian ulat sutra
  • Perbaikan gorong-gorong di sisi belakang yang berbatasan permukiman warga Kampung Pangaseran, Desa Haurngombong
  • Pemeliharaan dan penjagaan kebun serta fasilitasnya dilakukan oleh Aki Ahmat, Pak Wiratma dan Pak Atang Sujana.

2. PAU (1993-1998)

  • Lahan kebun dialihkan ke PAU dari Tim Peneliti yang dipimpin Bapak Sulaksono. Direktur PAU bpk Nursalam (Pendiri Lapi)
  • Selama ini periode ini, tidak ada kegiatan sama sekali.
  • Lahan terbengkalai hingga tahun 1998.

3. Bpk. Kondi Rosadi & Bpk. Dasa (1998-2000)

  • Lahan dimanfaatkan untuk penamanan cabe, tomat, jahe, dan tanaman hortikultura.
  • Pemanfaatan lahan untuk budidaya cabai dan tanaman hortikultura menggunakan dana pribadi.
  • Keuntungan yang diperoleh, sebagian disisihkan untuk ITB.
  • Mulai tahun 2004, lahan mulai dikelola Yayasan Ganesha dengan diprakarsai Pak Kondi.

4. Yayasan Ganesha (2000-2004)

  • Lahan dimanfaatkan untuk usaha ternak sapi perah sebanyak 8 ekor.
  • Pemeliharaan ternak dilakukan Pa Atang Sujana. Sedangkan Aki Ahmat sudah sangat lanjut usianya sehingga sudah tidak mampu memelihara ternak.
  • Fasilitas yang dibangun yaitu kandang sapi
  • Pengelolaan lahan yang dikelola Pak Kondi dalam wadah Yayasan Ganesha, kemudian dialihkan ke Direktorat SP karena usaha ternak sapi sudah tidak memungkinkan untuk diteruskan.

5. Direktorat SP ITB (2004-2008)

  • Pengelolaan lahan dialihkan ke Direktorat SP. Direktorat SP pada saat itu dipimpin Bapak Komang.
  • Pada tahun 2007, palang penanda lahan ITB mulai dipasang.
  • Selama periode ini pula, tidak ada kegiatan di lahan..
  • Pada periode ini (tahun 2004), Aki Ahmat meninggal dunia. Sejak saat itu, pemeliharaan dan penjagaan lahan dilakukan Pak Atang Sujana seorang diri.

6. LAPI ITB (2008-2015)

  • Pengelolaan lahan beralih ke LAPI ITB yang diprakarsai Bapak Komang yang menjabat Direktur LAPI ITB.
  • Pemanfaatan lahan yang dilakukan LAPI ITB yaitu berupa penamanan buah mangga, durian, gamelina, jabon, dan tanaman buah lainnya.
  • Fasilitas yang dibangun yaitu pembuatan akses jalan baru dari sisi selatan yang saat ini digunakan dan perbaikan sarana MCK yang sudah ada sebelumnya.
  • Pada periode ini, dilakukan pematokan batas-batas oleh oleh Direktorat SP ITB tahun 2011. Selain itu dilakukan pemasang ulang plang karena ada beberapa yang hilang dicuri atau rusak.

7. Direktorat Eksekutif Kampus Jatinangor (2015 – 2019)

  • Pemanfaatan lahan meliputi kegiatan penelitian dosen dan usaha tani.
  • Dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan teknologi pertanian tepat guna dan bakti sosial untuk masyarakat sekitar terutama untuk anak yatim dan kegiatan masyarakat lainnya.
  • Komoditas pertanian yang dibudidayakan yaitu ubi cilembu, buah naga, aneka pisang, jagung, singkong, penanaman kopi.
  • Direktorat Eksekutif Kampus Jatinangor melakukan pengukuran ulang lahan dan membuat denah pemanfaatan lahan.
  • Fasilitas yang dibangun meliputi Rumah Plastik, Rumah Lebah, biogas, kantor, gazebo, kolam ikan, kandang domba dan perbaikan rumah Pak Atang Sujana. Pembangunan fasilitas tersebut bertujuan untuk menunjang kegiatan penelitian dan kegiatan harian lainnya.
  • Pada akhir tahun 2019, dilakukan transisi pengelolaan lahan kepada Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH).
  • Mulai awal tahun 2020, pengelolaan secara resmi beralih ke SITH.

8. Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (2020 – sekarang)

  • Lahan ITB di Haurngombong dimanfaatkan sebagai laboratorium Lapangan dengan nama Kebun Pendidikan Haurngombong.
  • Kegiatan yang dilaksanakan meliputi : Penelitian dosen, Penelitian tesis mahasiswa, Tugas akhir mahasiswa, Pengabdian kepada masyarakat, Pemeliharaan komoditas hortikultura dan perkebunan, budidaya tanaman pangan serta penanaman komoditas baru, Pengolahan pascapanen, Perawatan/perbaikan fasilitas yang sudah ada & Pembangunan fasilitas baru
X