Enter your keyword

4th Agrifasco : Pengembangan Komoditas Lokal melalui Urban Farming

4th Agrifasco : Pengembangan Komoditas Lokal melalui Urban Farming

Penulis : Himpunan Mahasiswa Rekayasa Pertanian – Himarekta

Mencoba Menjawab Permasalahan Pertanian

Kebutuhan pangan yang tidak terpenuhi disebabkan oleh pemanfaatan sumber daya alam tanpa sistem pertanian yang terintegrasi. Mahasiswa merupakan agent of change yang mempunyai peranan dalam membantu pembangunan negara serta memupuk kepedulian dan pengabdian kepada masyarakat, salah satunya di bidang pertanian. Kegiatan 4th Agricultural Farming System Competition (Agrifasco) bertujuan untuk memunculkan gagasan-gagasan baru mengenai potensi lokal yang dapat dioptimalkan melalui inovasi di bidang pertanian, memberikan pencerdasan mengenai pertanian kepada mahasiswa, akademisi dan masyarakat pada umumya serta memperkenalkan komunitas-komunitas pertanian yang sedang berkembang saat ini.

Urban Farming dan Komoditas Lokal sebagai Potensi

4th Agrifasco mengambil temaOptimizing local resources potential through urban farming to create a self-reliant and sustainable agriculture (pemanfaatan sumber daya lokal berbasis pertanian urban untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan dan berdikari)’. Pengembangan pertanian dengan lahan sempit di perkotaan bisa menjadi solusi permasalahan pangan karena turunnya jumlah petani, urbanisasi, dan keterbatasan lahan hingga kini jadi masalah serius dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Komoditas pangan lokal sebenarnya punya potensi berdaya saing global. Namun sayang, hingga kini potensi tersebut belum tergarap dengan serius sehingga kalah bersaing dengan produk pangan negara lain.

Mengumpulkan Inovasi melalui Lomba, Expo, dan Seminar

Lomba karya tulis ilmiah 4th Agrifasco memiliki empat sub tema yaitu 1) Pengembangan ekonomi kreatif melalui urban farming, 2) Zero waste agriculture, 3) Inovasi teknologi dalam urban farming, dan 4) Produk inovatif berbahan baku komoditas lokal. Lomba ini dapat diikuti oleh tim mahasiswa D3 atau S1 yang berasal dari segala disiplin ilmu dan dari seluruh perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. Juara 1 sampai 3 dimenangkan oleh Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Jember. Poster favorit berdasarkan voting oleh pengunjung expo The Art of Urban Farming dimenangkan oleh Universitas Diponegoro.

Lomba Fotografi 4th Agrifasco memiliki dua sub tema yaitu penerapan urban farming di perkotaan dan keanekaragaman komoditas lokal dari seluruh Indonesia (dapat dalam bentuk olahan ataupun produk mentah). Tahap submission ditutup pada 15 September 2018 dan pemenang diumumkan pada 29 September 2018. Juara 1 dimenangkan oleh Irfan Hilmi Fauzan dari Institut Teknologi Bandung, juara 2 oleh Josephine Tandiono dari Institut Teknologi Sepuluh November, dan juara 3 oleh Josephine Bianca Rucita dari Institut Teknologi Bandung.

Expo The Art of Urban Farming merupakan kegiatan kolaborasi antara panitia Peringatan 70 Tahun Pendidikan Biologi ITB dengan panitia 4th Agrifasco yang berasal dari Himpunan Mahasiswa Rekayasa Pertanian ITB. Expo yang dapat dikunjungi tanpa membayar tiket masuk ini diadakan di Lapangan CC Timur ITB selama dua hari yaitu Sabtu dan Minggu tanggal 6-7 Oktober 2018. Expo yang mengusung taglineFor A Healthy Lifestyle’ ini terbagi menjadi dua jenis kegiatan yaitu free activities dan workshop. Free activities merupakan kegiatan yang dapat dinikmati pengunjung tanpa dibatasi jumlah pesertanya, yang terdiri dari cooking demo, morning yoga, talkshow, live music, edukasi himpunan-himpunan mahasiswa program studi SITH ITB, dan stand-stand tenant. Gerakan gaya hidup sehat dihadirkan di expo ini melalui hadirnya para praktisi urban farming, komunitas, kelompok binaan, artisan

Mencoba Menjawab Permasalahan Pertanian

Kebutuhan pangan yang tidak terpenuhi disebabkan oleh pemanfaatan sumber daya alam tanpa sistem pertanian yang terintegrasi. Mahasiswa merupakan agent of change yang mempunyai peranan dalam membantu pembangunan negara serta memupuk kepedulian dan pengabdian kepada masyarakat, salah satunya di bidang pertanian. Kegiatan 4th Agricultural Farming System Competition (Agrifasco) bertujuan untuk memunculkan gagasan-gagasan baru mengenai potensi lokal yang dapat dioptimalkan melalui inovasi di bidang pertanian, memberikan pencerdasan mengenai pertanian kepada mahasiswa, akademisi dan masyarakat pada umumya serta memperkenalkan komunitas-komunitas pertanian yang sedang berkembang saat ini.

Urban Farming dan Komoditas Lokal sebagai Potensi

4th Agrifasco mengambil temaOptimizing local resources potential through urban farming to create a self-reliant and sustainable agriculture (pemanfaatan sumber daya lokal berbasis pertanian urban untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan dan berdikari)’. Pengembangan pertanian dengan lahan sempit di perkotaan bisa menjadi solusi permasalahan pangan karena turunnya jumlah petani, urbanisasi, dan keterbatasan lahan hingga kini jadi masalah serius dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Komoditas pangan lokal sebenarnya punya potensi berdaya saing global. Namun sayang, hingga kini potensi tersebut belum tergarap dengan serius sehingga kalah bersaing dengan produk pangan negara lain.

Mengumpulkan Inovasi melalui Lomba, Expo, dan Seminar

 Lomba karya tulis ilmiah 4th Agrifasco memiliki empat sub tema yaitu 1) Pengembangan ekonomi kreatif melalui urban farming, 2) Zero waste agriculture, 3) Inovasi teknologi dalam urban farming, dan 4) Produk inovatif berbahan baku komoditas lokal. Lomba ini dapat diikuti oleh tim mahasiswa D3 atau S1 yang berasal dari segala disiplin ilmu dan dari seluruh perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. Juara 1 sampai 3 dimenangkan oleh Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Jember. Poster favorit berdasarkan voting oleh pengunjung expo The Art of Urban Farming dimenangkan oleh Universitas Diponegoro.

Lomba Fotografi 4th Agrifasco memiliki dua sub tema yaitu penerapan urban farming di perkotaan dan keanekaragaman komoditas lokal dari seluruh Indonesia (dapat dalam bentuk olahan ataupun produk mentah). Tahap submission ditutup pada 15 September 2018 dan pemenang diumumkan pada 29 September 2018. Juara 1 dimenangkan oleh Irfan Hilmi Fauzan dari Institut Teknologi Bandung, juara 2 oleh Josephine Tandiono dari Institut Teknologi Sepuluh November, dan juara 3 oleh Josephine Bianca Rucita dari Institut Teknologi Bandung.

Expo The Art of Urban Farming merupakan kegiatan kolaborasi antara panitia Peringatan 70 Tahun Pendidikan Biologi ITB dengan panitia 4th Agrifasco yang berasal dari Himpunan Mahasiswa Rekayasa Pertanian ITB. Expo yang dapat dikunjungi tanpa membayar tiket masuk ini diadakan di Lapangan CC Timur ITB selama dua hari yaitu Sabtu dan Minggu tanggal 6-7 Oktober 2018. Expo yang mengusung taglineFor A Healthy Lifestyle’ ini terbagi menjadi dua jenis kegiatan yaitu free activities dan workshop. Free activities merupakan kegiatan yang dapat dinikmati pengunjung tanpa dibatasi jumlah pesertanya, yang terdiri dari cooking demo, morning yoga, talkshow, live music, edukasi himpunan-himpunan mahasiswa program studi SITH ITB, dan stand-stand tenant. Gerakan gaya hidup sehat dihadirkan di expo ini melalui hadirnya para praktisi urban farming, komunitas, kelompok binaan, artisan makanan sehat, dan produk ramah lingkungan yang akan menunjukkan cara hidup sehat dengan bidangnya masing-masing.

Seminar nasional 4th Agrifasco mengambil tema utama dan mengundang tiga pembicara yaitu  Dr. Ramadhani Eka Putra, PhD (dosen SITH ITB), Puji Hatmoko (CEO Kang Puj Farm) dan Juwita (Owner Waidafarm). Dilaksanakan pada 7 Oktober 20118 di Aula Timur ITB pukul 07.00 sampai 13.00 dan diikuti oleh 60 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat umum.

makanan sehat, dan produk ramah lingkungan yang akan menunjukkan cara hidup sehat dengan bidangnya masing-masing.

Seminar nasional 4th Agrifasco mengambil tema utama dan mengundang tiga pembicara yaitu  Dr. Ramadhani Eka Putra, PhD (dosen SITH ITB), Puji Hatmoko (CEO Kang Puj Farm) dan Juwita (Owner Waidafarm). Dilaksanakan pada 7 Oktober 20118 di Aula Timur ITB pukul 07.00 sampai 13.00 dan diikuti oleh 60 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat umum.

X