Enter your keyword

Seminar Nasional : Keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem dari kawasan pegunungan

Seminar Nasional : Keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem dari kawasan pegunungan

Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB bekerjasama dengan Masyarakat biodiversitas indonesia (MBI) akan menggelah seminar nasional yang bertemakan “Keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem dari kawasan pegunungan” yang akan dilaksanakan di Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) Jatinangor, Sumedang. pada Sabtu, 13 Juni 2015 Pukul: 08.00-16.00 WIB . Datar an tinggi merupakan bagian kecil dari kontur bumi, namun memegang peranan penting dalam iklim dan geomorfologi. Daur hidrologi sangat tergantung pada kawasan pegunungan. Kurang dari 20% permukaan bumi di Indonesia terletak di dataran tinggi (> 1000 m dpl.). Hanya di Papua, dataran tinggi mencakup kawasan yang cukup luas. Sementara di Jawa, luasnya kurang dari 7%, di mana sebagian besar terletak di bagian barat pulau Jawa. Dataran tinggi merupakan botspot berbagai hidupan liar yang khas dan endemik, serta menjadi salah satu tempat perlindungan terakhir bagi hidupan liar. Keunikan ekosistem dataran tinggi menyebabkan munculnya keunikan keanekaragaman hayati dan budaya masyarakat. Namun pertambahan penduduk dan kemakmuran, menjadi ancaman bagi dataran tinggi dengan semakin banyaknya kawasan terbangun. Seminar nasional ini diharapkan dapat menjadi sarana bertukar ide-ide baru atau hasil-hasil penelitian baru mengenai keanekaragaman hayati di kawasan dataran tinggi, namun tidak menutup diseminasi untuk ilmu dan teknologi hayati secara luas. Dalam Seminar tersebut akan di hadiri oleh pemakalah utama yaitu : 1. Prof. Dr. Tati Samsuddin (Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung, Bandung; Pjt. Ketua MBI Jawa Barat) Lahir 26 Maret 1957. Menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 di ITB Bandung secara berturt-turut pada 1982 dan 1986, serta menyelesaikan pendidikan S3 untuk gelar DEA dan Doctorate di Universite de Pau et des Pays de l`Adour, France masing-masing pada 1987 dan 1990. Dikukuhkan sebagai Guru Besar penuh dalam bidang Ekologi di Institut Teknologi Bandung pada 2010. Beliau adalah pakar Ekologi Eksperimen. Penelitian terbarunya mencakup penelitian molekuler untuk daya tahan kedelai terhadap perubahan iklim, rekayasa ekosistem fauna tanah pada budidaya kakao, hinggaperubahan distribusi lalat buah akibat perubahan iklim global. Jabatan pada saat ini adalah Guru Besar Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH), Institut Teknologi Bandung. Beliau adalah juga Pjt. Ketua MBI Wilayah Jawa Barat. Nama beliau tercatat pada Scopus. Email: tati@sith.itb.ac.id 2. Prof. Dr. Arrijani (Universitas Negeri Manado, Tondano) Lahir di Enrekang, Sulawesi Selatan, 15 Juni 1968. Menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Negeri Manado, S-2 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, dan S3 di Institut Pertanian Bogor (2006). Merupakan Guru Besar pada Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Manado, Tondano dengan minat utama pada ekologi tumbuhan. Beliau memilliki perhatian lebih terhadap ekosistem dataran tinggi dan daerah aliran sungai. Disertasinya mengenai keanekaragaman tumbuhan di dataran tinggi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Beliau juga memiliki minat pada kajian Taksonomi Tumbuhan, diantaranya melakukan revisi pada marga Knema di Jawa. Beliau adalah salah seorang pendiri Masyarakat Biodiversitas Indonesia mewakili region Sulawesi. Email: arjan_abdullah@yahoo.co.uk 3. Dr. Laode M. Harjoni Kilowasid (Universitas Haluoleo, Kendari) Lahir di Lawa, Sulawesi Tenggara, 6 Januari 1969. Menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Halu Oleo, Kendari (1993), S-2 dan S3 di Institut Teknologi Bandung (2000 dan 2012). Merupakan pengajar pada Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo, Kendari dengan minat utama pada ekologi hewan, khususnya fauna tanah. Disertasinya mengenai rekayasa komunitas makrofauna tanah untuk menjaga kesuburan. Email: lohardjoni2@yahoo.co.id

X