Enter your keyword

Public Lecture Series “Application of Embryo Biotechnology for Human Assisted Reproductive Technology”

Public Lecture Series “Application of Embryo Biotechnology for Human Assisted Reproductive Technology”

Penulis : Deti Nurdianti Kuswatiningsih, S. Si., M.Si

BANDUNG, SITH.ITB.AC.ID – Pada hari Selasa (24 April 2018) Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) kembali menggelar kuliah umum sebagai bagian dari kegiatan perkuliahan sekaligus merupakan rangkaian Peringatan 70 Tahun Pendidikan Biologi – ITB. Kuliah umum kali ini mengambil tema “Application of Embryo Biotechnology for Human Assisted Reproductive Technology” dengan menghadirkan Prof. Arief Boediono, PhD sebagai narasumber. Prof. Arief merupakan profesor dari Departemen Anatomi, Fisiologi & Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Beliau juga merupakan seorang praktisi di bidang bayi tabung di Indonesia.

Kuliah umum yang dilaksanakan di Ruang Serbaguna Lantai 1 Gedung Perpustakaan Pusat ITB ini dihadiri oleh lebih dari 90 orang peserta yang berasal dari mahasiswa yang mengambil mata kuliah Perkembangan Hewan, mahasiswa S2 Bioteknologi, dan mahasiswa-mahasiswa yang melakukan penelitian di bidang perkembangan hewan. Hal yang menarik, kuliah ini juga dihadiri oleh mahasiswa dari Universitas Padjajaran dan salah satu universitas di Korea. Pada kesempatan kali ini Prof Arief menyampaikan materi yang sangat menarik, mulai dari latar belakang kebutuhan adanya teknologi reproduksi berbantu, jenis-jenis teknologi reproduksi berbantu, proses bayi tabung, sampai pada berbagai teknologi yang saat ini sudah dikembangkan dalam pelayanan bayi tabung di Indonesia, seperti Intra-cytoplasmic Sperm Injection (ICSI), Intra-cytoplasmic Morfologically Sperm Injection (IMSI), Assisted Hatching, VIP incubator, Time lapse Incubator, dan Pre-implantation Genetic Screening (PGS).

 

Peserta yang hadir terlihat antusias mengikuti materi yang disampaikan. Hal ini terlihat dari senyum yang tersungging dan tawa yang terdengar sepanjang penyampaian materi yang penerapannya sangat dekat dengan kehidupan para peserta. Menjawab pertanyaan dari Bellam yang cukup liar terkait kemungkinan riset dengan manipulasi pada embrio manusia, Prof. Arief tidak segan menyampaikan berbagai pengalamannya terkait hal itu, “Secara teknologi hal itu bisa dilakukan. Tapi riset dengan manusia terbentur pada etika, jadi tidak bisa sembarangan. Untungnya di Indonesia ada MUI (Majelis Ulama Indonesia, red.)” begitu tutur beliau.

 

 

X