Nama anggrek berasal dari serapan Bahasa Jawa, yaitu “menggrak-menggrik” yang berarti kuru banget (kurus sekali), lelaranen (penyakitan) karena dianggap sulit hidup, tumbuh lambat, hidup segan mati tak mau. Hal ini didasarkan pada sifat pertumbuhan anggrek yang terbilang sangat lambat. Umumnya anggrek membutuhkan waktu diatas 3 tahun untuk mencapai fase dewasa (generatif) dalam kondisi teknis budidaya. Selama hidupnya yang panjang, anggrek hijau sepanjang tahun atau menggugurkan daunnya.  Beberapa jenis anggrek seperti Cypripedium calceolus dapat hidup 30-100 tahun (Kull, 1999). Masa vegetative sebelum berbunga bisa berlangsung dari empat sampai tujuh tahun bahkan lebih (Kull, 1999). Hal ini kemungkinan berkaitan dengan pola pertumbuhan yang lambat dan kapasitas fotosintesis yang rendah (Schmidt dan Zotz, 2002; Shefferson, 2006). Tentunya di alam anggrek membutuhkan waktu jauh lebih lama untuk mencapai fase dewasa.

Anggrek merupakan salah satu dari berbagai jenis tanaman hias yang beredar di seluruh penjuru dunia, baik berupa bunga potong maupun sebagai pot plant untuk menghiasi ruangan.  Anggrek juga merupakan salah satu tanaman hias paling tua yang pernah ada dan paling bertahan dibandingkan tanaman hias lainnya.