Kuliah Tamu : Teknik Penerbangan Drone yang Aman dan Baik untuk Pengelolaan Sumberdaya Hayati dan Photo Videography Udara
Penulis : Humas SITH
JATINANGOR, SITH.ITB.AC.ID – Rabu, 27 November 2019 bertempat di GKU 2 Kampus ITB Jatianangor Dr. Hikmat Ramdan kembali menghadirkan Pilot Ahli Drone. Dalam kesempatan tersebut pemateri memberikan kuliah kepada para mahasiswa Program Studi Rekayasa Kehutanan dan Program Studi Rekayasa Pertanian SITH-ITB khususnya dan umumnya untuk para peserta yang tertarik untuk mengenal lebih tentang perkembangan teknologi pesawat tanpa awak tersebut. Dalam kesempatan ini Andre Djohan (Agro Drone) yang juga sebagai instruktur sertifikasi Asosiasi Pilot Drone Indonesia (APDI) mendapat kesempatan sebagai pemateri.
Andre Djohan memulai materi dengan memperkenalkan perkembangan drone di dunia. Dalam perkembangannya pesawat tanpa awak ini sudah digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti keperluan fotografi, pendukung pertanian, kebutuhan perang, transportasi dan masih banyak lainnya. Sebelum memperkenalkan lebih jauh tentang Drone yang digunakan untuk keperluan pertanian, pemateri terlebih dahulu memperkenalkan penggunaan drone secara umum dan menjelaskan komponen penting dan komponen pendukung yang ada pada drone.
Untuk keperluan pertanian, Drone yang diperkenalkan yaitu khusus untuk membantu melakukan penyemprotan pada tanaman. Penyemprotan yang biasa dilakukan oleh tenaga manusia dengan menggendong tangki yang berisi air dan berjalan diganti dengan tenaga pesawat tanpa awak ini. Oleh sebab itu, Drone yang digunakan mempunyai ukuran yang cukup besar karena harus membawa beban tangki berisi air yang cukup berat. Penggunaan drone ini sudah didukung dengan fasilitas otomatisasi, mulai dari penghitungan lahan yang akan disemprot sampai dosis penyemprotan pada tanamannya. Karena beban yang cukup berat, kekuatan baterai drone yang digunakan untuk penyemprotan baru mampu menerbangkan drone kurang lebih 10 – 20 menit. Namun meskipun waktu terbang yang tidak lama, penyebaran semprotan drone bisa mencapai kurang lebih 1 hektar dalam sekali terbang.
Setelah selesai pembahasan di dalam kelas, perkenalan drone untuk penggunaan pertanian dilanjutkan di lapangan agar para peserta dapat langsung melihat dan mempraktekan drone besar tersebut.