Paspanisasi HMPP Vadra ITB, Bekali Anggota untuk Memasuki Dunia Profesional
Kegiatan Paspanisasi yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Pascapanen (HMPP) Vadra Institut Teknologi Bandung (ITB). (Dok. pribadi)
JATINANGOR, itb.ac.id – Tahap transisi antara kehidupan kampus dan dunia profesional kerap menimbulkan kebingungan, baik di kalangan mahasiswa maupun lulusan baru. Kebingungan ini sebagian besar disebabkan oleh kurangnya pengalaman praktis dalam mencari pekerjaan dan membangun karier.
Terkait hal itu, Himpunan Mahasiswa Pacapanen (HMPP) Vadra Institut Teknologi Bandung (ITB) mendukung pengembangan karier anggotanya melalui pelatihan profesional berupa kegiatan Paspanisasi. Kegiatan ini digelar di ITB Kampus Jatinangor, Sabtu (16/3/2024) dengan tema “Optimize Your Profile for Career Growth and Peek into Professional Life”.
Narasumber kegiatan ini ialah Apri Rokhiyadi, yang biasa disapa Kak Apri, lulusan Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB. Saat ini beliau bekerja di PT Telkom Indonesia. Pria yang sedang menjadi kandidat Master of Science di New York University ini memberikan wawasan tentang dunia kerja dengan fokus mempersiapkan profil untuk masuk ke dunia profesional.
Kak Apri mengatakan bahwa lulusan baru kerap mengalami persaingan sengit dan penuh tantangan untuk meraih posisi di perusahaan impian. “Untuk mendapatkan posisi di company impian kita, tidak ada formula yang pasti. Setiap orang akan menghadapi banyak banget kesempatan maupun challenge yang harus dihadapi sebagai fresh graduate,” ujarnya.
Menurutnya, ada empat langkah penting yang bisa diambil untuk dapat berkompetisi dalam dunia profesional. Langkah ini dapat dilakukan tepat saat masih di jenjang perguruan tinggi atau sebagai lulusan baru. Keempat langkah tersebut adalah memahami kelemahan dan kekurangan diri sendiri, mencari tahu pekerjaan yang sesuai dengan kelemahan dan kekurangan tersebut, mengasah kemampuan dan memperluas pengetahuan yang relevan dengan posisi yang ingin dilamar, dan menemukan orang yang dapat membantu mencapai tujuan karier kita.
Selain itu, lanjutnya, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat melakukan pencarian pekerjaan. Salah satunya proses bisnis suatu perusahaan. Perusahaan besar kerap mapan dalam industrinya, sementara perusahaan rintisan (start-up) bisa menghadapi tantangan ganda dalam mengembangkan usahanya. Meski demikian, pengalaman bekerja di start-up memberikan pembelajaran yang lebih luas. “Ketika aku bekerja di start-up, aku merasa belajar sangat banyak,” ujar Kak Apri.
Kak Apri memberikan tips agar dapat menonjol dan menarik para perekrut. Pertama, fokus pada personal branding dengan memanfaatkan media sosial. Lalu, tunjukkan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki dengan mempertahankan pola pikir pemenang, yaitu siap untuk menghadapi kesuksesan dan kegagalan.
Upaya menggambarkan dengan jelas kemampuan dan nilai-nilai yang dimiliki harus diiringi dengan pembuatan Curriculum Vitae (CV) yang baik untuk memperkuat kesan positif yang telah dibangun. Dengan demikian, konsep personal branding tidak hanya sekadar mempromosikan diri sendiri, namun juga meninggalkan kesan yang kuat dan konsisten dalam upaya mendapatkan kesempatan karier yang diinginkan.
Di akhir acara, Kak Apri memberikan konsultasi CV gratis kepada peserta. Hal ini diharapkan dapat membawa manfaat langsung melalui pengenalan konsep personal branding dalam memasuki dunia profesional.
Reporter: Atika Widya Nurfaizah (Teknologi Pascapanen, 2021)
Sumber (itb.ac.id)