Enter your keyword

Kembangkan Pembalut Biodegradable Dari Limbah Pelepah Pisang, Mahasiswi SITH ITB Raih Juara 3 Business Plan Competition AFC 16

Kembangkan Pembalut Biodegradable Dari Limbah Pelepah Pisang, Mahasiswi SITH ITB Raih Juara 3 Business Plan Competition AFC 16

Tim The Bananabees dari Rekayasa Pertanian ITB meraih Juara 3 Business Plan Competition dalam ajang Agricultural Food Competition (AFC) Season 16 di Universitas Jenderal Soedirman

 

JATINANGOR, sith.itb.ac.id – Salwa Salsadila, Kezia Wira Keren, dan Diola Suprapti, mahasiswi Rekayasa Pertanian Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati – Rekayasa (SITH-R) ITB, berhasil meraih juara 3 pada kategori Business Plan Competition dalam ajang Agricultural Food Competition (AFC) Season 16. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman, yang diadakan dari 1 Januari hingga 23 Februari 2025.

AFC Season 16 mengusung tema “The Actualization of Sustainable Development Goals through Agricultural Innovation in the Society 5.0 Era” yang bertujuan untuk mendorong generasi muda dalam mengembangkan ide bisnis inovatif di bidang pertanian yang berkelanjutan. Tim mahasiswi Rekayasa Petanian ITB yang diberi nama The Bananabees ini berkompetisi dengan berbagai tim yang berasal dari universitas ternama di Indonesia, seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Dalam kompetisi ini, The Bananabees memilih subtema Utilization of Agriculture Waste and Material, dengan fokus pada pengelolaan limbah secara berkelanjutan. Mereka menawarkan inovasi Mennapads, yaitu pembalut biodegradable yang terbuat dari limbah pelepah pisang. Untuk memastikan produk sepenuhnya ramah lingkungan, lapisan awal dan akhir Mennapads terbuat dari bioplastik, sehingga dapat terurai secara alami 100%. Tidak hanya itu, kemasannya juga terbuat dari bioplastik. Hal ini menjadikan Mennapads sebagai solusi yang lebih berkelanjutan bagi kesehatan wanita dan kelestarian lingkungan.

Spesifikasi produk Mennapads dari Tim The Bananabees

Mennapads dirancang untuk menyelesaikan dua permasalahan utama lingkungan. Pertama, Mennapads dapat mengurangi limbah plastik dari pembalut konvensional. Saat ini, sekitar 95% wanita di Indonesia menggunakan pembalut konvensional yang menyumbang timbunan sampah hingga 26 ton setiap harinya. Dengan hadirnya Mennapads, penggunaan pembalut sekali pakai berbahan plastik ini dapat diminimalisir. Kedua, terkait pemanfaatan limbah pertanian. Pelepah pisang diolah menjadi lapisan penyerap alami yang mampu menggantikan bahan sintetis dalam pembalut. Salwa mengungkapkan, “Dalam sistem produksi pisang, satu pohon hanya menghasilkan satu tandan pisang sebelum akhirnya ditebang. Akibatnya, limbah pelepah pisang terus meningkat dengan perkiraan jumlahnya mencapai 640.000 batang per tahun. Limbah ini umumnya tidak dimanfaatkan dan hanya berakhir sebagai sampah organik. Nah, kami melihat limbah pertanian yang sering terbuang sia-sia ini sebagai peluang besar dan ingin mengolahnya menjadi produk yang lebih bernilai.”

“Selain mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, Mennapads juga berkontribusi pada ekonomi sirkular dengan memberdayakan petani lokal dan membuka peluang ekonomi baru di sektor pertanian,” tambah Kezia.

Selama mengikuti kompetisi, The Bananabees mendapatkan bimbingan dari dosen yang berasal dari Kelompok Keahlian Agroteknologi dan Teknologi Bioproduk SITH ITB, Dr. Indrawan Cahyo Adilaksono, S.TP., M.Agr.Sc.

“Saya bangga atas pencapaian luar biasa dari tim (Salwa, Kezia, dan Diola) dengan meraih juara 3 dalam Agricultural Food Competition di Universitas Jenderal Soedirman yang menawarkan inovasi berupa Mennapads: Pembalut Wanita Inovatif dan Berkelanjutan. Semoga prestasi ini menjadi pemicu semangat untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam menciptakan solusi berkelanjutan lain bagi masyarakat. Selamat atas prestasi yang membanggakan, dan teruslah berkarya,” ujar Dr. Indrawan.

Tema “Save Soil for a Brighter Future” sangat relevan dengan visi tim The Bananabees. Menurut mereka, isu keberlanjutan dalam pertanian harus menjadi perhatian utama karena kesehatan dan kesuburan tanah berperan penting dalam menjaga produktivitas pertanian jangka panjang. Tanah yang terdegradasi akibat pencemaran dan praktik pertanian yang tidak ramah lingkungan dapat mengancam ketahanan pangan serta kesejahteraan petani di masa depan.

Dengan hadirnya Mennapads, tentunya diharapkan akan lebih banyak inovasi lain yang berfokus pada pemanfaatan limbah pertanian sebagai bahan baku industri, sehingga dapat mendukung keberlanjutan lingkungan. Kedepannya, The Bananabees juga berharap dapat mengembangkan dan memproduksi Mennapads secara massal.

Reporter: Helga Evangelina (Rekayasa Pertanian, 2021)
Editor : Nita Yuniati

 

X