Enter your keyword

Mahasiswa SITH ITB Raih Juara Pertama I-CHALLENGE 2025 Lewat Inovasi Edible Coating dari Limbah Singkong

Mahasiswa SITH ITB Raih Juara Pertama I-CHALLENGE 2025 Lewat Inovasi Edible Coating dari Limbah Singkong

JATINANGOR, sith.itb.ac.id – Lima mahasiswa dari Program Studi Rekayasa Hayati, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati – Rekayasa (SITH-R) ITB, yaitu Siti Salwa J, Nabila Nisrina, Rayner Tanadi B, Gregory Orville E.P, dan Dzaky Fariz R, yang tergabung dalam tim Ninja Fruit, berhasil meraih Juara Pertama dalam ajang internasional I-CHALLENGE 2025. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HMTK) Fakultas Teknik Universitas Brawijaya dan mengangkat tema besar “Integrating Renewable Energy and Sustainable Material to Achieve Green Industry Towards Net Zero Emission 2050.”

Kompetisi ini diselenggarakan pada Desember 2024 hingga 30 Maret 2025 dan diikuti oleh tim-tim dari berbagai universitas, seperti Institut Pertanian Bogor, Universitas Brawijaya, Universitas Indonesia, dan ITB. Dalam subkategori Business Product and Design Competition (BPDC), Tim Ninja Fruit mengusung karya ilmiah berjudul: “Cassava Bagasse-Derived Nanocellulose Edible Coatings: A Sustainable Approach to Reducing Food Loss and Emissions in Indonesia.”

Dalam karya ini, mereka memperkenalkan Cassicoat, sebuah produk edible coating berbahan dasar nanoselulosa dari ampas singkong, limbah dari industri tepung tapioka. Produk ini dirancang sebagai pelapis alami untuk memperpanjang umur simpan buah dan menjadi solusi berkelanjutan dalam mengurangi limbah organik. Proses produksinya dimulai dari pembersihan ampas singkong, diikuti oleh tahap hidrolisis dan fermentasi. Setelah itu, material dikeringkan dan diproses menggunakan sonikator untuk menghasilkan nanoselulosa. Nanoselulosa ini kemudian dicampur dengan air dan minyak esensial yang memiliki sifat antimikroba.

“Inspirasi kami datang dari riset tugas akhir kakak tingkat kami yang mengolah limbah singkong menjadi selulosa. Setelah melakukan banyak riset, kami tertarik mengeksplorasi potensi edible coating karena sejalan dengan isu ketahanan pangan dan pengelolaan limbah,” ungkap Rayner pada Selasa (27/5/2025).

Dalam merancang Cassicoat dan mendalami konsep edible coating, tim Ninja Fruit dibimbing langsung oleh dosen dari Kelompok Keahlian Bioteknologi Mikroba SITH ITB, yaitu Ibu Dzulianur Mutsla, S.Si., M.T., Ph.D.

Bagi tim Ninja Fruit, Cassicoat bukan hanya sebuah inovasi dari hasil kompetisi, melainkan wujud nyata dari gagasan biorefinery, yaitu bagaimana limbah dapat diolah menjadi produk yang bernilai dan berdampak nyata bagi lingkungan dan masyarakat.

“Kami ingin menunjukkan bahwa solusi berkelanjutan tidak selalu harus rumit. Dari limbah sederhana seperti ampas singkong, kita bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Semoga Cassicoat bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk melihat limbah sebagai peluang, bukan beban,” tutup Rayner.

Reporter: Helga Evangelina (Rekayasa Pertanian, 2021)
Editor : Nita Yuniati

X