SITH ITB Berpartisipasi dalam Policy Talk Kementerian Luar Negeri untuk Penguatan Diplomasi Sains di Bidang Keanekaragaman Hayati
Bandung, sith.itb.ac.id – Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) turut berpartisipasi dalam kegiatan Policy Talk bertajuk “Memperkuat Peran Kementerian Luar Negeri dalam Pengelolaan Keanekaragaman Hayati” yang diselenggarakan oleh Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Kegiatan ini berlangsung di Museum Konferensi Asia Afrika, Bandung pada Rabu (25/06/2025).
SITH ITB mengirimkan delegasi dalam forum tersebut melalui kehadiran Prof. Endah Sulistyawati, S.Si., Ph.D. sebagai narasumber. Dalam sesi bertema “Identifikasi Kebutuhan Kerja Sama Internasional terkait Teknologi Keanekaragaman Hayati,” Prof. Endah menyampaikan presentasi berjudul “Peran SITH-ITB dalam Riset Keanekaragaman Hayati Indonesia: Teknologi, Tantangan, dan Diplomasi Akademik”.
Dalam paparannya, Prof. Endah menekankan pentingnya peran institusi akademik dalam mendorong diplomasi sains serta memperkuat posisi Indonesia dalam riset biodiversitas global. Ia menggarisbawahi bahwa riset-riset di SITH ITB mencakup spektrum luas, mulai dari eksplorasi spesies, ekologi, dan konservasi, hingga pengembangan teknologi inovatif seperti environmental DNA (eDNA), bioinformatika, kecerdasan buatan (AI), dan biologi sintesis.
SITH ITB juga aktif dalam membangun kerja sama internasional dan telah menghasilkan lebih dari 150 publikasi bersama mitra luar negeri selama 2015–2025, dengan Jepang sebagai mitra utama. Dalam forum tersebut, Prof. Endah mengangkat pentingnya dukungan diplomasi untuk memperluas jaringan mitra strategis, meningkatkan akses pendanaan, serta mempercepat alih teknologi–terutama dengan negara-negara Eropa yang dinilai memiliki potensi kolaborasi yang tinggi.
Lebih lanjut, Prof. Endah juga menyoroti sejumlah tantangan riset keanekaragaman hayati di Indonesia, seperti keterbatasan infrastruktur, kebutuhan teknologi mutakhir, serta pentingnya sinergi antar perguruan tinggi dan lembaga riset nasional. Kementerian Luar Negeri diharapkan dapat memainkan peran lebih aktif dalam mendukung kapasitas akademik melalui skema beasiswa, kemitraan strategis, dan diplomasi sains yang terintegrasi dengan agenda pembangunan nasional.
Selain SITH ITB, kegiatan ini juga diisi oleh paparan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN); Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan (ORHL); Delegasi Uni Eropa; Agence française de développement (AFD); serta Direktorat Pembangunan, Ekonomi, dan Lingkungan Hidup (Kementerian Luar Negeri). Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya penyusunan rekomendasi kebijakan yang sejalan dengan Asta Cita, RPJMN 2025–2029, dan Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP) 2025–2045.
Dengan keterlibatan aktif dari kalangan akademik seperti SITH ITB, diplomasi Indonesia dalam isu keanekaragaman hayati diharapkan semakin kuat dan memberikan dampak lebih luas di tingkat global.
Reporter: Raihanah Yurizka Kinanti (Biomanaejemen, 2024)
Editor: Jeprianto Manurung