Herbarium Bandungnesse, SITH ITB dan BRIN Ungkap Dua Spesies Baru Homalomena dari Sumatra

Homalomena renda
Bandung, sith.itb.ac.id — Kolaborasi antara Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kembali mencatat pencapaian ilmiah penting dalam bidang taksonomi tumbuhan. Dua spesies baru dari genus Homalomena berhasil diidentifikasi dan dideskripsikan dari dua wilayah berbeda di Pulau Sumatra, yaitu Homalomena renda dari Jambi dan Homalomena siaisensis dari Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Kedua temuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Webbia edisi Juli 2025 dan tersedia secara akses terbuka, sehingga dapat diakses oleh masyarakat umum melalui laman resmi penerbit.
Spesies pertama, Homalomena renda berasal dari kawasan Tiang Pumpung, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Tanaman dari genus Homalomena ini sebelumnya sudah dikenal luas di kalangan pecinta tanaman hias tropis dengan nama dagang “Homalomena renda”, namun belum memiliki pengesahan nama ilmiah. Spesies ini memiliki karakter morfologi khas seperti daun bertekstur tebal dan bentuk ovate-revolute, dengan warna pelepah kemerahan. Penamaan “renda” pada species ini, diberikan sebagai mengukuhkan identitas ilmiah berdasarkan nama populer yang telah melekat di masyarakat.
Sementara itu, Homalomena siaisensis merupakan spesies baru yang ditemukan pada Januari 2024 di kawasan Siais, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Tanaman ini juga termasuk dalam genus Homalomena dari supergrup Chamaecladon, dan menunjukkan perbedaan morfologi yang mencolok dari kerabat terdekatnya, termasuk permukaan daun yang mengkilap dan pola tulang daun yang unik. Pengidentifikasian spesies baru ini memperkaya keberagaman Homalomena di Sumatra serta menunjukkan pentingnya eksplorasi botani di wilayah-wilayah yang belum banyak terjamah.
Penelitian ini merupakan hasil kerja kolaboratif Arifin Surya Dwipa Irsyam, S.Si., M.Si. selaku kurator Herbarium Bandungense SITH ITB, Muhammad R. Hariri dari BRIN yang bertanggung jawab atas analisis molekuler, dan Erick Raynalta dari Yayasan Botanika.
Menanggapi temuan ini, Arifin menyampaikan bahwa penemuan spesies baru ini sangat penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang taksonomi tumbuhan. “Penelitian ini dilakukan secara integratif, menggunakan analisis morfologi dan molekuler, sehingga memberikan landasan kuat bagi pengklasifikasian jenis-jenis tumbuhan yang belum dikenal secara ilmiah. Sebagian besar jenis baru yang kami deskripsikan bahkan sudah dijual bebas melalui media sosial tanpa nama ilmiah yang sah,” tambah Arifin.
Lebih lanjut, Ia menyampaikan harapan agar temuan ini dapat menginspirasi generasi muda untuk meneliti kelompok tumbuhan herba yang selama ini kurang diperhatikan. “Banyak jenis tumbuhan herba di Indonesia yang belum dipetakan secara ilmiah. Penemuan seperti ini menunjukkan bahwa masih banyak spesies yang belum diketahui dan layak diteliti lebih lanjut secara taksonomi,” ujarnya.

Homalomena siaisensis
Arifin juga berharap penelitian deskriptif taksonomi yang ia lakukan bersama tim BRIN dapat menjadi pintu masuk bagi riset selanjutnya. “Kami berharap akan ada peneliti lain yang tertarik meneliti kandungan fitokimia dan bioaktivitas dari spesies-spesies ini. Selain itu, kami juga berharap agar pemerintah mendukung upaya konservasi, serta menjadikan publikasi ini sebagai referensi dalam merancang kebijakan pelestarian dan pengelolaan sumber daya hayati nasional,” tutupnya.
Penemuan dua spesies ini menjadi pengingat bahwa eksplorasi biodiversitas Indonesia belum selesai. Dengan pendekatan riset kolaboratif dan berkelanjutan, para ilmuwan berharap dapat terus mengungkap dan menjaga kekayaan hayati nusantara bagi generasi yang akan datang.
“Homalomena siaisensis, spesies tumbuhan baru yang diungkap oleh kurator Herbarium Bandungense dan BRIN”
Reporter: Raihanah Yurizka Kinanti (Biomanajemen, 21324006)
Editor: Jeprianto Manurung