SITH ITB Terima Kunjungan JIFPRO untuk Perluas Jejaring Kehutanan Internasional
Jatinangor, sith.itb.ac.id — Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) menerima kunjungan delegasi Japan International Forestry Promotion and Cooperation Center (JIFPRO) pada Rabu (30/7/2025) di Gedung Labtek VA, Kampus ITB Jatinangor. Kunjungan ini bertujuan untuk menjajaki peluang kerja sama riset dan pengembangan produk kehutanan antara Indonesia dan Jepang.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh jajaran pimpinan dan dosen SITH ITB, yang dipimpin oleh Dekan SITH, Dr. Indra Wibowo, S.Si., M.Sc., beserta Prof. Endah Sulistyawati, S.Si., Ph.D., Dr. Susana Paulina Dewi, S.Hut., M.Si., Eka Mulya Alamsyah, S.Hut., M.Agr., Ph.D., Ihak Sumardi, M.Si., Ph.D., Dr. Atmawi Darwis, S.Hut., M.Si., Dr. Lili Melani, S.T., M.Sc., dan Chindy Ulima Zanetta, S.P.,M.P.,Ph.D. Delegasi JIFPRO dan asosiasi kehutanan Jepang diwakili oleh Shigeki Hata (Deputy Director General, Japan Wood Products Export Association/JWPEA), Fuminori Miyatake (Japan Wood Product Information Center), dan Shigeru Takahara (Executive Director, JIFPRO).
Acara diawali dengan sambutan dari Dr. Indra Wibowo yang memperkenalkan SITH sebagai salah satu sekolah di ITB dengan fokus pada pengembangan ilmu hayati dan teknologi berbasis biodiversitas tropis. Beliau memaparkan bahwa SITH memiliki tiga lokasi kampus (Ganesha, Jatinangor, dan Cirebon) yang mendukung kegiatan akademik, riset, dan pengabdian masyarakat dengan pendekatan lintas disiplin.
Presentasi dari SITH disampaikan oleh Prof. Endah Sulistyawati dan Dr. Eka Mulya Alamsyah, yang mengangkat tiga pokok bahasan utama:
- Kegiatan penelitian di bidang kehutanan dan produk hasil hutan yang tengah dikembangkan di SITH ITB.
- Profil umum produk hasil hutan di Indonesia, baik kayu maupun non-kayu.
- Peluang dan tantangan pemasaran produk kayu asal Jepang di Indonesia.
Dari pihak JIFPRO, Mr. Fuminori Miyatake memaparkan karakteristik dua jenis kayu unggulan Jepang, yaitu sugi (Cryptomeria japonica) dan hinoki (Chamaecyparis obtusa), yang dikenal karena kualitas estetika, daya tahan, serta penggunaannya dalam konstruksi tradisional maupun modern di Jepang.
Diskusi berlangsung dinamis, membahas kondisi pasar kayu di Indonesia, tantangan pengembangan industri pengolahan kayu nasional, potensi perdagangan produk kayu antara kedua negara, serta penerapan teknologi dan bioteknologi untuk mendukung sistem kehutanan berkelanjutan. Kedua pihak juga mengeksplorasi peluang kolaborasi berupa riset bersama, pertukaran akademik, serta pengembangan produk kayu inovatif berbasis biodiversitas lokal dan kebutuhan pasar global.
“Kami telah menawarkan kerja sama riset dengan memanfaatkan fasilitas dan laboratorium yang ada di SITH. Dukungan para dosen di bidang kehutanan, bioteknologi, hingga genetika diharapkan dapat mendukung uji awal kayu Jepang sebelum dipasarkan di Indonesia,” ujar Dr. Eka Mulya Alamsyah.
Pertemuan ini memberikan kesan positif bagi kedua pihak dan menjadi fondasi awal bagi terwujudnya kerja sama strategis di bidang kehutanan. Dengan semangat kolaborasi ini, SITH ITB dan JIFPRO diharapkan dapat merancang program riset dan inovasi industri yang berdampak nyata, sekaligus mendukung pemanfaatan sumber daya hutan tropis secara berkelanjutan.
Reporter: Raihanah Yurizka Kinanti (Biomanajemen, 21324006)
Editor: Rika Wahyuningtyas