Mengubah Pandangan tentang Mikroba Lewat Microbial Art Exhibition IMD 2025

Bandung, sith.itb.ac.id – Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH), Institut Teknologi Bandung (ITB), menyelenggarakan International Microbiology Day (IMD) 2025 bertempat di Aula Timur ITB, pada Sabtu (13/09/2025) dengan mengusung tema “Into the Microverse.” Acara ini dihadirkan sebagai wadah untuk memperkenalkan mikrobiologi kepada masyarakat luas melalui beragam kegiatan, mulai dari seminar ilmiah, workshop, kompetisi, hingga pameran interaktif. Dari seluruh rangkaian tersebut, salah satu kegiatan yang paling banyak menarik perhatian adalah Microbial Art Exhibition, sebuah pameran seni unik yang memadukan ilmu pengetahuan dengan kreativitas artistik.
Gagasan menghadirkan seni berbasis mikroba lahir dari keinginan untuk mengubah cara pandang masyarakat terhadap mikrobiologi yang kerap dianggap membosankan. “Melalui pendekatan kreatif, kami berharap lebih banyak orang tertarik, bahkan jatuh cinta pada mikrobiologi. Masih banyak anggapan bahwa semua bakteri berbahaya, padahal sebenarnya banyak yang justru bermanfaat bagi kehidupan manusia,” ungkap Charlotte, mahasiswa Program Studi Mikrobiologi angkatan 2022.

Salah satu karya seni yang ditampilkan dibuat dengan menumbuhkan mikroba pada media agar sesuai pola tertentu. Setelah pola terbentuk, karya diawetkan menggunakan resin agar dapat bertahan lama dan tidak mengalami kerusakan. Bahan sederhana berupa agar, mikroba, dan resin digunakan untuk menghasilkan karya yang unik dan berhasil memikat perhatian pengunjung.
Namun, proses pembuatannya tidak lepas dari tantangan. Kondisi hidup mikroba harus dijaga secara cermat karena diperlukan suhu, media, dan waktu yang tepat agar pola terbentuk sesuai harapan. Selain itu, tahap pengawetan dengan resin juga menuntut ketelitian tinggi. Mengenai hal ini, Charlotte menyampaikan, “Jika komposisinya tidak pas, hasil karya bisa rusak atau detail mikroba yang indah justru hilang.”
Melalui pameran ini disampaikan pesan bahwa mikroba tidak hanya identik dengan penyakit. Banyak mikroba yang justru bermanfaat dan bahkan dapat dimanfaatkan sebagai medium seni. “Dengan memadukan agar, mikroba, dan resin, kita bisa melihat sisi lain mikroba yang indah dan tak terduga. Harapannya, teman-teman bisa lebih terbuka bahwa mikroba punya banyak peran positif dalam hidup kita,” jelas Charlotte.
Pameran ini diharapkan dapat diapresiasi oleh masyarakat luas, termasuk mereka yang tidak memiliki latar belakang ilmu mikrobiologi. Melalui karya yang ditampilkan, pengunjung diajak menyadari bahwa ilmu pengetahuan dapat dikemas dengan cara yang menyenangkan dan inspiratif.
Keunikan Microbial Art Exhibition terletak pada perpaduan antara proses ilmiah dan teknik seni. Setiap karya tidak hanya menyajikan hasil visual, tetapi juga merepresentasikan proses biologis yang nyata di baliknya. Charlotte menambahkan, “Pengunjung tidak hanya melihat karya seni, tetapi juga memahami adanya proses biologis nyata di balik setiap karya, sesuatu yang tidak ditemukan dalam pameran seni biasa.”
Dengan terselenggaranya Microbial Art Exhibition, IMD Indonesia 2025 telah memberikan ruang bagi masyarakat untuk menyelami mikroverse, dunia mikroba yang kecil namun penuh keajaiban, dari perspektif yang indah, kreatif, dan inspiratif.
Reporter: Atika Widya Nurfaizah (Biomanajemen, 2025)
Editor: I Dewa Made Kresna