Enter your keyword

Kembali Ukir Prestasi, Strartup Karya Alumni SITH ITB Lolos Finalis FLY ASIA 2025

Kembali Ukir Prestasi, Strartup Karya Alumni SITH ITB Lolos Finalis FLY ASIA 2025

Busan, sith.itb.ac.id – Surplus Indonesia, startup inovatif karya alumni Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) yang dipimpin oleh Agung Saputra (CEO & Founder) dan Zuleika Almira, kembali menorehkan prestasi di kancah internasional. Setelah sebelumnya memenangkan UNDP Impact Award pada ajang SDG Sprint 2025, mereka berhasil terpilih sebagai finalis kompetisi pitching sekaligus menjadi peserta pameran dalam ajang startup bergengsi FLY ASIA 2025, yang diselenggarakan pada 22–23 September 2025 di BEXCO Exhibition Center, Busan, Korea Selatan. Keberhasilan ini memberikan panggung strategis bagi Surplus Indonesia untuk mempresentasikan inovasinya di hadapan ribuan investor dan pakar industri global.

Agung Saputra menyampaikan ide Surplus Indonesia pada kompetisi pitching FLY 40 di ajang FLY ASIA 2025 (Dok. Tim Surplus Indonesia)

FLY ASIA 2025, yang diselenggarakan oleh Pemerintah Metropolitan Busan dan Busan Startup Investment Agency, mengusung tema “Connect Asia, Fly to the World“. Acara ini berhasil mempertemukan sekitar 10.000 peserta, termasuk startup-startup potensial, pakar industri, pemangku kepentingan, perusahaan modal ventura, dan akselerator dari seluruh Asia. Ajang ini bertujuan untuk mendorong lingkungan investasi yang saling menguntungkan, memperkuat kolaborasi ekosistem startup berbasis teknologi, serta menemukan dan memberi penghargaan kepada startup berprestasi dari Korea maupun mancanegara.

Surplus Indonesia: Mengatasi Limbah dengan Inovasi Berbasis AI

Dalam kompetisi FLY ASIA 2025 ini, Agung Saputra dan Zuleika Almira dari Surplus Indonesia membawakan ide cemerlang mereka, sebuah platform recommerce sirkular berbasis AI yang secara komprehensif mengatasi masalah produk tidak terjual dan terbuang di Indonesia. Masalah ini diperkirakan mencapai kerugian $39 miliar per tahun, dengan sebagian besar berasal dari sektor hotel, restoran, dan pengecer.

Zuleika Almira, salah satu perwakilan Surplus Indonesia, di booth pameran pada ajang FLY ASIA 2025 di Busan, Korea Selatan.(Dok. Tim Surplus Indonesia)

Platform Surplus menawarkan solusi dua sisi. Bagi konsumen, Aplikasi Surplus memungkinkan pembelian barang overstock atau mendekati kedaluwarsa dengan diskon hingga 80%. Bagi mitra bisnis dari sektor hotel, restoran, dan ritel, sistem AI Surplus membantu memprediksi limbah, mengelola stok, dan mendistribusikan produk secara efisien.

Inovasi Surplus juga merambah ke ranah offline melalui inisiatif seperti Juicible, JuLing, Imperfashion, dan Surplus Mart, yang menciptakan nilai baru dari barang-barang yang tidak sempurna. Dengan lebih dari 10.000 mitra UKM, termasuk grup hotel besar, Surplus telah berhasil menyelamatkan 10.000 ton barang, mencegah kerugian $1 juta, menghindari 10 juta ton emisi CO₂, menciptakan lebih dari 100 pekerjaan hijau, dan meningkatkan pendapatan petani.

Solusi ini secara langsung mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB, terutama SDG 2 (Tanpa Kelaparan), SDG 12 (Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab), dan SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim). Surplus kini juga berekspansi ke seluruh ASEAN, dengan tujuan mengubah rantai pasokan pariwisata dan ritel menjadi ekosistem yang sirkular, transparan, dan positif iklim.

Agung Saputra dan peserta lainnya pada FLY ASIA 2025 (Dok. Tim Surplus Indonesia)

Keberhasilan Surplus Indonesia sebagai finalis di ajang FLY ASIA 2025 tidak hanya mengukuhkan posisinya di panggung startup global, tetapi juga menjadi bukti nyata kapasitas inovasi Indonesia dalam menjawab tantangan dunia. Ajang ini menjadi momentum krusial untuk membangun jaringan bisnis lintas regional yang akan mengakselerasi ekspansi pasar global mereka.

Reporter: Aura Salsabila Alviona (Bioteknologi, 2025)
Editor: I Dewa Made Kresna

X