Mahasiswa SITH ITB Memenangkan Lomba Karya Tulis Ilmiah di Festival Engineering Api Biru
Bandung, sith.itb.ac.id. – Tiga mahasiswa Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) memenangkan lomba karya tulis ilmiah di Festival Engineering Api Biru (FEAB), pada 17 Juli 2025, di Universitas Mercubuana, Jakarta. Ketiga mahasiswa tersebut tergabung ke dalam tim Althara. Tim ini beranggotakan Agnes Ruth Savira – 11923022 – (Teknologi Pascapanen), Maritza Kayla Zasky Malikha – 11923054 – (Teknologi Pascapanen), dan Naveed Muhammad Falah Brahmantika – 11923052 – (Teknologi Pascapanen).
Ide utama yang diusung dalam lomba karya tulis ilmiah FEAB adalah “Akselerasi Indonesia Impact”. Tema ini mengajak mengajak mahasiswa untuk menghadirkan gagasan kritis dan inovatif dari mahasiswa maupun akademisi yang dapat mempercepat dampak positif pembangunan Indonesia, terutama melalui penguatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lomba ini diarahkan untuk melahirkan solusi yang mempercepat transformasi Indonesia di berbagai sektor strategis, sekaligus meningkatkan kapasitas berpikir kritis, pemahaman isu strategis, serta kontribusi nyata generasi muda dalam pembangunan. Paralel dengan sub tema yang dipilih yaitu agrikultur, tim Althara merancang ide yang dapat meningkatkan nilai tambah dari industry agrikultur, khususnya dalam industri kelapa sawit yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan adaptif.
Tim Althara mengusung ide dari prinsip fermentasi limbah cair kelapa sawit, yaitu POME yang dapat diubah menjadi produk bermanfaat seperti biofertilizer, biostimulant, maupun soil conditioner dan dapat dimanfaatkan untuk tomat Momotaro. Tomat Momotaro dipilih dari pengalaman tim ketika berkunjung ke Mujagi Farm saat kuliah lapangan yang memiliki komoditas unggulan tomat Momotaro. Tomat Momotaro tersebut berasal dari Jepang, tetapi berhasil ditanam oleh Gabungan Kelompok Multi Tani Jayagiri (Gapoktan Mujagi) yang berlokasi di Kabupaten Cianjur. Tomat ini membutuhkan perawatan khusus dalam pertumbuhannya, salah satunya dengan memberikan pupuk yang berkualitas.
Aktivitas mikroba dalam proses fermentasi limbah cair tersebut dapat menghasilkan asam organic, enzim, hormon tanaman, dan humic-like substance yang merangsang pertumbuhan akar, pembentukan buah, dan daya serap nutrien. Aplikasi pupuk fermentasi ini juga dapat meningkatkan aktivitas mikroba tanah, memperbaiki struktur tanah (aerasi, kapasitas tukar kation), dan menurunkan kejadian patogen tanah lewat kompetisi/antagonisme. Pemanfaatan LCKS (Limbah Cair Kelapa Sawit) dapat mengurangi pencemaran efluen dan mengubah limbah jadi input pertanian yang murah sehingga mengurangi ketergantungan pupuk kimia.
“Dengan kombinasi ini, limbah hasil produksi pabrik kelapa sawit dengan jumlah yang masif dapat dioptimalisasi dengan mengubahnya dalam bentuk yang bermanfaat bagi komoditas unik seperti Momotaro. Bagi petani sawit, limbah yang semula mencemari lingkungan justru menjadi sumber nilai tambah melalui pemanfaatan sebagai biofertilizer, sehingga tercipta kemandirian dan efisiensi biaya produksi. Di sini diharapkan petani sawit pun mampu mendapatkan timbal balik dari biomassa sawit yang diperjuangkan hingga ke pabrik. Dari sisi circular economy, sistem ini menghubungkan sektor perkebunan dan hortikultura secara sinergis di mana limbah sawit kembali ke tanah dalam bentuk pupuk organik yang meningkatkan produktivitas tomat Momotaro. Dampaknya, petani tomat memperoleh hasil panen dengan kualitas premium, daya saing tinggi, dan standar internasional yang lebih baik, sehingga memperkuat posisi pasar tomat Indonesia di rantai pasok global,” ujar tim Althara.
Dalam proses merancang karya tulis ilmiah, terdapat banyak tahapan yang dilakukan. Prosesnya terbagi menjadi beberapa tahap, mulai dari tahap riset hingga penulisan. Pada tahap riset tim Althara mencari sumber yang kredible dan membagi tugas untuk beberapa topik kajian kemudian disatukan menjadi naskah utuh. Konsultasi dengan dosen pembimbing, yaitu Dr. Maya Fitriyanti juga dilakukan untuk memperoleh masukan. Menjelang presentasi, tim melakukan latihan bersama berulang kali sebagai persiapan.
Menurut tim Althara, kesibukan masing-masing anggota tidak menjadi penghalang untuk mereka terus berjuang. “Penyusunan karya tulis ilmiah ini kebetulan bertepatan dengan pekan ujian akhir semester. Namun, kami berusaha membagi waktu secara disiplin. Kami membuat rencana sesuai timeline yang ada dengan mempertimbangkan jadwal ujian. Kami tentukan kapan waktunya belajar, dan kapan waktunya mengerjakan karya tulis ini. Kami juga membuat pembagian tugas, rutin berkomunikasi melalui group chat, dan melakukan diskusi secara online di malam hari. Kami saling mengingatkan, sehingga karya tulis ini bisa selesai tepat waktu,” sahut Zasky, salah sqtu tim Althara.
Selama mengikuti lomba ini, mereka mengaku mendapatkan Pelajaran yang berkesan. Hal yang paling membekas adalah bagaimana mereka tidak boleh menyerah pada kesempatan meskipun seringkali terlihat mustahil di awal. Bagi mereka, justru dari hal-hal yang tampaknya sulit, kami belajar untuk terus berusaha dan mencari jalan keluar, karena sering kali hasil terbaik datang dari proses yang penuh tantangan.
Tim Althara berharap agar pengalaman tersebut tidak hanya berhenti agar pengalaman ini tidak berhenti pada pencapaian lomba, tetapi menjadi pijakan awal untuk terus berkarya dan menghadirkan inovasi yang lebih matang. Lebih dari itu, karya tersebut diharapkan bisa dimanfaatkan secara nyata sehingga memberikan dampak yang lebih luas.
Kontributor: Fauzia Ayu Lestari 21124306 Bioteknologi
Editor: AKH