SITH ITB Dukung Penguatan Kapasitas Kelompok Tani Hutan (KTH) di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Gunung Geulis Menuju FOLU Net Sink 2030
Bandung, sith.itb.ac.id — Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Kelompok Keilmuan Manajemen Sumber Daya Hayati (MSDH) terus memperkuat komitmennya dalam mendukung pengelolaan hutan berkelanjutan. Dalam menjawab tantangan mitigasi perubahan iklim nasional, SITH ITB mengambil langkah strategis dengan berkontribusi pada penguatan kapasitas Kelompok Tani Hutan (KTH) di sekitar Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Hutan Pendidikan Gunung Geulis.
Melalui Program Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Inovasi (PPMI), tim dosen dari Kelompok Keilmuan MSDH SITH ITB merancang program komprehensif yang bertujuan menjadikan KTH sebagai garda terdepan dalam pencapaian target Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030. Program ini digelar secara intensif dalam dua tahap di Balai Desa Cisempur, Jatinangor, Sumedang, pada 12 dan 21 Agustus 2025.
Ketua KK MSDH, Prof. Intan Ahmad, Ph.D. menjelaskan bahwa keberhasilan program penyerapan karbon bersih pada FOLU 2023 dari sektor kehutanan sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat. “Tanpa keterlibatan KTH yang kuat, sulit mengelola KHDTK Hutan Pendidikan Gunung Geulis secara berkelanjutan,” ujarnya.
Pada tahap pertama yang dihadiri 30 perwakilan KTH, tim dosen SITH ITB yang terlibat memaparkan landasan ilmiah untuk pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Materi yang diberikan mencakup strategi mitigasi iklim sektor AFOLU melalui pendekatan agroforestri, rehabilitasi lahan, dan pengelolaan jasa lingkungan oleh Dr. Endang Hermawan. Kemudian rancangan pola tanam agroforestri adaptif oleh Dr. Tien Lastini, hingga pentingnya kewirausahaan berbasis potensi lokal.
Selain pengelolaan ekologi, pelatihan ini juga membekali peserta dengan wawasan kewirausahaan berbasis potensi hutan. Dr. Mia Rosmiati menekankan pentingnya kemandirian ekonomi. “Potensi lokal dapat diolah menjadi produk bernilai tambah agar desa hutan mandiri dan tidak hanya bergantung pada hasil kayu,” jelasnya.

Program Pengabdian Masyarakat oleh tim dosen Kelompok Keilmuan Manajemen Sumber Daya Hayati (MSDH) SITH ITB dengan peserta dari Kelompok Tani Hutan (KTH) di sekitar KHDTK Gunung Geulis.
Pelatihan tahap kedua, yang diikuti 27 peserta, berfokus pada penguatan aspek kelembagaan KTH serta inovasi usaha. Dr. Pujo, S.Hut., M.Si., selaku Ketua Pelaksana, menegaskan bahwa organisasi yang solid adalah fondasi utama. “Kelembagaan yang lemah akan kesulitan mengakses bantuan dan menjaga kepercayaan anggota. Organisasi yang sehat adalah fondasi agar usaha kelompok bisa berkembang,” ujarnya. Upaya ini diharapkan memperkuat posisi KTH sebagai mitra strategis dalam pengelolaan KHDTK Hutan Pendidikan Gunung Geulis ITB.
Untuk mendorong diversifikasi ekonomi peserta diperkenalkan dengan peluang pengembangan hasil hutan bukan kayu (HHBK) sebagai sumber ekonomi hijau, salah satunya budidaya lebah madu. Prof. Ramadhani Eka Putra, Ph.D., menjelaskan bahwa usaha lebah madu tidak hanya menghasilkan madu, tetapi juga propolis, lilin lebah, dan royal jelly. “Lebah madu sebagai potensi usaha berkelanjutan dengan mendukung penyerbukan, menjaga ekosistem, sekaligus memberi nilai ekonomi tinggi,” tuturnya.
Sementara itu, Dr. Sofiatin, S.Hut., M.Si., menyoroti pentingnya inovasi dan strategi pemasaran digital yang modern agar produk desa hutan dapat menembus pasar yang lebih luas. “Produk hasil hutan harus dikemas menarik, memiliki branding kuat, dan dipasarkan secara digital. Pasarnya kini tidak hanya lokal, tetapi juga bisa menembus internasional,” jelasnya.
Sebagai tindak lanjut, tim SITH ITB secara konkret memfasilitasi proses legalisasi serta penyusunan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) bagi KTH. Program yang diikuti perwakilan dari delapan desa di Kecamatan Jatinangor, Cimanggung, dan Tanjungsari ini mendapat respons positif.
Melalui kegiatan ini, SITH ITB menunjukkan perlu adanya sinergi antara peran akademisi sebagai penyedia ilmu dan pendamping masyarakat desa hutan dengan partisipasi aktif masyarakat. Hal tersebut untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya hayati yang berkeadilan dan berkelanjutan.
Pendekatan berbasis sains dan pemberdayaan sosial ini diharapkan mampu menjadikan KTH sebagai garda depan pencapaian FOLU Net Sink 2030, sekaligus memastikan kesejahteraan masyarakat di sekitar KHDTK Gunung Geulis. “Tujuan akhirnya bukan hanya menjaga hutan, tetapi juga memastikan masyarakat desa hutan sejahtera,” pungkas Dr. Pujo.
Kontributor: Salma Sadiah (Bioteknologi, 2024)
Editor: I Dewa M. Kresna