Enter your keyword

SITH ITB Kenalkan Sistem Hidroponik untuk Dukung Ketahanan Pangan di Sumedang

SITH ITB Kenalkan Sistem Hidroponik untuk Dukung Ketahanan Pangan di Sumedang

Proses pelaksanaan sistem hidroponik di Kebun Pendidikan Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang

Sumedang, sith.itb.ac.id – Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menunjukkan komitmennya terhadap penguatan ketahanan pangan nasional melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertajuk Diseminasi Teknologi Hidroponik Tanaman Buah Semusim dan Sayuran untuk Mendukung Ketahanan Pangan Jawa Barat. Kegiatan ini diselenggarakan di Kebun Pendidikan Haurngombong, Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, pada Minggu (26/10/2025).

Kegiatan tersebut diikuti oleh 35 peserta yang terdiri atas warga sekitar Desa Haurngombong, perwakilan masyarakat dari Kecamatan Tanjungsari, serta siswa SMK PPN Tanjungsari Sumedang.

Pelaksanaan kegiatan diawali dengan sambutan dari Kepala Desa Haurngombong, Dadang, S.Pd., yang menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif akademisi ITB dalam memperkenalkan teknologi pertanian modern di wilayahnya. “Kegiatan ini menjadi kesempatan berharga bagi masyarakat, khususnya petani, untuk mempelajari sistem pertanian yang lebih efisien dan ramah lingkungan,” ujar Dadang.

Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan sesi pemaparan oleh Dr. Karlia Meitha, S.Si., M.Si., Ph.D., dosen Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB, yang menjelaskan berbagai teknik budidaya hidroponik serta aspek biologis yang mendasarinya. Dalam pemaparannya, beliau menekankan bahwa teknologi hidroponik merupakan salah satu solusi potensial dalam menjawab tantangan keterbatasan lahan dan ketahanan pangan masa depan.

Materi yang disampaikan mencakup beragam sistem hidroponik seperti wick (sumbu), rakit apung, nutrient film technique, dan deep flow technique yang seluruhnya telah disiapkan secara langsung di lokasi kegiatan. “Kami ingin memperkenalkan bahwa sistem hidroponik mampu menghasilkan sayuran dan buah berkualitas tinggi dengan efisiensi lahan yang jauh lebih baik dibanding pertanian konvensional. Kebutuhan terhadap produk hidroponik juga akan terus meningkat di masa depan,” jelas Dr. Karlia Meitha.

Kegiatan ini juga menghadirkan mitra dari Wanggon Charifam, yaitu Bapak Aceb Budiana, yang berbagi pengalaman sukses dalam membangun pertanian hidroponik berskala besar. Dalam pemaparannya, ia menekankan pentingnya perencanaan, manajemen, dan aspek pemasaran untuk memastikan keberlanjutan usaha hidroponik. Peserta kemudian diajak untuk praktik langsung mengenal dan menguji berbagai sistem hidroponik yang dipamerkan. Mereka juga berkesempatan mencicipi hasil panen hidroponik dan membandingkannya dengan sayuran konvensional yang biasa mereka konsumsi.

Dr. Karlia Meitha menyampaikan bahwa dirinya merasa sangat bersemangat dalam menjalankan program ini karena teknologi hidroponik dinilai menjadi solusi pertanian masa depan. “Hidroponik termasuk bagian dari urban farming yang bisa dilakukan bahkan di dalam gedung dengan pencahayaan artifisial. Dari luasan lahan yang terbatas, hasil yang diperoleh bisa lebih banyak dan kualitasnya lebih terjaga, baik dari sisi nutrisi maupun kebersihan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, beliau menilai bahwa kegiatan ini sangat relevan karena melibatkan para siswa SMK sebagai generasi muda calon petani masa depan. “Anak-anak muda harus mulai mengenal teknologi pertanian terkini. Harapannya, mereka bisa menjadi pionir dalam menerapkan sistem pertanian modern seperti hidroponik di masa mendatang,” tuturnya.

Melalui kegiatan ini, SITH ITB berharap dapat mendorong masyarakat untuk lebih mandiri dalam memproduksi pangan sehat dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah berbasis teknologi hijau.

Kontributor: Trinitaty Bulan M Hutabarat (21325017), Biomanajemen

Editor: AKH

X