Alumni SITH ITB Hadirkan Inovasi Pencegahan Limbah Pangan melalui Startup Surplus Indonesia

Suasana Kuliah Tamu mata kuliah BI1204 Pengetahuan Lingkungan dan BI3205 Kapita Selekta Biologi di Ruang TVST C (dokumentasi: Iswatun)

Kuliah Tamu mata kuliah BI1204 Pengetahuan Lingkungan dan BI3205 Kapita Selekta Biologi oleh Muh. Agung Saputra
Bandung, sith.itb.ac.id – Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan Kuliah Tamu untuk mata kuliah BI1204 Pengetahuan Lingkungan dan BI3205 Kapita Selekta Biologi, pada (13/11/2025) secara hybrid luring di ruang TVST C dan daring melalui zoom. Kegiatan ini mengusung tema “Dari Kampus ke Aksi Nyata: Alumnus ITB, Pencetus Startup Surplus Hadirkan Inovasi Pencegahan Limbah Pangan untuk Lingkungan Indonesia Berkelanjutan” dengan menghadirkan pembicara Muh. Agung Saputra, S.Si., M.Sc., DIC, Founder dan CEO Surplus Indonesia.
Pada kuliah tamu ini, Agung Saputra, lulusan Program Sarjana Biologi SITH ITB yang kemudian melanjutkan studi Magister di Imperial College London pada bidang Environmental Technology, berbagi pengalaman perjalanannya sebagai konsultan dan eco-tech entrepreneur selama lebih dari 7 tahun. Ia menceritakan bagaimana kepeduliannya terhadap masalah kelaparan dan limbah pangan mendorongnya untuk mendirikan Surplus Indonesia, sebuah platform recommerce yang bertujuan mengurangi limbah makanan sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional. Menurutnya, inovasi digital dan pendekatan ekonomi sirkular menjadi kunci untuk membangun sistem pangan yang lebih efisien dan berkelanjutan di Indonesia.
Surplus Indonesia berfokus pada pemanfaatan teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI) untuk mempertemukan pelaku usaha yang memiliki produk berlebih dengan konsumen. Produk yang ditawarkan berasal dari stok berlebih, produk hampir kedaluwarsa, maupun barang dengan cacat minor yang masih layak konsumsi. Melalui sistem ini, produk yang sebelumnya berpotensi menjadi limbah dapat kembali dimanfaatkan, sehingga mengurangi emisi karbon dioksida dan mendukung upaya keberlanjutan lingkungan. Agung menekankan, “Pengelolaan stok yang cermat melalui audit rutin dan analisis data penjualan sangat penting untuk mencegah terjadinya kelebihan produksi dan pemborosan bahan pangan,” papar Agung, yang ketika menyampaikan kuliah tamu sedang berada di Swiss.
Kini, Surplus Indonesia telah berkembang pesat dengan lebih dari satu juta pengguna dan kemitraan dengan lebih dari sepuluh ribu merchant di berbagai kota besar di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Bali. Melalui berbagai kanal bisnis seperti aplikasi recommerce, layanan B2B Liquidation, hingga jaringan ritel offline seperti Juicible Store dan Surplus Supermarket, Surplus terus memperluas dampaknya dalam mengurangi limbah pangan di Indonesia. Platform ini bahkan menawarkan produk dengan potongan harga hingga 80 persen, memberikan manfaat ekonomi bagi konsumen sekaligus kontribusi nyata terhadap pengelolaan limbah nasional.
Pada kesempatan tersebut, hadir pula Dosen SITH ITB pengampu mata kuliah pengetahuan lingkungan, yaitu Dr. Ardhiani Kurnia Hidayanti dan Dr. Atmawi Darwis, serta dosen pengampu mata kuliah kapita selekta, Dr. Noviana Vanawati. Menurut Dr. Ardhiani kuliah tamu tersebut diharapkan dapat memantik kesadaran mahasiswa terhadap permasalahan lingkungan di Indonesia dan mencoba untuk merumuskan solusi nyata terhadap permasalahan tersebut. Hal senada, disampaikan oleh Dr. Noviana yang berharap kuliah tamu tersebut dapat memotivasi mahasiswa dan memberikan gambaran alumni SITH ITB yang sukses membentuk Start up.
Melalui kegiatan ini, SITH ITB menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan pembelajaran yang relevan dengan tantangan global, serta mendorong sivitas akademika untuk berperan aktif dalam menghadirkan solusi nyata bagi keberlanjutan lingkungan dan ketahanan pangan bangsa.
Kontributor: Trinitaty Bulan M Hutabarat, Biomanajemen (21325017)
Editor: AKH