KK FPHSB SITH ITB Perkuat Jejaring Riset Biomedik dan Inovasi Bahan Alam melalui Visiting Professor Prof. Gilles J. Guillemin
Bandung, sith.itb.ac.id – Kelompok Keilmuan Fisiologi, Perkembangan Hewan, dan Sains Biomedik (KK FPHSB), Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB), menyelenggarakan rangkaian kegiatan Visiting Professor Program yang berlangsung pada 24–28 November 2025. Program ini menghadirkan Prof. Gilles J. Guillemin, AM, GAICD, peneliti di bidang neuroinflamasi dan peran metabolisme triptofan dalam penyakit neurodegeneratif dari Macquarie University Australia, serta Leader of Neuroscience and Pain Research dari BioNyeri Pty Ltd.
Kehadiran Prof. Gilles dalam program ini menjadi bagian dari upaya SITH ITB dalam memperkuat dan memperluas jejaring riset global, sekaligus membuka peluang kolaborasi strategis dalam pengembangan sains biomedik, khususnya yang berbasis pada keanekaragaman hayati Indonesia.
Dr. Lulu Lusianti Fitri, M.Sc. dan Prof. Anggraini Barlian dari KK FPHSB, menjelaskan bahwa program ini dirancang secara komprehensif untuk memberikan wawasan baru bagi para mahasiswa dan dosen SITH ITB.
“Kedatangan Prof. Gilles berkaitan dengan kolaborasi antara SITH dan BioNyeri. Beliau memiliki keahlian mendalam di bidang neurosains dan saat ini banyak mencurahkan perhatian pada pemanfaatan tumbuhan Indonesia sebagai obat pereda nyeri. Oleh karena itu, kegiatan ini disusun untuk memberikan banyak inspirasi bagi mahasiswa S1 dan S2, baik melalui kelas maupun workshop,” ujar Dr. Lulu dan Prof. Anggraini.

Pemaparan prosedur isolasi sel neuron dan astrocytes kepada peserta mahasiswa dalam kegiatan mini workshop oleh Prof. Gilles (Rabu, 26/11/2025).
Kegiatan utama pada Rabu pagi (26/11/2025) diisi dengan Mini Workshop mengenai teknik isolasi “Primary Astrocyte dan Neuron Cell Culture”. Workshop ini diikuti oleh mahasiswa program sarjana (S1) peserta mata kuliah Neurobiologi dan mahasiswa magister (S2) mata kuliah Neurosains.
Dalam sesi ini, Prof. Gilles memberikan arahan langsung mengenai teknik isolasi primary neuron dan astrocytes. Didampingi oleh Dr. Lulu Lusianti Fitri, M.Sc., dan Dr. Rika Wahyuningtyas, S.Pi., M.Sc., M.P., Ph.D., serta asisten riset Ignacio Sandiko, para mahasiswa mempraktikkan prosedur teknis mulai dari preparasi jaringan, pemisahan sel, teknik sedimentasi, hingga observasi viabilitas sel.
“Teknik ini krusial karena memungkinkan peneliti bekerja dengan sel primer yang lebih merepresentasikan kondisi fisiologis sebenarnya dibandingkan cell lines biasa,” ujar Prof. Gilles saat mendemonstrasikan metode pemisahan astrocytes dan neuron.

Prof. Gilles memandu workshop isolasi sel neuron dan astrocytes di Laboratorium Instruksional Barat, SITH ITB (Rabu, 26/11/2025).
Agenda kemudian dilanjutkan pada Rabu siang dengan kuliah tamu yang mengangkat topik “Involvement of The Kynurenine Pathway in Neuroinflammatory Diseases: Applications for Prognosis and Therapeutic”. Dalam pemaparannya, Prof. Gilles menjelaskan secara mendalam mengenai Jalur Kynurenine (Kynurenine Pathway), sebagai bagian dari jalur metabolisme Tryptophan yang berperan sentral dalam regulasi sistem imun dan fungsi otak, serta perkembangan berbagai penyakit neurodegeneratif.
Menanggapi materi tersebut, Dr. Lulu dan Prof. Anggraini menekankan relevansi klinis dari topik yang dibawakan. “Prof. Gilles menjelaskan bagaimana jalur ini mengaktivasi produksi excitotoxin bernama Quinolinic Acid (QUIN) yang meningkat seiring terjadinya neuroinflamasi. Informasi ini sangat penting karena QUIN bersifat neurotoksik, gliotoksin, dan molekul proinflamatori. Peningkatan produksinya ditemukan pada sebagian besar penyakit neuroinflamasi dan gangguan psikiatri,” jelas Dr. Lulu dan Prof. Anggraini.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa metabolit QUIN ini dapat digunakan sebagai biomarker prognostik untuk melihat perkembangan (progression) dan tingkat keparahan (severity) suatu penyakit, seperti Alzheimer, Multiple Sclerosis (MS), hingga depresi berat. Hal ini membuka peluang modulasi menggunakan inhibitor enzim spesifik sebagai strategi terapi baru.

Kegiatan kuliah tamu Prof. Gilles pada mahasiswa peserta kelas Neurobiologi dan Neurosains (Rabu, 26/11/2025).
Selain membahas riset akademik, Prof. Gilles juga memperkenalkan BioNyeri (https://bionyeri.com/), perusahaan riset yang berfokus pada pengembangan pain management, onkologi, inovasi produk berbahan alam, hingga anti-aging. BioNyeri saat ini juga telah menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan dan universitas di Indonesia (ITB, IPB, UI), serta masih terus membuka peluang kolaborasi pengembangan produk berbasis bahan alam Indonesia. Beliau menekankan besarnya potensi biodiversitas Indonesia untuk dikembangkan menjadi produk terapeutik modern melalui validasi saintifik yang ketat dan bantuan teknologi Artificial Intelligence (AI).
“Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa. BioNyeri berfokus pada pengembangan produk alami untuk manajemen nyeri dan onkologi, dengan memanfaatkan riset validasi saintifik yang ketat, termasuk penggunaan teknologi AI dalam formulasi dan penemuan obat,” ungkap Prof Gilles.
Agenda kunjungan selama satu minggu ini turut diisi dengan sharing session antara dosen dan mahasiswa di KK FPHSB, memberikan kuliah tamu kepada mahasiswa S1-S2 SITH, memandu workshop, serta Research Group Discussion dengan dosen-dosen KK FPHSB untuk merumuskan agenda riset bersama.

Foto bersama Prof. Gilles dengan para mahasiswa dan dosen usai mini workshop (Rabu, 26/11/2025). (Dok. Ignacio)
Melalui kegiatan ini, SITH ITB berkomitmen untuk mempererat jejaring kolaborasi riset dengan mitra internasional, serta meningkatkan kualitas akademik dan kapasitas penelitian. Dengan hadirnya pakar internasional seperti Prof. Gilles, SITH ITB konsisten mendorong terbentuknya ekosistem riset yang inovatif, kolaboratif, dan berdaya saing global khususnya dalam bidang biomedik.
“SITH ITB berharap kedatangan Prof. Gilles dalam kelas dan workshop dapat menjadi pengalaman belajar yang baik dan tidak terlupakan bagi para mahasiswa dan dosen SITH. Semoga ke depannya, KK FPHSB dapat terus berkolaborasi dengan BioNyeri dalam pelaksanaan riset yang berdampak luas,” pungkas Prof. Anggraini dan Dr. Lulu.
Kontributor: Salma Sadiah (Bioteknologi, 2024)
Editor: AKH