Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB Bekerja Sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dalam Hal Perikanan Darat Hemat Air
BANDUNG, itb.ac.id – Kementerian Kelautan dan Perikanan RI telah bekerja sama dengan Sekolah Ilmu dan Teknologi (SITH) ITB dalam pengembangan Recirculation Aquaculture System (RAS) yang mampu melakukan efisiensi dalam penggunaan air dalam budidaya ikan air tawar. Hal ini disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad di sela-sela Sidang Umum Peringatan 91 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia yang dilaksanakan di Aula Barat ITB pada Sabtu (09/07/11). Dalam hari yang sama dilaksanakan juga ITB Tekno 2011 di Aula Timur ITB yang memamerkan teknologi RAS ini beserta hasil-hasil penelitian unggulan lainnya di ITB.
Inti dari aplikasi RAS adalah penggunaan air yang sama secara terus-menerus dalam budidaya ikan. Kendala yang dihadapi adalah meningkatnya kandungan ion amonium dari kotoran ikan, yang mana konsentrasi amonium yang melebihi batas tertentu akan bersifat racun bagi ikan. Karena itulah air yang dipakai dalam budidaya harus diberi perlakuan-perlakuan tertentu agar dapat terus digunakan. Perlakuan yang ada dalam RAS antara lain penyaringan partikel-partikel besar dengan settling tank yang dilengkapi dengan jaring-jaring sebagai filter, eliminasi molekul-molekul biologis besar dengan protein skimmer, eliminasi molekul-molekul radikal dengan karbon aktif, lalu biofilter sebagai perlakuan terakhir. Di dalam biofilter terdapat beberapa senyawa seperti batu kapur, kerikil, dan bioball.
Bioball adalah bahan plastik dengan kerangka seperti bola yang digunakan untuk menjebak kotoran sekaligus sebagai tempat menempelnya mikroorganisme nitrifikasi. Mikroorganisme nitrifikasi ini merupakan elemen yang penting dalam RAS karena organisme ini mampu mengubah ion amonium yang berlebih menjadi ion nitrat. Berbeda dengan ammonium, ion nitrat justru merupakan nutrisi yang penting bagi pertumbuhan ikan.
Bersama dengan SITH ITB, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mengaplikasikan teknologi ini pada beberapa sentra perikanan dengan cara menjalin kerja sama dengan pengusaha ikan setempat. Salah satu kerja sama yang berhasil adalah di daerah Cianjur, sebagaimana yang ditampilkan dalam video di tengah-tengah pidato Fadel. Dalam sidang ini pun dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama dengan Rektor ITB Akhmaloka tentang pengembangan dan penerapan ilmu dan teknologi kelautan dan perikanan. Dengan adanya kesepakatan ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kelautan dan perikanan.
Penghargaan untuk Menteri
Selain menyampaikan pidato dalam sidang umum, Fadel juga menerima anugerah Ganesa Prajamanggala Bakti Adiutama. Anugerah ini diberikan kepada alumnus Teknik Fisika angkatan 1972 karena dianggap memiliki pengabdian luar biasa sebagai menteri. Tokoh-tokoh lain yang mendapatkan penghargaan Ganesa Prajamanggala Bakti Adiutama ITB antara lain Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Direktur Jenderal Perguruan Tinggi Depdiknas sekaligus mantan Rektor ITB Djoko Santoso, (alm) Nusyirwan Tirtaamidjaja (Iwan Tirta), Buntoro Setiomulyo, arsitek ITB (alm) Henri Maclaine Pont, Rudy Soetikno, Susie Pudjiastuti, dan VR van Romondt.
Sumber (www.itb.ac.id)