FORESTSHARE : Potensi Hutan sebagai Sumber Energi Masa Depan
JATINANGOR, itb.ac.id – Berbagi solusi dalam inspirasi merupakan hal yang sering merepresentasikan mahasiswa ITB. Himpunan Mahasiswa Rekayasa Kehutanan (HMH) ‘Selva’ ITB menghadirkan ruang informasi dalam kegiatan yang berjudul “FORESTSHARE”. Melalui kegiatan tersebut HMH ‘Selva’ ITB mengangkat isu “Potensi Hutan Indonesia dalam Menyongsong Energi Masa Depan”. Kegiatan yang perdana digagas pada tahun 2015 ini diadakan pada Sabtu (14/11/15) bertempat di Gedung Kuliah Umum (GKU) 1 ITB kampus Jatinangor. Para narasumber yang hadir dan mengisi kegiatan ini berasal dari berbagai instansi terkait, baik dari kementerian, akademisi, maupun profesional. Para peserta kegiatan seminar ini pun mendapatkan benih tanaman Suren dan Jati Putih sebagai bentuk penanaman kepedulian terhadap hutan dan lingkungan.
Biomassa dan Jasa Hutan sebagai Aset Energi
Pembicara yang hadir dalam kesempatan kali ini terbagi ke dalam dua sesi. Sesi pertama bertemakan “Teknologi Biomassa Hutan untuk Energi Terbarukan” diisi oleh Ir. Tisnaldi (Direktur Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI), Dr. Ir. Robert Manurung, M.Eng, (Dosen Prodi Rekayasa Hayati), Petrus Gunarso, Ph. D (Conservation Director of APRIL), dan Dr. Ir. Johanes Pramana Gentur Sutapa, MSc. (Kepala Laboratorium Energi Biomassa) dari Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM). Kemudian sesi selanjutnya dengan topik “Potensi Jasa Lingkungan Hutan sebagai Sumber Energy Terbarukan” dinarasumberi oleh Prof. Dr. Ir. Emmy Suparka (Dosen Teknik Geologi ITB) dan Ir. Asep Sugiharta, M. Sc (Kasubdit Pemanfaatan Jasa Lingkungan Panas Bumi dan Karbon Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI).
“Dunia kita memang hutan, namun (kita) bukan perambah hutan,” ungkap Ir. Tisnaldi. Pembicara yang merupakan alumni Teknik Perminyakan ITB ini menyinggung pula bahwa bangunan di ITB merepresentasikan smart building yang ramah lingkungan dan hemat energi. Salah satunya gedung GKU 1 yang digunakan untuk seminar, bangunan tersebut dibangun tanpa AC (Air Conditioner) namun nyaman digunakan. Hal tersebut menunjukkan keselarasan antara teori dan realisasi. Tisnaldi memaparkan bahwa bioenergi bukanlah suatu energi alternatif semata, melainkan sumber energi yang utama di masa depan.
Selanjutnya, Dr. Gentur menekankan urgensi kelestarian hutan. Menurutnya, “Tanpa hutan manusia akan punah, tanpa manusia hutan tidak akan punah, justru lebih baik.” Di samping itu Dr. Gentur menambahkan bahwa dalam pemanfaatan hutan secara efektif sebaiknya dimulai dari sekarang bukan menunggu sumber energi fosil habis.
Dr. Robert menambahkan sebuah pengetahuan mengenai teknologi untuk mengkonversi biomassa sebagai sumber energi yang potensial. Kegiatan ini ditutup dengan pengumuman kompetisi esai dan poster yang telah dilaksanakan sebelumnya. Para peserta yang hadir selanjutnya dipersilahkan untuk mengunjungi “Forest Expo” di bagian luar ruang seminar.