Kuliah Umum : Pengelolaan Spesies Invasif Asing di Indonesia
Rabu 25 November 2015 Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB bekerja sama dengan Puslitbang Kehutanan dan FORIS Indonesia untuk menyelenggarakan acara kuliah umum. Kuliah tamu yang mengusung tema pengelolaan Spesies Invasif Asing di Indonesia bertempat di ruang Audio Visual Lantai 4 Perpustakaan Pusat ITB. Peserta kuliah yang berasal dari para mahasiswa, dosen dan bahkan pegawai ITB mencapai 160 peserta.
Kuliah tamu tentang pengelolaan Spesies Invasif Asing di Indonesia yang dijadwalkan pkl 09.00 – 12.00 WIB dimoderatori oleh salah satu dosen SITH-ITB Dr. Endah Sulistyawati. Pembukaan kuliah tamu disampaikan oleh Wakil Dekan Bidang Akademik SITH Dr. Tjandra Anggraeni. Ucapan terimakasih dari Dr. Tjandra Anggraeni disampaikan kepada pihak Puslitbang Kehutanan dan FORIS Indonesia yang sudah bekerja sama dengan SITH untuk mengadakan kuliah tamu. Ucapan terimakasih juga dilontarkan kepada para pembicara yang akan mengisi kuliah.
Jenis Asing Invasif di Indonesia
Memberikan bekal pengetahuan yang mendalam terkait pengelolaan jenis asing invasif baik tumbuhan, satwa dan mikroorgansime merupakan tujuan dari kuliah umum yang disampaikan Dr. Titiek Setyawati dari TIM-FORIS Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menjadi pembicara pertama. Keanekaragaman hayati yang berperan penting bagi manusia dan lingkungan terus mengalami penurunan cukup tinggi. Dr. Titiek Setyawati menyampaikan materi tentang Jenis Asing Invasif dikarenakan Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati, dimana berperan penting bagi manusia dan lingkungan telah mengalami penurunan yang cukup tinggi. Jika hal tersebut tidak segera dihentikan, maka akan mengalami penurunan terus menerus dan sekitar 20-70% habitat asli lenyap.
Penyebab penurunan habitat asli tersebut salah satunya disebabkan oleh Jenis Asing Invasif (invasife alien spesies). Jenis Asing Invasif itu merupakan spesies yang diintroduksi secara sengaja atau tidak yang berasal dari habitat alaminya, dimana mereka memiliki kemampuan untuk membentuk diri mereka, menyerang, berkompetisi dengan spesies lokal/asli dan mengambil alih lingkungan barunya.
Untuk melakukan pencegahan agar Jenis Asing Invasif tidak merusak habitat asli diantaranya dengan memprediksi seperti apa kinerja organisma yang akan di impor masuk ke wilayah Indonesia. Jika diprediksi berpeluang besar menjadi invasif maka organisma tersebut harus ditolak dan dicegah masuk. Hanya organisma yang bermanfaat saja yang diperbolehkan masuk.
Analisis Resiko Tumbuhan Invasif di Indonesia
Menyambung pembicara pertama Soekisman Tjotrosoedirdjo PhD yang merupakan dosen dari IPB memberikan materi untuk para peserta kuliah. Dengan bahasan yang masih dalam satu tema, pembicara kedua memberikan cara untuk menganalisa sebab dan akibat dari Tumbuhan Invasif yang ada di Indonesia. Dijelaskan bahwa tumbuhan invasif itu adalah tumbuhan yang tumbuh menjadi dominan pada suatu wilayah, tumbuhnya sangat cepat dan bahkan mampu menekan pertumbuhan jenis tumbuhan lain yang pada akhirnya dapat merusak ekosistem di wilayah tersebut kemudian bisa merugikan baik ekonomi, ekologi maupun lingkungan.
Disampaikan oleh Soekisman Tjotrosoedirdjo PhD bahwa ada beberapa hal yang mempengaruhi resiko, yaitu peluang resiko dan besarnya resiko. Peluang resiko ditentukan oleh karakter tumbuhan dan besarnya resiko ditentukan oleh konsekuensi dari invasi tumbuhan tersebut. Untuk mengukur peluang terjadinya invasi dapat dilakukan secara relatif dari seluruh tumbuhan, yaitu dengan mengevaluasi dari yang berpeluang tinggi sampai yang berpeluang rendah.
Dampak spesies invasif terhadap pemulihan hutan di kawasan koridor Taman Nasional Halimun Salak
Pembicara ketiga merupakan dosen SITH-ITB yaitu Dr. Dian Rosleine yang menyampaikan hasil studinya di Kawasan Gunung Halimun Salak National Park. Kawasan tersebut merupakan kawasan konservasi terbesar di tanah jawa yang digunakan untuk melindungi ekosistem hutan hujan tropis. Kedua ekosistem terhubung oleh akibat aktivitas manusia seperti penebangan, praktek pertanian, perkebunan, pemukiman dan pembangunan infrastruktur. Maka dari itu hutan dikawasan tersebut yang mempunyai peran penting untuk habitat dan daerah gerakan beberapa spesies yang terancam punah dan daerah tangkapan air untuk memasok air ke sukabumi dan kabupaten bogor menurun.
Dr. Dian Rosleine menyampaikan beberapa cara untuk mengatasi permasalahan tersebut. Rehabilitasi kawasan menjadi satu cara yang dapat memulihkan dan melestarikan spesies dan untuk meningkatkan ekologis. Aspek sosial, ekonomi dan ekologi dapat dilakukan dengan sistem manajemen konservasi. Dan untuk mengurangi dampak spesies selama proses, pemilihan spesies asli yanng tepat sangat penting untuk penyayaan penanaman.
Ekspansi Acacia nilotica di Kawasan Taman Nasional Baluran
Aruna Pradipta menjadi pembicara keempat dalam kegiatan Kuliah Umum tersebut. Disampaikan oleh Aruna Pradipta tentang studi kasusnya mengenai ekspansi Acacia nilotica di Taman Nasional Baluran berdasarkan analisis citra satelit. Analisa yang dilakukan oleh Aruna Pradipta disajikan dalam beberapa bentuk dokumentasi foto Kawasan Taman Nasional Baluran.
Kuliah Umum tentang Pengelolaan Pengelolaan Spesies Invasif Asing di Indonesia diakhiri dengan sesi tanya jawab antara pembicara dengan para peserta kuliah. Dan tidak terlewatkan pemberian cindera mata dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati-ITB kepada keempat pembicara mengakhiri kegiatan tersebut.