Sosialisasikan pemanfaatan biji karet secara biorefinery di Kabupaten Musi Rawas
Rabu, 26 Oktober 2016. Tim KK Agroteknologi dan Teknologi Bioproduk (ATB) yang terdiri dari Dr. M. Yusuf Abduh dan Syaripudin, ST. memenuhi undangan Pascasarjana STIE MURA Lubuk Linggau untuk berdiskusi dengan bupati dan melakukan sosilasisasi pemanfaatan biji karet selama dua hari 26-27 Oktober 2016. Kedatangan Tim KK ATB di Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan disambut baik oleh Bupati H. Hendra Gunawan dan Kepala Dinas Perkebunan Musi Rawas Ir. Ramdani M.Si di kantor Bupati. Pada kesempatan ramah tamah bersama Bupati dan para pejabat terkait, Yusuf selaku ketua tim memaparkan konsep pemanfaatan biji karet secara biorefinery. Biji karet yang selama ini tidak dimanfaatkan oleh petani karet dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah. Produk yang dihasilkan dapat berupa minyak yang bisa diolah menjadi biodiesel, selanjutnya ampas dan cangkang biji karet digunakan menjadi sumber makanan larva lalat tentara hitam yang merupakan sumber protein bagi pakan ayam dan ikan. Selain manfaat dari biji karet berupa minyak dan pakan, budidaya trigona pada perkebunan karet dapat menjadi polinator pembungaan karet dan menghasilkan propolis serta madu yang dapat menjadi sumber penghasilan tambahan petani karet. Inovasi yang dipaparkan tidak hanya terbatas pada pengolahan biji karet, namun juga terkait dengan Mobile Biorefinery Unit (MBU), dimana potensi dan sumberdaya lokal dapat diolah dan memenuhi kebutuhan lokal (Local Resources for Local Demand) dengan alat pengolahan yang dirancang diatas truk agar bisa menjangkau bahan alam yang berada di daerah terpencil.
Setelah paparan dari tim ATB, Bupati memberikan respon positif dan merasa senang dengan kedatangan tim ATB, ia memiliki banyak harapan kepada tim khususnya tentang pengolahan dan pengelolaan perkebunan karet. Menurut Bupati, selama ini belum ada pemanfaatan biji karet pada masyarakat petani karet kecuali sebagian kecil untuk pembibitan dan beberapa inisiatif warga menjadikan biji karet sebagai souvenir kerajinan tangan. “Dengan adanya sosialisasi dari ITB saya berharap dapat memacu motivasi dan inovasi petani untuk dapat memanfaatkan biji karet yang selama ini dibiarkan membusuk” Pungkas Bupati.
Tanggapan positif juga diberikan oleh Ir. Ramdhani M.Si dan Ir. Subardi selaku Sekretasi DinBun, mereka memberikan masukan untuk dapat bekerjasama dalam pengolahan biji karet. Mengingat 70% masyarakat Kabupaten Musi Rawas menggantungkan sumber penghasilan dari perkebunan karet. Di Kabupaten Musi Rawas terdapat lebih dari 300 ribu hektar perkebunan karet atau setengah dari jumlah luas seluruh perkebunan karet di Provinsi Sumater Selatan. Luas perkebunan karet yang sangat besar tersebut menjadi potensi untuk dilakukan pengembangan baik dari hulu maupun hilir, selain produk utama berupa lateks diharapkan produk turunan dari biji karet juga dapat menjadi sumber kemakmuran masyarakat.
Gambar 1 Sistem Produksi Biodiesel Berbasis Minyak Biji Karet Terintegrasi dengan Budidaya Lalat Tentara Hitam dan Lebah Trigona
Pada hari kedua Kamis (27/10) tim ATB memberikan sosilasisai ke kawasan lapangan kebun karet tepatnya di Balai desa Bangun Rejo. Sejumlah perwakilan kelompok tani Kecamatan Suka Karya terdiri dari 8 desa yaitu Bangun Rejo, Ciptodadi, Ciptodadi II, Rantau Alih, Sugih Waras, Sukarena, Sukowarno, Yudha Karya Bhakti berbondong-bondong menghadiri program sosialisasi pemanfaatan biji karet secara konsep biorefinery.
Paparan maksud dan tujuan sosialisasi disampaikan oleh Drs. H. Sardiyo, M.M selaku Pembina Yayasan Pendidikan Dwi Tunggal, dan Dr. H. Abdullah Hehamahua, S.H.,M.M selaku Direktur Pascasarjana STIE MURA Lubuk Linggau, menurut keduanya STIE selaku institusi pendidikan tinggi berkewajiban untuk melakukan tridharma perguruan tinggi yang salah satunya adalah pengabdian kepada masyarakat. “Dengan mendatangkan ahli pengolahan biji karet dari ITB, saya berharap dapat membantu masyarakat Suka Karya agar mendapatkan inspirasi dan ilmu tentang mengolah biji karet menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai jual” tutur Sardiyo pada akhir sambutannya. Ir. Subardi selaku perwakilan dari Dinas Perkebunan juga menyampaikan harapan dan fakta lapangan kepada petani perkebunan karet agar menjadi motivasi untuk semangat dalam mengaplikasikan ilmu dan pengalaman yang disampaikan oleh tim dari ITB.
Setelah sambutan dari para pejabat terkait, pemaparan materi sosilasisai disampaikan oleh Dr. M. Yusuf Abduh. Dalam presentasi yang disampaikan, ia menekankan agar potensi besar yang dimiliki oleh masyarakat berupa perkebunan karet yang luas dan melimpahnya biji karet yang belum diolah dapat dimanfaatkan secara konsep biorefinery sehingga memiliki nilai jual. Untuk memberikan gambaran tentang mudahnya pengolahan biji karet, Yusuf menampilkan video pendek tentang konsep biorefinery yang telah dilakukan.
Agar ilmu yang diberikan dapat diaplikasikan, Syaripudin, ST selaku asisten peneliti memberikan paparan percobaan langsung dan simulasi bersama masyarakat petani dalam pengolahan biji karet dan budidaya trigona. Alat Manual Hidraulyc Press dibawa langsung dari Bandung untuk dapat ditunjukkan pengoperasian pemisahan minyak dari biji karet. Ampas dari hasil press minyak diberikan kepada larva lalat tentara hitam, dan selanjutnya diberikan pemaparan lanjutan tentang manfaat larva sebagai sumber protein pakan ayam serta pakan ikan. Setelah itu dilakukan pemindahan koloni trigona spesies Leviaceps kedalam MOTIVE yang merupakan sarang trigona hasil modifikasi untuk meningkatkan perolehan propolis yang sedang dalam proses pengajuan paten. Masyarakat petani karet sangat antusias menyaksikan percobaan langsung proses pengepresan biji, simulasi pakan larva dan pemindahan trigona. Ketertarikan dan antusiasme petani juga terbukti pada sesi tanya jawab, dimana banyak petani yang ingin mengetahui detail ilmu dan aplikasi mengenai konsep biorefinery yang telah disampaikan.
Pada akhir acara ditutup dengan serah terima alat hidraulyc press, MOTIVE, koloni lebah dan larva lalat dari tim ATB dan STIE Mura Lubuk Linggau kepada perwakilan kelompok tani untuk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai alat pengolahan biji dan bibit budidaya lalat tentara hitam dan lebah trigona.