AGRIFASCO 2018: Membangkitkan Era Emas Pertanian Berkelanjutan
Penulis: Yedida (Mahasiswa Rekayasa Pertanian ITB 2014)
BANDUNG, SITH.ITB.AC.ID – AGRIFASCO 2018 merupakan rangkaian acara tahunan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Rekayasa Pertanian Institut Teknologi Bandung, HIMAREKTA ‘Agrapana’ ITB pada tanggal 20-21 Januari 2018. Terdapat 3 mata acara dari rangkaian acara ini diantaranya adalah lomba karya tulis ilmiah, seminar nasional, dan expo. Tahun ini AGRIFASCO mengusung tema: “Create a New Gold Era with Sustainable Agriculture for National Food Security Based on Food Resilience and Sovereignty”. AGRIFASCO ini bertujuan untuk memunculkan gagasan – gagasan baru mengenai sistem pertanian terpadu, memberikan pencerdasan mengenai pertanian kepada mahasiswa, akademisi dan masyarakat pada umumnya, serta memperkenalkan komunitas – komunitas pertanian yang sedang berkembang saat ini. Dengan berlangsungnya kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, bahkan menggerakan masyarakat, khususnya mahasiswa untuk memajukan sektor pertanian Indonesia. AGRIFASCO tahun ini agak berbeda di tahun sebelumnya, karena di tahun ini diadakan Expo, atau pameran. AGRIFASCO 2018 berjalan dengan baik dan lancar, karena masyarakat mendapat gagasan baru dari lomba karya tulis ilmiah, pencerdasan dari seminar, serta hiburan dan talkshow yang seru di expo.
Lomba Karya Tulis Ilmiah
Lomba karya tulis ilmiah AGRIFASCO 2018 dibuka untuk seluruh mahasiswa di Indonesia. Lomba ini dibagi ke dalam 4 sub-tema untuk dipilih, yaitu Zero Waste, Pestisida Organik, Sistem Integrasi Tanaman dan Ternak, serta Urban Farming. Adapun dari 101 abstrak yang masuk, dan dengan proses seleksi yang ketat, pada akhirnya menghasilkan 9 tim finalis yang diundang untuk mempresentasikan karya mereka pada tanggal 20 Januari 2018 di ITB Jatinangor. Satu tim terdiri dari 2 – 3 orang. Finalis terdiri dari berbagai universitas antara lain Universitas Diponegoro, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Gadjah Mada, Universitas Sebelas Maret, Universitas Tanjungpura, Universitas Padjadjaran, Universitas Surya, dan tuan rumah sendiri. Semangat dan antusias yang tinggi sangat terlihat dari setiap finalis mulai dari Techinal Meeting hingga ketika presentasi berlangsung. Topik – topik yang diangkat oleh peserta antara lain, penerapan sistem akuaponik pada tepi sungai Kapuas, pemanfaaatan limbah kopi sebagai pakan ternak dan media tumbuh jamur enoki, pemanfaatan kulit petai, dan juga bunga kentut yang dimanfaatkan sebagai pestisida natabi, serta topik – topik menarik lainnya. Pemenang lomba diumumkan pada tanggal 21 Januari 2018 di penghujung acara seminar nasional, dimana topik mengenai pupuk organik dari limbah industri tahu untuk tanaman Microgreen dan Hydrilla mampu membawa Universitas Muhammadiyah Malang memperoleh juara 1. Selain itu, Universitas Tanjungpura mendapat juara 2, dan piala juara 3 didapatkan oleh tim dari Universitas Gadjah Mada. Terlepas dari itu semua, setiap ide – ide yang tertuang dari karya tulis peserta lomba, diharapkan dapat memberi manfaat bagi peserta, bagi universitas, dan terlebih bagi ketahanan pangan nasional.
Seminar Nasional AGRIFASCO 2018
Seminar nasional AGRIFASCO 2018 ini diselenggarakan dalam rangka meningkatkan awareness atau kepedulian masyarakat akan konsep ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan pangan melalui integrated farming system atau sistem pertanian terpadu. Terdapat beberapa pembicara yang memaparkan materinya dan berdiskusi, diantaranya untuk sesi 1 dihadiri oleh Bapak Dr. Agung Hendriadi, M. Eng. sebagai Ketua Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Indonesia dan Bapak Dr. Robert Manurung selaku dosen SITH ITB; kemudian untuk sesi 2 dihadiri oleh Bapak Irsan Rajamin yang merupakan CTO dari Habibi Garden dan Ibu Dea Salsabilla Amira sebagai CEO Ur-Farm Coffee.
Kajian mengenai kedaulatan dan kemandirian pangan kini semakin hari semakin menarik. Hal ini disebabkan oleh jumlah penduduk dunia yang meningkat drastis, sehingga dibutuhkan konsep baru dalam penyediaan pangan. Urgensi dari ketersediaan pangan ini disampaikan dalam perkataan Ketua Badan Ketahanan Pangan pada seminar AGRIFASCO. Pak Dr, Agung Hendriani selaku Ketua Badan Ketahanan Pangan mengatakan bahwa salah satu agenda dari agenda Nawa Cita Jokowi-JK adalah “Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan sektor strategis ekonomi domestik”, dimana salah satu sektor yang strategis adalah pertanian, untuk meningkatkan kedaulatan pangan. Dr. Robert Manurung menyatakan suatu konsep untuk menjawab permasalahan ini, yakni dengan desain agroekologi, yaitu pertanian yang meniru fungsi dan struktur dari ekosistem alaminya, sehingga terjadi interaksi yang dapat mendukung terjadinya keberlanjutan dalam pertanian.
Selain itu, teknologi yang pesat tentu dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ini. Bapak Irsan Rajamin memberikan solusi unik terhadap kemadirian dan ketahanan pangan, yakni dengan layanan perangkat pertanian presisi yang memungkinkan para petani berkomunikasi dengan tanaman untuk dapat memberi makan tanaman tepat dengan jumlah yang tepat. Solusi lain dengan pemanfaatan teknologi untuk memenuhi ketahanan dan kemandirian pangan dilakukan oleh Ibu Dea Salsabila Amira sebagai CEO Ur-Farm Coffee yang melakukan pemotongan rantai distribusi kopi, dari petani kopi ke konsumen. Dari seminar AGRIFASCO 2018, para audiens dapat memiliki kesadaran mengenai pentingnya perwujudan ketahanan pangan dan kemandirian pangan, dan juga pengetahuan tentang strategi – strategi yang dapat dilakukan mulai dari yang sederhana hingga kompleks.
Expo Agrifasco
Expo AGRIFASCO 2018 merupakan expo perdana yang bekerjasama dengan komunitas 1000 kebun. Expo tanggal 21 Januari 2018 ini diselenggarkan di Lapangan Basket CC Barat ITB Ganesha 8 pagi hingga 5 sore. Expo yang bekerja sama dengan Komunitas 1000 Kebun ini menghadirkan tema pasar sehat. Tujuan diadakannya Expo di tahun ini adalah untuk memperkenalkan kepada masyarakat umum tentang acara AGRIFASCO 2018, memperkenalkan komunitas 1000 kebun serta menyadarkan masyarakat tentang pentingnya hidup sehat. Expo ini diramaikan oleh 20 stand makanan – makanan unik yang sehat seperti es krim sayur, serta kerupuk jamur.
Setiap tim finalis lomba karya tulis diberikan kesempatan untuk memajang poster ilmiah mereka di stand Expo AGRIFASCO. Ternyata, poster ilmiah ini cukup menarik perhatian pengunjung, dan para pemenang lomba pun menjelaskan posternya dengan antusias dan semangat. Pengunjung dapat memberi stiker pada setiap poster, dan pada akhirnya akan dihitung jumlah stiker terbanyak untuk mendapat pemenang poster terfavorit. Adapun tim Universitas Surya Tangerang mampu mendapatkan stiker terbanyak dari pengunjung, sehingga menjadi juara poster favorit AGRIFASCO 2018.
Selain stand, expo Agrifasco ini juga menghadirkan talkshow yang dibawakan oleh Kang Galih dari 1000 kebun serta Kang Puji sebagai founder KangPuj Farm tentang agrisociopreneur serta beberapa band hiburan. Setelah talkshow diadakan, dilanjutkan dengan demo memasak, yang dilakukan oleh Bapak Legiman dari komunitas 1000 kebun. Beliau mengajarkan cara memasak baso tuna singkong, dimana bahan untuk membuat bakso ini bukan menggunakan tepung biasa namun menggunakan tepung mocaf. Menariknya, ternyata cuaca yang agak mendung, tidak menghalangi masyarakat untuk datang ke expo. Diperkirakan sekitar 200 orang yang hadir ke Expo AGRIFASCO, termasuk tamu istimewa yaitu Bapak Akhmaloka (rektor ITB periode 2010-2015), serta Ibu Iriawati (wakil rektor bidang sumberdaya dan organisasi periode 2015-2020).
(Sumber : https://rp.sith.itb.ac.id/2018/02/08/agrifasco-2018-membangkitkan-era-emas-pertanian-berkelanjutan/ )