Enter your keyword

PPM : Mikroba Lokal untuk Peningkatan Proses Pascapanen Petani Kopi di Jawa Barat

PPM : Mikroba Lokal untuk Peningkatan Proses Pascapanen Petani Kopi di Jawa Barat

Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu pilar Tridharma Perguruan Tinggi yang dilaksanakan oleh setiap pengajar di Perguruan Tinggi, termasuk di Institut Teknologi Bandung (ITB). Salah satu tim dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) yang terdiri dari Bapak Intan Taufik, Ph.D. dan Bapak Jayen Aris Kriswantoro S.Si., M.Si. serta mahasiswa Prodi Mikrobiologi, Alvira Niryana Ravita, melaksanakan Program Pengabdian Masyarakat (PPM) dengan judul: “Peningkatan proses pascapanen kopi dengan menjaga kualitas air dan menggunakan mikroba lokal di Jawa Barat” sebagai bentuk implementasi dari pilar tersebut. Kegiatan PPM ini bertujuan meningkatkan kualitas biji kopi yang dihasilkan oleh para petani kopi daerah Jawa Barat, dengan memanfaatkan kultur starter mikroba lokal dalam proses fermentasi atau pasca panen kopi.

Kegiatan yang mendapatkan pendanaan dari LPPM ITB ini diawali dengan webinar pada 11 April 2021 (https://youtu.be/7YZQPppgSBA) yang dibuka oleh Dekan SITH, Dr. Endah Sulistyawati. Kegiatan ini diikuti oleh 146 peserta, yang didominasi oleh petani di Jawa Barat, dengan beberapa peserta dari luar propinsi Jawa Barat hingga luar pulau Jawa. Selain memaparkan materi terkait pengolahan pascapanen kopi dan pengolahan air, diperkenalkan pula penggunaan mikroba lokal yang dapat meningkatkan kualitas kopi. Dari berbagai kajian yang dilakukan, mikroba tertentu telah terbukti dapat menekan kegagalan pasca panen, sekaligus meningkatkan kualitas rasa akhir kopi yang dihasilkan. Pada kesempatan yang sama, tim juga mengajak petani kopi untuk berpartisipasi dengan mengirimkan sampel dari daerahnya masing-masing. Ajakan ini terbukti berhasil, antara lain 15 petani/kelompok tani dari 8 kabupaten di Jawa Barat langsung menyanggupi untuk mengirimkan buah kopi matang (merah) dan juga air yang digunakan untuk pengolahan pasca panen ke SITH ITB.

Sampel yang didapatkan selanjutnya diperiksa kandungan mikrobanya, dengan perhatian utama pada jenis bakteri dan ragi. Kegiatan laboratorium, yang juga dibantu oleh dua orang asisten, pada akhirnya berhasil mengisolasi beberapa jenis bakteri dan ragi, dari sampel ceri kopi arabika maupun robusta yang telah dikirimkan oleh para petani. Selain itu, tim melakukan kunjungan lapangan ke 3 kelompok tani di sekitar Bandung, yaitu di Gunung Halu (19 Juni), Gunung Burangrang (22 Agustus) dan Gunung Manglayang (28 Agustus). Dengan membawa mikroba yang telah diisolasi di laboratorium, tim memberikan pelatihan cara penggunaan mikroba dari masing-masing daerah dalam proses pascapanen yang biasa dilakukan oleh para petani. Kegiatan kunjungan lapangan juga dijadikan ajang bertukar pikiran, termasuk mengenalkan aspek mikrobiologi dalam proses pascapanen kopi.

Kegiatan ini pun diminati oleh beberapa petani kopi dari luar Jawa Barat, terbukti dengan adanya petani kopi dari luar Jawa Barat yang mengirimkan sampel buah kopinya untuk diperiksa. Berhubung masa panen yang tidak setiap saat dan tidak serempak, masih terdapat beberapa kelompok tani yang mengirimkan buah kopi hingga berita ini diterbitkan. Tentunya tim peneliti dengan senang hati menerima sampel dan memeriksanya. Seperti yang telah dilakukan sebelumnya, mikroba yang nanti ditemukan akan dikembalikan dalam bentuk starter fermentasi ke para petani untuk digunakan dalam proses pasca panen kopi, guna menghasilkan kopi dengan kualitas baik dan konsisten.

Harapan ke depannya, lebih banyak lagi daerah dan kelompok tani yang dapat dikunjungi serta bekerja sama, agar kopi sebagai salah satu produk unggulan Indonesia dapat semakin berkembang dan para pelaku usaha kopi, khususnya para petani, dapat semakin sejahtera. Bagi para petani atau kelompok tani yang berminat untuk mengirimkan sampel kopinya dapat menghubungi tim melalui email : itaufik@office.itb.ac.id.

 

X