Enter your keyword

Dosen KK MSDH SITH ITB Berbagi Pengetahuan Guna Meningkatkan Kapasitas Kelompok Tani di Kelompok Tani Maju Mekar di Rancakalong, Sumedang

Dosen KK MSDH SITH ITB Berbagi Pengetahuan Guna Meningkatkan Kapasitas Kelompok Tani di Kelompok Tani Maju Mekar di Rancakalong, Sumedang

Bandung, 25 Juli 2023

Kelompok Tani Maju Mekar di Desa Nagarawangi, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang telah mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat yang diselenggarakan oleh Dosen Kelompok Keahlian Manajemen Sumber Daya Hayati (MSDH) SITH ITB. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah agroforestri di kelompok tani tersebut.

Agroforestri adalah sistem penanaman yang memadukan tanaman berkayu dengan tanaman pangan, obat-obatan, lebah, perikanan, dan peternakan di lahan seperti pekarangan, ladang, dan hutan. Sistem ini bisa dilakukan dengan tanaman-tanaman tersebut ditanam bergantian atau bersamaan.

Kegiatan pelatihan ini berlangsung pada tanggal 24-25 Juli 2023, dengan format diskusi interaktif antara dosen KK MSDH SITH ITB dan anggota Kelompok Tani Maju Mekar. Selama dua hari, sebelas dosen menyampaikan berbagai topik terkait agroforestri, dengan detail sebagai berikut:

  1. Pujo Hutomo dengan topik “Peningkatan Kapasitas Kelompok Tani Sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas dan Nilai Tambah Agroforestry: Definisi, Tujuan, Manfaat Agroforestry”
  2. Endang Hernawan dengan topik “Manajemen Agroforestry”
  3. Tien Lastini dengan topik “Model-Model Agroforestry”
  4. Sofiatin dengan topik “Agroforestry untuk Fungsi Konservasi”
  5. Ramadhani Eka Putra dengan topik “Pola Budidaya pada Agroforestry”
  6. Mulyaningrum dengan topik “Kelembagaan Kelompok Tani Agroforestry”
  7. Mia Rosmiati dengan topik “Aspek Keuangan dalam Mengelola Usaha Agroforestry”
  8. Yooce Yustiana dengan topik “Nilai Tambah dan Cara Menghitungnya”
  9. Heri Rahman dengan topik “Produktivitas Agroforestry”
  10. Agustania, Ir., MP. dengan topik “Sosiologi Agroforestry”
  11. Wawan Gunawan dengan topik “Kewirausahaan Agroforestry”

Acara ini dihadiri oleh 18 peserta yang merupakan anggota aktif dari Kelompok Tani Maju Mekar. Pada hari pertama, materi difokuskan pada pengenalan tentang agroforestri, manajemen, dan model-model yang digunakan dalam sistem agroforestri. Pada hari kedua, aspek ekonomi dan sosial lebih diutamakan, termasuk aspek keuangan, pemberian nilai tambah pada produk agroforestri, produktivitas, aspek sosiologi, pemberdayaan lokal, serta kewirausahaan dalam agroforestri.

Peserta acara sangat antusias dalam mengikuti diskusi dan berbagi pengalaman tentang penerapan agroforestri, terutama dalam budidaya kopi. Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan aktivitas ‘ice breaking’ untuk menjaga semangat peserta. Mereka juga berdiskusi mengenai studi kasus yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan dan bagaimana penerapannya dalam agroforestri yang mereka jalani.

Para peserta sependapat bahwa agroforestri memiliki manfaat ekonomi, lingkungan, dan sosial. Penerapan agroforestri juga berhasil mengurangi tindakan penebangan kayu ilegal dan melibatkan pelaku kejahatan dalam pengelolaan agroforestri, memberikan mereka lapangan pekerjaan yang lebih bermanfaat.

Hasil dari penerapan agroforestri di Kelompok Tani Maju Mekar termasuk produk kopi yang dikenal sebagai “Kopi Boehoen Nagarawangi”. Mereka menghasilkan kopi ini secara mandiri mulai dari penanaman hingga distribusi, serta menggunakan fasilitas Solar Dryer Dome untuk pengeringan biji kopi.

Partisipasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah setempat dan institusi pendidikan tinggi seperti SITH ITB, telah berkontribusi dalam membimbing dan memantau perkembangan agroforestri dengan komoditas kopi di Desa Nagarawangi.

Acara ditutup dengan pesan motivasi dari Kepala Desa yang juga anggota Kelompok Tani Maju Mekar, “Ulah eleh ku atuda, kudu sagala sanajan! (Jangan kalah dengan kata tapi, namun perlu diperjuangkan dengan kata meskipun)”.

 

X