Enter your keyword

KK MSDH SITH ITB Melakukan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat di Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya

KK MSDH SITH ITB Melakukan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat di Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya

Penulis: Nadya Karina Arifiani (Mahasiswa Program Studi Biomanajemen)

Jarak yang jauh bukan halangan bagi para dosen dari Kelompok Keahlian Manajemen Sumber Daya Hayati (KK MSDH) Sekolah Ilmu Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (SITH ITB) untuk mengabdi. Kali ini para dosen mengabdikan diri untuk meningkatkan kegiatan pariwisata di Provinsi Papua Barat Daya, 2500 Kilometer dari Bandung. Kegiatan tersebut bertemakan “Pembentukan Serta Penguatan Kapasitas Manajemen dan Kelembagaan Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Kampung Gamta dan Kampung Magey untuk Perannya dalam Pengembangan Kegiatan Pariwisata di Sekitar Destinasi Pariwisata Raja Ampat” dan dilaksanakan di Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya. Program pengabdian ini diketuai oleh Dr. Yooce Yustiana yang juga merupakan ketua KK MSDH. Dr. Yooce membawa serta empat dosen dengan keahlian masing-masing untuk memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat setempat yang akan menjadi pengurus Pokdarwis terkait pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan. Beliau adalah Dr. Sofiatin, Dr. Pujo Hutomo, dan Dr. Endang Hernawan.

Dr. Yooce Yustiana membawakan materi tentang pengembangan desa wisata potensi ekonomi desa sehingga masyarakat setempat diharapkan bisa lebih mengenal potensi apa saja dari desa/kampungnya sehingga memudahkan mereka untuk fokus mengelola kekayaan alam yang dimiliki. Dr. Sofiatin membawakan materi tentang konservasi mangrove. Melalui materi ini diharapkan masyarakat meningkat pengetahuannya terkait potensi kerusakan mangrove yang diakibatkan oleh alam maupun manusia beserta akibat yang ditimbulkan dan dampaknya bagi manusia dan lingkungan. Dr. Pujo Hutomo membawakan materi tentang peningkatan manajemen kelompok dalam pengembangan ekowisata, dan Dr. Endang Hermawan membawakan materi tentang modal sosial dalam pengembangan desa wisata. Untuk menunjang proses pembelajaran, setiap peserta mendapatkan satu paket alat belajar yang terdiri dari tas, pulpen, buku, dan handout setiap materi.

Gambar 1. Peserta mendapatkan handout materi dan alat tulis

Antusiasme peserta cukup tinggi. Terlihat dari semua peserta fokus mendengarkan apa yang disampaikan oleh bapak ibu dosen. Salah satu peserta yaitu Pak Adam Wailegi mengutarakan pendapatnya, “Kami masih perlu mengetahui secara detail untuk mengelola keindahan alam di sekitar sini dan bagaimana cara memasarkannya”. Setelah peserta dibekali oleh materi-materi pengelolaan wisata yang berkelanjutan, pada hari selanjutnya peserta dilatih untuk membentuk kelompok dan merumuskan rencana program kerja ketika Pokdarwis sudah dikukuhkan menjadi kelompok yang sah dan dilegalkan oleh dinas pariwisata setempat.

Pertama-tama, Dr. Pujo memaparkan terlebih dahulu konsep struktur organisasi beserta tugasnya agar setiap peserta dapat memahami perannya nanti. Setelah peserta mempelajari materi tersebut, peserta membentuk beberapa kelompok kecil untuk membahas siapa yang paling sesuai untuk memegang peran ketua dan sebagainya. Setelah itu, salah satu perwakilan tiap kelompok dipilih untuk berdiskusi dengan perwakilan kelompok lainnya untuk menentukan struktur organisasi pokdarwis.

Gambar 2. Suasana ketika diskusi kelompok tentang pemilihan calon pengurus Pokdarwis

Setelah peserta bersepakat mengenai peran masing-masing anggota, diskusi kelompok berlanjut untuk menentukan program kerja yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka peserta ditugaskan untuk menyampaikan ide-ide mereka terkait apa saja potensi wisata yang ditemukan di sekitar kampung. Setiap ide ditempelkan ke dinding dan diurutkan sesuai dengan temanya masing-masing. Contohnya potensi wisata kuliner (sagu dan bia), wisata alam (air terjun, birdwatching, dan mangrove, dan lain sebagainya). Salah satu peserta yaitu Bapak Usman, menuliskan bambu sebagai salah satu potensi kesenian yang ada di sana. Hal itu dikarenakan beliau merupakan seorang pengrajin bambu.

Gambar 3. Salah satu hasil karya Pak Usman, masyarakat asli Kampung Gamta yang berprofesi sebagai pengrajin bambu

Setelah tiap potensi dipetakan, selanjutnya adalah memetakan permasalah yang ditemuka di setiap potensi wisata beserta solusinya. Setiap potensi, masalah, dan solusi yang sudah ditulis kemudian dinilai untuk menentukan skala prioritas. Hal-hal yang menjadi pertimbangan antara lain dampak terhadap ekonomi (baik keuntungan maupun kerugian), bertentangan dengan hukum atau tidak, dan lain sebagainya. Aspek yang memiliki nilai tertinggi diurutkan hingga aspek yang memiliki nilai terendah sehingga menghasilkan skal prioritas yang dituangkan dalam program kerja jangka pendek, menengah, dan panjang.

Setelah melakukan serangkaian pelatihan, para peserta dan fasilitator (dalam hal ini adalah para dosen) berdiskusi mengenai kesepakatan dan pengukuhan kelompok sadar wisata untuk didaftarkan ke Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat. Pada tanggal 30 Juli 2023, pengukuhan kelompok sadar wisata di Kampung Gamta dan Magey telah disahkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat.

Melalui kegiatan dan pengukuhan Pokdarwis, Dr. Yooce berharap bahwa Kampung Gamta dan Magey dapat diikutsertakan dalam kegiatan pelatihan dan pameran yang diadakan oleh pemerintah daerah setempat maupun dari luar daerah. Selain itu juga dapat menjadi contoh bagi kampung-kampung sekitar sehingga kedepannya pariwisata di daerah Misool dapat dikelola penuh oleh masyarakat setempat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini didukung penuh oleh LPPM ITB sebagai salah satu cara mencapai tujuan mencapai SDGs Desa Berbasis Teknologi Tepat Guna di Wilayah Indonesia Timur. Akhir kata, semoga niat baik semua pihak demi kemajuan Indonesia khususnya wilayah timur tercapai sehingga masyarakat bisa lebih sejahtera.

Gambar 4. Foto Bersama Para Dosen dan Kelompok Sadar Wisata kampung Magey

 

Gambar 5. Foto Bersama Para Dosen dan Kelompok Sadar Wisata Kampung Gamta

 

 

 

 

One Comment

X