Pemberdayaan Masyarakat Desa Mekarwangi, Bandung Melalui Budidaya Jamur Tiram Putih
Penulis : Muhandinni Zahra
SITH.ITB.AC.ID, BANDUNG – Desa Mekarwangi berada di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Desa ini memiliki luas wilayah sebesar 523,8 Ha dengan 360 Ha sebagai lahan pertanian bukan sawah dan 163,8 Ha merupakan lahan non-pertanian. Jumlah penduduk Desa Mekarwangi berdasarkan data BPS pada tahun 2012 adalah sebanyak 6.025 jiwa dengan jumlah laki-laki sebanyak 3.057 jiwa dan perempuan sebanyak 2.968 jiwa. Sebagian besar pekerjaan warga Desa Mekarwangi adalah pegawai di Kota Bandung dan sebagian besar lainnya bergerak di bidang jasa.
Jumlah warga miskin di Desa Mekarwangi masih tergolong banyak, jumlah KK miskin di desa ini ada sebanyak 172 KK. Sebagian warga tidak memiliki akses pekerjaan dan tidak memiliki kemampuan finansial yang cukup. Dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat Desa Mekarwangi, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) ITB, bekerja sama dengan SITH ITB, mengadakan pemberdayaan masyarakat melalui budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Jamur tiram putih berpotensi untuk dikembangkan di Desa Mekarwangi karena didukung oleh kondisi lingkungan yang sesuai serta ketersediaan bahan baku yang mudah ditemukan.
Acara diselenggarakan pada hari Minggu, 5 November 2017 di Ruang Balai Desa Mekarwangi. Diawali dengan pembukaan oleh MC dan sambutan dari Prof. Edy Soewono selaku perwakilan dari LPPM ITB, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Bapak Ade selaku Kepala Desa Mekarwangi sekaligus pembukaan acara. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha selaku Dekan SITH ITB hadir sebagai pemateri dalam acara pelatihan budidaya jamur tiram ini. Dr. Nyoman menerangkan latar belakang pentingnya budidaya jamur tiram, serta kelebihan jamur tiram dibandingkan komoditi pangan lain, seperti daging. Pelatihan ini dihadiri oleh warga dengan latar belakang yang berbeda, seperti ibu rumah tangga, petani, serta remaja karang taruna.
Pelatihan budidaya jamur tiram dilakukan dengan metode presentasi materi, praktik langsung, dan diskusi aktif. Presentasi materi berisi latar belakang dan tujuan kegiatan, teori mengenai budidaya jamur tiram, dan teknis pelaksanaan. Dalam proses pelatihan setiap kelompok peserta dibimbing oleh seorang asisten dari SITH ITB. Detail tahap budidaya jamur tiram dipraktikan secara langsung dalam pelatihan ini, yang mencakup :
- Pembuatan media kaldu kentang agar
- Pembuatan indukan atau stok kultur (F0)
- Pembuatan bibit (F1)
- Pembuatan media dan penanaman bibit sebar (F2)
- Pembuatan media dan penanaman baglog
- Pemeliharaan baglog serta pemanenan
Terdapat tahapan yang harus dilakukan dalam menumbuhkan jamur tiram budidaya. Tahapan yang dilakukan berkorelasi dengan media tumbuh jamur tiram. F1 merupakan tahapan media pertama yang berisi kaldu kentang. F2 merupakan media yang berisi serealia atau biji-bijian, yang dilanjutkan dengan F3, yaitu media budidaya yang berisi serbuk gergaji (baglog). Tahapan media pertumbuhan ini diperlukan agar jamur tiram teradaptasi dengan baik pada media tumbuh budidaya (serbuk gergaji) yang lebih murah dibandingkan dengan media tumbuh kaldu kentang dan serealia, sehingga dapat memangkas ongkos produksi. Pada akhir kegiatan dilakukan pemberian alat dan bahan yang digunakan selama pelatihan agar peserta dapat memulai langsung kegiatan budidaya. Selain itu, dilakukan penunjukan ketua kelompok sehingga dapat memudahkan tim LPPM ITB untuk melakukan pengontrolan dan evaluasi.
Dengan dilakukannya seluruh rangkaian kegiatan pelatihan, diharapkan peserta mampu memahami maksud dan tujuan diadakannya kegiatan pelatihan dan gambaran besar mengenai proses budidaya jamur tiram. Diharapkan juga tujuan akhir dari program pengembangan usaha berbasis jamur tiram di Desa Mekarwangi dapat terlaksana, yaitu terbentuknya suatu sentra usaha jamur tiram yang mandiri sehingga dapat membantu meningkatkan tingkat perekonomian warga.