Program Penelitian Pengabdian Masyarakat dan Inovasi (P3MI) KK FPHSB “Workshop Pengolahan Limbah Cair Industri Batik”
Penulis : Shanty Rahayu Kusumawardani, S.Pd.,M.Si
TASIKMALAYA, SITH.ITB.AC.ID – Kelompok Keilmuan (KK) Fisiologi, Perkembangan Hewan dan Sains Biomedika (FPHSB) SITH ITB melaksanakan Program Penelitian Pengabdian Masyarakat dan Inovasi (P3MI) pada tanggal 6-7 Agustus 2019 di Graha Mitra Batik, Kota Tasikmalaya. Kegiatan dilaksanakan atas prakarsa KK FPHSB SITH ITB bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten dan Kota Tasikmalaya. Sebanyak 44 orang pengusaha batik dari Kota dan Kabupaten Tasikmalaya menghadiri kegiatan ini. Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah sebagai upaya penyuluhan kepada penggiat industri batik untuk dapat melaksanakan pengelolaan limbah cair hasil produksi batik agar limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan batik aman terhadap lingkungan.
Uji toksisitas di laboratorium dilakukan terlebih dahulu. Uji LC50 dilakukan dengan menggunakan ikan mas (Cyprinus carpio) berukuran kurang dari 3cm. Limbah diencerkan terlebih dahulu dengan konsentrasi 100%, 80%, 60%, 40%, 20% dan 0%. Setelah itu, dimasukan ikan untuk diamati selama 96 jam sehingga diperoleh nilai konsentrasi yang menyebabkan 50% kematian dari total populasi ikan. Setelah dilaksanakan uji LC50 dan optimasi, metode dapat diaplikasikan dalam kegiatan workshop.
Dalam kegiatan workshop, teknik pengelolaan limbah didemonstrasikan oleh Dr. Wardono Niloperbowo. Alat dan bahan yang digunakan merupakan komponen sederhana yang mudah ditemukan di lingkungan. Proses pengolahan limbah diawali dengan pengendapan menggunakan tawas selama 18 jam hingga terbentuk endapan. Pemberian larutan asam dilakukan untuk menyeimbangkan nilai PH. Limbah dipisahkan dari endapan untuk kemudian disaring dengan komponen arang, batu bata, kerikil, tanah dan sekam padi serta serabut kelapa.
Pengolahan
limbah cair dengan metode ini memberikan dampak terhadap warna limbah hasil produksi batik dengan mengurangi kepekatan atau instensitas warna cairan. Selain itu, terjadi perubahan nilai pH menjadi netral, dimana sebelumnya limbah bersifat sangat basa sehingga dapat membahayakan lingkungan.
Setelah dilaksanakannya workshop pengolahan limbah ini diharapkan para penggiat industri batik dapat melaksanakan pengelolaan limbah dengan cara yang mudah dan relatif lebih murah untuk dapat mengurangi nilai pencemaran yang disebabkan oleh industri batik. Peluang kerja sama dengan pemerintah kota dan kabupaten serta pengusaha batik dapat diinisiasi dalam rangka pengembangan teknologi untuk mengurangi pencemaran di wilayah industri batik.