Pengembangan produk berbasis tumbuhan untuk ketahanan pangan dan peningkatan ekonomi berkelanjutan
WEBINAR.SITH.ITB.AC.ID – Jumat, 3 Juli 2020, SITH ITB kembali mengadakan Public Lecture Series #8 sebagai rangkaian dari SITH Virtual Engagement Series. Topik yang dibahas adalah Pengembangan Produk Berbasis Tumbuhan untuk Ketahanan Pangan dan Peningkatan Ekonomi Berkelanjutan. Acara ini dimulai pukul 13.30-15.30 WIB melalui video conference Zoom dengan peserta sebanyak 170 orang dan ditayangkan langsung pada channel YouTube SITH ITB. Pada kesempatan ini, Dr. Ahmad Faizal, yang merupakan dosen anggota KK Sains dan Bioteknologi Tumbuhan (KK SBT), bertugas sebagai moderator, sedangkan pembicara yang bertugas memaparkan materi adalah Dr. Rizkita Rachmi Esyanti dan Ir. Rusli Suleiman.
Dr. Rizkita Rachmi Esyanti merupakan dosen ketua KK SBT SITH ITB. Pada public lecture ini, beliau menjelaskan tentang berbagai fungsi tumbuhan bagi manusia yang juga memiliki nilai ekonomis. Fungsi-fungsi tersebut diantaranya adalah [1] tumbuhan sebagai sumber pangan, [2] tumbuhan sebagai herbal dan obat-obatan, [3] tumbuhan sebagai material industri, serta [4] tumbuhan sebagai dekorasi. Agar peserta ikut menyadari fungsi-fungsi tumbuhan yang sangat beragam dan dapat mengoptimalkan manfaatnya dengan baik, beliau juga menjelaskan tentang bagaimana tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang, proses-proses metabolisme yang terjadi pada tumbuhan sehingga menghasilkan zat atau senyawa yang bermanfaat bagi manusia, serta contoh-contoh penelitian yang dilakukan dan aplikasinya dimasyarakat. Salah satu penerapan teknologi yang dikembangkan beliau bersama timnya adalah Banana Smart Village di Bali. Banana Smart Village merupakan suatu program penanaman tanaman pisang yang bibitnya berasal dari teknologi kultur jaringan. Pada program ini juga, seluruh bagian tubuh tanaman pisang dimanfaatkan sehingga tercipta konsep zero waste.
Pembicara selanjutnya adalah Ir. Rusli Suleiman yang merupakan Special Project Manager dari PT. East West Seed Indonesia (EWINDO). Beliau menjelaskan bahwa salah satu program yang digalakan di EWINDO adalah urban farming. Program urban farming ini memiliki 4 poin utama yang dijadikan fokus, yaitu ekologi, edukasi, estetika, dan ekonomi. Harapan dari program ini adalah EWINDO dapat membantu mengedukasi masyarakat tentang penerapan urban farming sederhana pada lahan yang sempit. Selain itu, urban farming juga diharapkan mampu membantu memenuhi kebutuhan pangan keluarga di perkotaan yang sebagian besar kebutuhannya di-supply dari pedesaan, dan manfaat ekologisnya yaitu turut serta membantu penyerapan CO2 yang emisinya cukup banyak di perkotaan.
Antusiasme peserta terhadap public lecture series ini sangat baik. Hal tersebut terlihat dari beberapa pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan yang diajukan diantaranya terkait budidaya tanaman pisang dengan teknik kultur jaringan, cara pengendalian hama dan penyakit pada tanaman, serta teknik budidaya tanaman dengan metode hidroponik.