Kuliah Tamu Internasional – Mikrobiologi Akuakultur Strategi Mitigasi AHPND pada budidaya udang
Kuliah tamu oleh WCP dengan topik “Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) in Aquaculture” untuk Mata kuliah “Aquaculture Microbiology” (Kode: BM4109), Prodi Mikrobiologi SITH ITB, dilaksanakan pada hari Selasa 23 November 2021 pk. 15:00-17:00 WIB secara daring melalui platform Zoom.
Pada kuliah tamu ini, Prof. Peter Bossier menerangkan tentang karakteristik bakteri Vibrio parahaemolyticus sebagai salah satu patogen yang dapat menyebabkan penyakit Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) pada kultur udang. Beliau menerangkan bahwa deteksi patogen ini dapat dilakukan menggunakan beberapa gen marker sebagai status fenotipik virulen dan sebagai status fenotipik non-virulennya. Satu hal penting yang beliau tegaskan, bahwa phenotypic switching dari bakteri V. parahaemolyticus dapat terjadi seperti dalam fenomena pembentukan biofilm, produksi toksin serta resistensi antibiotik.
Prof. Peter Bossier juga menerangkan hasil penelitian timnya dimana microbial community management (MCM) menggunakan teknologi bioflok dengan penambahan probiotik berpotensi sebagai alternatif strategi mitigasi AHPND dalam produksi udang. Selain itu, Prof. Peter Bossier juga menerangkan tentang penggunaan salah satu strain Bacillus sp. yang mampu mendegradasi toksin dari V. parahaemolyticus strain 0409 penyebab AHPND serta memberikan proteksi terhadap Artemia selaku hewan uji dalam melawan infeksi V. parahaemolyticus strain AHPND.
Dalam sesi diskusi, Prof. Peter Bossier menekankan kembali pentingnya monitoring kestabilan rasio C/N dalam aplikasi teknologi bioflok, yang didukung dengan supplai sumber karbon secara kontinyu, serta penggunaan sistem aerasi yang mampu menjaga tingkat oksigen terlarut dengan optimal namun dengan tingkat turbulensi / agitasi yang rendah agar dapat mendukung proses phenotypic switching dari bakteri V. parahaemolyticus seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, agar tingkat virulensi dari patogen tersebut dapat dikontrol sebagai alternatif strategi mitigasi AHPND dalam produksi udang. Namun begitu, beliau menyadari bahwa semua konsep saintifik tersebut perlu dikonfirmasi pada produksi udang skala industri, dan kolaborasi antar instansi dalam penelitian lanjutan menjadi penting. Semoga ilmu yang didapat dari kuliah tamu ini dapat berguna dalam pengembangan strategi mitigasi AHPND dalam produksi udang secara nyata dan mendukung keberlanjutan dari produksi udang di Indonesia.