Bos Start-up Alumni SITH ITB Berbagi Strategi Inovasi untuk Bio-Based Company di Biospark 2024
BANDUNG, sith.itb.ac.id – Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan sebuah pameran inovasi berbasis teknologi dan riset bertema “Bio-Based Innovation and Science Product Exhibition for Advanced Research and Knowledge” yang dikenal sebagai Biospark pada Jumat dan Sabtu (1-2/11/2024) yang lalu di Aula Barat dan Aula Timur ITB Kampus Ganesha. Salah satu rangkaian Biospark adalah talkshow yang menghadirkan berbagai alumni SITH yang kini telah menjadi inisiator sekaligus direktur di berbagai start-up besar di Indonesia.
Prof. Dr. Endah Sulistyawati, Dekan SITH ITB, mengatakan bahwa SITH menyadari bahwa sumber daya hayati di Indonesia itu memiliki potensi yang cukup besar. “Anak-anak muda ini (alumni pemilik start-up) bisnisnya model baru. Kita ingin para alumni pemilik start-up menjadi role model untuk meng-create bisnis berbasis sumber daya hayati.” papar Prof. Endah.
Hal senada disampaikan oleh Wakil Dekan bidang Sumberdaya SITH, Angga Dwiartama, Ph.D. yang mengatakan bahwa inovasi di universitas berakar pada tiga elemen utama; dosen, mahasiswa, dan alumni.
“Sebagai salah satu sumber inovasi, alumni menjadi bagian yang sangat penting. Hal ini karena alumni dapat menerjemahkan inovasi dari universitas untuk disesuaikan dengan pasar,” ujar Dr. Angga.
Bukan tanpa celah, ada sejumlah tantangan dalam proses ini. Wakil Dekan bidang Akademik SITH, Dr. Indra Wibowo, mengakui hal tersebut. Menurutnya, salah satu tantangan yang dihadapi oleh para dosen ada di pemahaman mengenai langkah-langkah yang dilakukan setelah memiliki produk inovatif.
“Peneliti-peneliti mungkin belum sepenuhnya menyadari bahwa hasil penelitian dapat dikomersialisasikan,” tambah Dr. Indra.
Sebagai langkah konkret untuk menjawab tantangan ini, Biospark menyelenggarakan talkshow bertajuk “Tantangan dan Peluang Start-Up Berbasis Hayati di Era Digital” bersama alumni-alumni SITH yang telah sukses membangun start-up di bidangnya.
Menurut Ketua Panitia, Dr. Noviana Vanawati, talkshow ini diselenggarakan sebagai bagian dari komitmen untuk mendorong inovasi berbasis ilmu hayati dalam menjawab permasalahan tantangan masa kini.
Narasumber alumni SITH yang dihadirkan diantaranya adalah Gibran Hudzaifah (Founder e-Fishery), Aruna Pradipta (Chief of Commercial and Operational Officer di Fairatmos), dan Semeru Gita Lestari (Co-Founder Bell Society). Dalam talkshow di hari kedua, mereka berbagi pengalaman dalam mengembangkan ide inovatif hingga menjadi bio-based company yang mampu bersaing di pasar global.
Gibran Hudzaifah menjelaskan bahwa untuk dapat membangun hal tersebut, diperlukan pendekatan yang berbeda dibandingkan dengan sebelumnya. Ia mendorong para inovator untuk memiliki kedekatan dengan dunia digital mengingat leverage dari perkembangan di era teknologi sangat besar. Ia menambahkan bahwa penting untuk mengintegrasikan kolaborasi dan pendekatan multidisipliner di masa sekarang.
Sedangkan menurut Semeru Gita, penerapan prinsip keberlanjutan –ekonomi, sosial, dan lingkungan –dapat menghasilkan dampak yang lebih luas. Semeru juga menyoroti pentingnya keterlibatan berbagai pihak dalam mengimplementasikan inovasi.
Selain itu, dalam menghadapi tantangan di era baru, penting untuk memahami masalah secara mendalam dalam melihat peluang bisnis yang potensial. Memilih masalah untuk dipecahkan, penting untuk menargetkan isu-isu yang tidak hanya relevan saat ini, tetapi juga yang akan semakin signifikan di masa mendatang.
“Kalau mau berbisnis, beli masa depan dengan harga masa kini, sekarang,” imbuh Gibran mengutip Chairul Tanjung.
Reporter: Najma Shafiya (Teknologi Pascapanen, 2020)
Editor : AKH