Himpunan Mahasiswa Rekayasa Pertanian SITH ITB Terbitkan Regrow Project Sebagai Solusi Pertanian Ramah Iklim
JATINANGOR, sith.itb.ac.id – Himpunan Mahasiswa Rekayasa Pertanian (HIMAREKTA) “Agrapana” SITH ITB, terbitkan ReGrow Project. ReGrow Project adalah salah satu program unggulan dari Departemen Media, Komunikasi, dan Informasi HIMAREKTA. ReGrow Project juga hadir untuk untuk membangun citra HIMAREKTA “Agrapana” sebagai himpunan yang aktif dalam menyuarakan ilmu dan inovasi pertanian dan menjadi wadah pengembangan potensi anggota HIMAREKTA “Agrapana” ITB dalam bidang kajian keilmuan dan keterampilan jurnalistik.
Pada edisi ke-7 ini, ReGrow mengangkat tema “Carbon-Negative Farming System,” sebuah konsep pertanian yang tidak hanya bertujuan untuk menghasilkan pangan, tetapi juga berperan aktif dalam mengurangi emisi karbon di atmosfer. Tema ini bertujuan untuk membuka wawasan pembaca mengenai potensi pertanian sebagai solusi terhadap krisis iklim. Dengan tema ini, ReGrow ingin menunjukkan bahwa pertanian dapat menjadi bagian dari solusi perubahan iklim, bukan hanya sebagai sumber masalahnya.
Menurut Sartika Indah Amalia, Ph.D, Dosen Pembimbing Kemahasiswaan Rekayasa Pertanian SITH ITB, Melalui tulisan-tulisan yang disajikan, Regrow tidak hanya menjadi wadah informasi, tetapi juga medium inspiratif yang mendorong kolaborasi, inovasi, dan keberlanjutan. Saya berharap publikasi ini terus berkembang dan menjadi pemantik lahirnya aksi nyata dari kampus untuk pertanian Indonesia yang lebih baik bagi seluruh makhluk hidup di bumi ini. ”Saya menyampaikan apresiasi kepada Himarekta Agrapana ITB atas terbitnya buletin Regrow dengan tema Solusi Pertanian Ramah Iklim yang menjadi refleksi kepedulian dan intelektualitas mahasiswa terhadap isu-isu strategis masa kini. Buletin ini berhasil menghadirkan gagasan segar dan aplikatif terkait adaptasi sektor pertanian terhadap perubahan iklim, sekaligus menunjukkan peran aktif mahasiswa sebagai agen perubahan”, ujar Dr. Sartika.
Sebagai output utama, ReGrow hadir dalam bentuk majalah yang menjadi sarana ekspresi, edukasi, dan advokasi bagi mahasiswa Rekayasa Pertanian. Sejak diterbitkan pertama kali, majalah ini telah menjadi simbol dedikasi dan pemikiran kritis mahasiswa dalam menjawab tantangan global melalui pendekatan pertanian berkelanjutan. Dengan disusun secara kolaboratif, ReGrow menggabungkan semangat ilmiah, kreativitas visual, dan kepedulian terhadap isu lingkungan serta sosial.
Edisi kali ini mencakup berbagai topik menarik, antara lain penerapan sistem Carbon-Negative Farming, teknologi Agrovoltaic, dampak perubahan iklim terhadap pertanian, strategi adaptasi yang diperlukan, tantangan swasembada pangan Indonesia, dan pentingnya kolaborasi antara petani, pemerintah, dan akademisi untuk menciptakan pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah iklim. Serta masih banyak topik lainnya yang layak untuk disimak.
ReGrow Project kali ini dilaksanakan dari September 2024 hingga April 2025 oleh tim redaksi yang dipimpin oleh Graciela Arietha Wilhelmina sebagai Project Manager. Helga Evangelina bertanggung jawab sebagai Visual & Product Quality Control, sementara Satrio Adinoto bertanggung jawab sebagai Research & Editorial Quality Control. Tim ini terdiri dari empat tim, antara lain Visual (dipimpin oleh Marsha Linda), Produk (Janeeta Faiza), Riset (Yusuf Yonisal S.), dan Editorial (Nindya Rizqi Lestari).
ReGrow edisi ke-7 hadir sebagai kontribusi mahasiswa pertanian dalam mengatasi krisis iklim, dengan fokus pada solusi berbasis sains. Majalah ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya inovasi teknologi dan praktik pertanian berkelanjutan demi masa depan bumi yang lebih baik.
Untuk memperluas jangkauan dan daya tariknya, majalah ini diterbitkan dalam bentuk cetak yang disertai dengan sticker set. Selain itu, tersedia juga dalam format flip book digital yang dapat diakses secara gratis melalui tautan berikut: https://bit.ly/ReGrowProject7thEd
ReGrow mengajak generasi muda, akademisi, dan praktisi pertanian untuk bergabung dalam gerakan hijau ini dan bersama-sama berkontribusi menciptakan pertanian yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim. Temukan inspirasi di setiap halaman majalah ReGrow edisi terbaru!
Reporter: Helga Evangelina (Rekayasa Pertanian, 2021)
Editor : Ardhiani Kurnia Hidayanti