Kuliah Lapangan Biosistematik SITH ITB : Menyibak Biodiversitas Pangandaran dan Mengasah Kepedulian Mahasiswa Menjaga Keanekaragaman Hayati Indonesia
Kuliah Lapangan Biosistematik, Program Studi Biologi, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB di Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Jawa Barat, Minggu (25/5/2025). (Dok. Tim Asisten)
PANGANDARAN, sith.itb.ac.id – Program Studi Biologi, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan kuliah lapangan untuk Mata Kuliah Biosistematik (BI-2208) pada tanggal 23–25 Mei 2025 di Cagar Alam (CA) dan Taman Wisata Alam (TWA) Pangandaran, Jawa Barat. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa Program Studi Biologi angkatan 2023 yang sedang menempuh mata kuliah tersebut, didampingi oleh dosen pengampu mata kuliah yakni Dr. Dian Rosleine dan Dr. Ardhiani Kurnia Hidayanti, serta tim teknisi, tim asisten, dan tim medis.
Menurut Dr. Dian, kuliah lapangan ini merupakan salah satu bagian wajib dari Mata Kuliah Biosistematik yang dirancang untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam proses pembelajaran untuk mengenal ekosistem laut, hutan pantai, hutan dataran rendah, dan padang rumput, beserta keanekaragaman hewan dan tumbuhan yang ada di dalamnya. Mahasiswa tidak hanya diajarkan cara mencuplik spesimen hewan dan tumbuhan menggunakan metode standar, tetapi juga mempelajari teknik pengawetan yang sesuai untuk setiap taksa. “Selain itu, luaran dari kegiatan kuliah lapangan ini bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan mengenali karakter khas setiap taksa secara langsung di alam, baik hewan maupun tumbuhan, serta melatih kerja sama dalam kelompok. Diharapkan, pengalaman selama kuliah lapangan ini dapat memperluas wawasan mahasiswa terhadap biodiversitas Indonesia sekaligus menumbuhkan rasa menghargai dan kepedulian untuk menjaga keanekaragaman hayati,” tutur Dr. Dian Rosleine yang merupakan ahli ekologi dan tanaman Invasif.
Dalam kesempatan ini, mahasiswa juga memperoleh pengetahuan tambahan mengenai etika penanganan sampel hewan dan metode pengamatan perilaku ular dan reptil lainnya, melalui pemaparan dari Dr. Tomonori Kodama, peneliti program postdoctoral BRIN.
Kuliah lapangan kali ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam (CA) dan Taman Wisata Alam (TWA) Pananjung Pangandaran yang terletak di Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Kawasan ini dikenal sebagai salah satu wilayah konservasi yang kaya akan keanekaragaman hayati. Mahasiswa melakukan pengamatan di berbagai titik lokasi, seperti Pantai Pasir Putih, Pantai Cagar Alam, Sungai Cikamal, Padang Cikamal, Gua Parat, dan area Rengganis. Keberagaman lokasi ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengamati variasi hayati dari berbagai ekosistem dalam satu kawasan terpadu.
Selama kuliah lapangan, mahasiswa melakukan berbagai kegiatan pengamatan dan pengambilan sampel tumbuhan dan hewan di berbagai ekosistem. Di wilayah pesisir seperti Pantai Pasir Putih, mahasiswa mengamati dan mengambil sampel alga serta invertebrata dan vertebrata laut menggunakan metode hand collecting dan jaring (fishnet). Di Sungai Cikamal, kegiatan dilanjutkan dengan koleksi herpetofauna (amfibi dan reptil) pada malam hari menggunakan metode serupa, serta pencatatan langsung (on-site recording) untuk spesies yang tidak dapat diambil karena berbahaya. Untuk pengamatan burung, mahasiswa menggunakan binokular di Padang Cikamal pada pagi hari serta di sekitar Gua Parat dan Rengganis pada sore hari. Setiap individu burung yang teramati didokumentasikan melalui foto, gambar, dan pencatatan karakter morfologi yang khas.
Selain itu, mahasiswa juga melakukan pengamatan mamalia nokturnal yang dilakukan secara visual di sekitar kawasan Gua Parat dan Rengganis, baik pada siang maupun malam hari, dengan alat bantu seperti binokular untuk mamalia berukuran kecil. Setiap mamalia yang teramati didokumentasikan melalui foto, gambar, dan pencatatan karakter morfologi yang khas. Koleksi arthropoda juga menjadi bagian penting dari kegiatan, meliputi penangkapan arthropoda terbang di Padang Cikamal menggunakan sweeping net dan arthropoda tanah dengan metode pitfall trap pada pagi hari. Mahasiswa juga melakukan pengamatan tumbuhan pantai di sekitar Pantai Cagar Alam, serta pengamatan tumbuhan tingkat tinggi selama perjalanan dari Padang Cikamal menuju hutan dataran rendah, hutan taman wisata alam, hingga ke hutan di kawasan Rengganis. Dalam kegiatan ini, mahasiswa mencatat penjelasan dari pemberi materi, mendokumentasikan spesimen yang ditemukan, dan menyampling spesies tumbuhan tertentu sesuai daftar yang ditentukan. Berbagai aktivitas ini tidak hanya melatih keterampilan lapangan, tetapi juga menumbuhkan pemahaman menyeluruh terhadap keanekaragaman hayati yang ada di kawasan CA/TWA Pananjung Pangandaran.
Kegiatan mahasiswa saat kuliah lapangan: Pengamatan dan sampling di Pantai Pasir Putih, Pemasangan pitfall trap di Padang Cikamal, dan Pengamatan tumbuhan, Jumat-Sabtu (23-24/5/2025). (Dok. Praktikan Kuliah Lapangan Biosistematik)
Selain memberikan pengalaman akademik, kuliah lapangan ini juga memberikan momen-momen yang berkesan mendalam bagi para mahasiswa. Setiap kelompok memiliki cerita tersendiri selama kegiatan berlangsung, baik dari sisi medan yang dilalui, proses pengamatan, maupun interaksi langsung dengan lingkungan alam, anggota kelompok, asisten kelompok, hingga dosen.
“Pengalaman paling menarik selama kuliah lapangan menurut saya adalah saat trekking ke Nanggorak. Walaupun pemandangannya tidak seindah jalur Cikamal, suasana trekking jadi seru karena vegetasi sepanjang jalurnya menarik dan kami melalui jalan berlumpur, licin, serta menanjak bersama teman-teman. Bapak Arifin Surya Dwipa Irsyam, S.Si, M.Si., sebagai pemandu pengamatan vegetasi juga membawa suasana jadi menyenangkan,” ujar Revalina Handayani, salah satu praktikan.
Mahasiswa tersebut juga mengungkapkan kekagumannya saat mengikuti demonstrasi penangkapan reptil yang dilakukan oleh salah satu dosen, yakni Dr. Tomonori Kodama.
“Menurut saya, demo dari Pak Tomo terkait teknik penangkapan reptil adalah hal baru yang sangat menarik. Kami bahkan sempat melihat biawak besar muncul dari belakang kami. Itu pengalaman seru yang tidak terlupakan,” ujar Revalina lebih lanjut.
Selain itu, kegiatan eksplorasi biota laut juga menjadi salah satu kegiatan yang berkesana selama kuliah lapangan.
“Pengamatan dan sampling biota laut di Pantai Pasir Putih juga sangat seru. Meskipun perjalanannya cukup melelahkan, semua terbayar saat sampai di pantai dan melihat pemandangannya yang cantik,” ujar Revalina.
Perjalanan ke Pantai Pasir Putih untuk melakukan pengamatan dan sampling, Jumat (23/5/2025). (Dok. Praktikan Kuliah Lapangan Biosistematik)
Kuliah lapangan ini memberikan pengalaman belajar yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Mahasiswa memperoleh pengetahuan langsung mengenai berbagai teknik preservasi, mulai dari spesimen biota laut, arthropoda terbang dan tanah, amfibi, reptil, hingga tumbuhan. Selain itu, mahasiswa juga mempelajari metode pengambilan sampel seperti penggunaan pitfall trap untuk arthropoda tanah dan sweeping net untuk arthropoda terbang. Tidak hanya itu, kemampuan mengamati dan mengidentifikasi burung melalui suara dan juga visual menjadi keterampilan baru yang diperoleh.
“Kuliah lapangan ini sangat bermanfaat. Awalnya saya pikir kuliah lapangan ini kegiatan yang melelahkan. Akan tetapi, ternyata di akhir kegiatan jadi pengalaman yang seru dan berkesan. Saya belajar banyak hal baru, mulai dari cara mempreservasi biota laut, arthropoda terbang dan tanah, amfibi, reptil, hingga tumbuhan. Saya juga belajar cara menangkap arthropoda tanah menggunakan metode pitfall trap dan arthropoda terbang menggunakan sweeping net, yang paling menarik lagi, saya belajar cara mengamati burung dan mengidentifikasinya lewat suara,” ujar Revalina.
Reporter: Wanda Dantini Putri (Biologi, 2021)
Editor : Ardhiani Kurnia Hidayanti