Live Cooking Bersama Chef Teresa Machel Tampilkan Inovasi Pangan Fermentasi SITH ITB
BANDUNG—sith.itb.ac.id — Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) terus menunjukkan perannya yang penting dalam penerapan teknologi mikrobiologi di bidang pangan. Hal tersebut tampak jelas pada Fermenstation ITB 2025, sebuah kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Program Studi Mikrobiologi dan Kelompok Keahlian Bioteknologi Molekuler SITH ITB. Fermenstation juga menjadi ajang penting untuk memamerkan inovasi fermentasi yang dihasilkan oleh para akademisi dan mahasiswa SITH ITB.
Salah satu puncak kegiatan Fermenstation 2025 adalah sesi Live Cooking Demo bersama Chef Teresa Machel, finalis MasterChef Indonesia, yang diselenggarakan pada Sabtu (14/6/2025) di Wisma Ganesa, ITB. Dalam sesi tersebut, Chef Teresa Machel secara langsung mendemonstrasikan proses pengolahan makanan kreatif berbahan baku produk fermentasi, sehingga memberikan nuansa edukatif dan aplikatif mengenai teknologi mikrobiologi dan penerapannya di bidang kuliner.
Chef Teresa Machel pada demo masak Fermenstation 2025.
Selain memenuhi aspek edukasi, Live Cooking Demo juga menjadi ajang untuk menikmati citarasa unik dan bernilai gizi dari produk fermentasi. Dalam sesi tersebut, Chef Teresa Machel menyajikan dua kreasi kuliner hasil fermentasi yang dikembangkan oleh para mahasiswa SITH ITB, yaitu cream cheese jagung dan tepache rujak. Cream cheese jagung merupakan produk fermentasi jagung manis yang diberi bakteri Lactococcus lactis, sehingga menghasilkan tekstur lembut dan citarasa yang unik. Dalam demonstrasi memasak, olahan tersebut disajikan bersama lumpia udang goreng sebagai pelengkap yang gurih dan menggugah selera.
Kreasi kuliner hasil fermentasi mahasiswa SITH ITB
Selain itu, terdapat juga tepache rujak, sebuah minuman probiotik yang berasal dari fermentasi kulit dan ampas nanas menggunakan Saccharomyces cerevisiae. Dalam variasinya, tepache diberi infused rempah dan potongan rujak, sehingga memberikan sensasi rasa yang menyegarkan, pedas, dan unik sesuai karakter fermentasi alaminya.
“Saya memberikan apresiasi yang besar atas inovasi yang dihasilkan oleh para mahasiswa SITH ITB. Citarasanya memang kompleks, tetapi juga dapat diberdayakan lebih luas di bidang kuliner, meskipun membutuhkan proses kreatif dan hati-hati,” ujar Chef Machel di sela kegiatan. Dalam sesi tersebut, Chef Machel juga memberikan tips mengenai cara menjaga keseimbangan rasa saat menggunakan bahan fermentasi, sehingga lebih mudah diterima masyarakat luas.
Fermenstation ITB juga menjadi ajang penting yang menggambarkan penerapan teknologi mikrobiologi dan kreativitas kuliner, sehingga mampu melahirkan produk bernilai tambah, aplikatif, dan sesuai kebutuhan masyarakat. Kegiatan tersebut sekaligus menunjukkan bahwa kerja sama antara akademisi dan praktisi dapat mendorong lahirnya inovasi yang berguna, bernilai ekonomis, dan mampu memberikan dampak luas, khususnya mengenai diversifikasi pangan dan keamanan pangan.
Reporter Indira Akmalia Hendri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)
Editor: Rika Wahyuningtyas