Enter your keyword

Kuliah Tamu Rekayasa Pertanian SITH ITB Bahas Transformasi Agroekosistem Kelapa Sawit untuk Keberlanjutan Pasar Global

Kuliah Tamu Rekayasa Pertanian SITH ITB Bahas Transformasi Agroekosistem Kelapa Sawit untuk Keberlanjutan Pasar Global

Bandung, sith.itb.ac.id – Program Studi Rekayasa Pertanian, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB), menyelenggarakan kuliah tamu mata kuliah BA 2201 Agroekologi dengan menghadirkan narasumber dari industri kelapa sawit nasional pada Senin (23/6/2025). Kuliah tamu ini menghadirkan Bapak Agung Perdana Tunggal Siregar, Grievance & Risk Handling Assurance dari Divisi Sustainable Supply & Production, PT SMART Tbk. sebagai narasumber pada acara tersebut dengant tema “Transformasi Agroekosistem Kelapa Sawit untuk Keberlanjutan Pasar Dunia” dan

Kegiatan tersebut diselenggarakan secara hybrid, bertempat di Ruang RU301 Kampus ITB Jatinangor dan melalui platform Zoom. Mahasiswa Program Studi Rekayasa Pertanian serta sivitas akademika yang tertarik dengan isu keberlanjutan dan agroindustri turut hadir dan berpartisipasi aktif dalam sesi ini.

Dalam pemaparannya, Bapak Agung menyampaikan bahwa kelapa sawit merupakan komoditas strategis Indonesia yang menyumbang secara signifikan terhadap perekonomian nasional. Namun, keberadaannya juga memunculkan tantangan besar, seperti deforestasi, degradasi lingkungan, dan konflik lahan. Menurut beliau, pendekatan agroekologi dapat menjadi solusi sistematis yang menggabungkan aspek ilmiah, sosial, dan ekologis untuk pengelolaan kelapa sawit yang lebih berkelanjutan.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan berbagai inisiatif yang telah dilakukan oleh industri dalam upaya transformasi agroekosistem kelapa sawit, antara lain penerapan Best Management Practices (BMP), perlindungan keanekaragaman hayati, pelaksanaan kebijakan (No Deforestation, No Peat, No Exploitation) NDPE , serta sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO ) yang diwajibkan secara nasional. Ketika kebutuhan hidup manusia di dunia perlu dipenuhi dari berbagai olahan minyak kelapa sawit sepatutnya dijaga juga dampak lingkungan dan sosialnya. Bapak Agung juga menekankan pentingnya sistem rantai suplai yang transparan dan dapat ditelusuri hingga ke tingkat kebun petani sebagai tolak ukur persyaratan perdagangan global.

“Pertanyaan yang perlu kita ajukan bukanlah apakah sawit diperlukan atau tidak, melainkan bagaimana sawit dapat dikelola secara adil dan berkelanjutan,” ujarnya.

 

Kuliah tamu ini memberikan wawasan langsung kepada mahasiswa mengenai tantangan dan inovasi di sektor agroindustri kelapa sawit. Melalui diskusi yang interaktif, mahasiswa didorong untuk mengembangkan pemahaman kritis terhadap praktik pertanian berkelanjutan yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan tanggung jawab sosial.

Reporter: Raihanah Yurizka Kinanti (Biomanajemen, 21324006)
Editor: Jeprianto Manurung

X