Enter your keyword

Karya Seni Tim SITH ITB Sabet Juara 3 di Surga Hijau pada Dies Natalis ke-66 ITB

Karya Seni Tim SITH ITB Sabet Juara 3 di Surga Hijau pada Dies Natalis ke-66 ITB

BANDUNG, sith.itb.ac.id – Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-66, Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar serangkaian acara bertema keberlanjutan dan kolaborasi lintas disiplin. Salah satu rangkaian acara yang dilaksanakan adalah Surga Hijau, sebuah inisiatif seni berbasis limbah yang melibatkan sivitas akademika lintas unit di ITB.

Tim dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) turut berpartisipasi pada kegiatan Surga Hijau dengan menyumbangkan karya seni yang memiliki pesan lingkungan. Selain SITH, karya seni tersebut juga merupakan hasil kolaborasi dari berbagai fakultas, sekolah, dan direktorat lain di ITB. Namun demikian, tim dari SITH berhasil meraih juara 3 pada kegiatan Surga Hijau karena perannya dalam pembuatan karya dan penyusunan narasi karya seni tersebut.

Tujuh anggota tim dari SITH yang terlibat dalam kegiatan Surga Hijau meliputi dosen yaitu Dr.rer.nat. I Dewa Made Kresna, S.Pd., M.Si., Antonius Christianto, S.Si., M.Sc., D.Sc., Dr. Abdillah Munawir, S.P., M.Si., Rika Wahyuningtyas, S.Pi., M.Sc., M.P., Ph.D., dan Dr. Nita Yuniati, S.P., M.P., serta tenaga pendidik yaitu Arifin Surya Dwipa Irsyam, S.Si., M.Si. yang juga merupakan kurator Herbarium Bandungense, SITH ITB.

Dalam proses pencarian bahan untuk pembuatan karya seni ini, tim SITH menemukan berbagai jenis limbah seperti botol, pecahan piring, patahan sapu, karung, dan sampah lainnya yang kemudian dimanfaatkan sepenuhnya dalam proses penciptaan karya seni. Dalam proses tersebut, tim ini mendapatkan banyak bantuan dari seniman sunda yaitu Bapak Tatang, yang turut terlibat dalam acara. Setelah limbah dikumpulkan, tim melakukan pembersihan dan memilah material yang masih layak untuk diolah secara artistik.

Ide awal karya seni muncul dari Arifin, M.Si. yang mengusulkan pembuatan boneka Nyi Pohaci, sosok dewi dalam mitologi Sunda. Dengan sentuhan seni dari Bapak Tatang, gagasan tersebut berhasil diwujudkan menjadi karya yang utuh. Karya seni ini mengusung makna transformasi: dari sesuatu yang kotor dan terbuang menjadi simbol kesakralan dan harapan. Nyi Pohaci, yang melambangkan kesuburan, kemurnian, dan pembaruan ekologi dalam kosmologi Sunda, dipilih sebagai wujud dari pesan tersebut. Melalui karya ini, tim SITH ingin mengajak masyarakat untuk melihat limbah bukan lagi sebagai beban, tetapi sebagai sumber daya yang bisa dimaknai ulang melalui kreativitas. Di tengah krisis sampah yang semakin serius, karya ini menjadi bentuk refleksi sekaligus ajakan untuk mengubah paradigma—bahwa melalui kolaborasi dan penghargaan terhadap budaya, regenerasi ekologis dapat dimulai dari hal sederhana.

Bagi tim SITH, kegiatan ini menjadi pengalaman pertama yang membuka mata dan sudut pandang baru. Proses pengumpulan sampah pun membawa mereka menjelajahi sisi-sisi Kota Bandung yang sebelumnya belum pernah dijelajahi. Selain memperluas wawasan lingkungan, tim SITH juga belajar tentang proses kreatif dan bagaimana seni bisa menjadi jembatan antara ilmu, budaya, dan kepedulian sosial.

Lebih jauh, tim SITH berharap kegiatan semacam ini bisa dilanjutkan dan melibatkan lebih banyak komunitas di masa depan.

“Kami berharap momen Dies Natalis ini bisa menjadi titik tolak untuk memperkuat kolaborasi lintas disiplin, memperluas kesadaran lingkungan, dan memperkaya semangat regenerasi yang berakar pada budaya kita sendiri,” tambah Dr. Antonius

Melalui karya Surga Hijau, tim SITH tak hanya merayakan Dies Natalis ke-66 ITB, tapi merayakan semangat perubahan dengan visi dari sampah menjadi seni, dari kegelisahan menjadi inspirasi.

Kontributor : Sulthon Aqil Muhana (Biology, 21323302)

Editor : Nita Yuniati

X