Enter your keyword

KK Ekologi SITH ITB Tingkatkan Kompetensi Guru Biologi Subang: Dorong Pemahaman Ekologi dan Keanekaragaman Hayati

KK Ekologi SITH ITB Tingkatkan Kompetensi Guru Biologi Subang: Dorong Pemahaman Ekologi dan Keanekaragaman Hayati

Subang, sith.itb.ac.id – Kelompok Keilmuan/Keahlian (Ekologi), Sekolah Ilmu dan Téknologi Hayati (SITH), Institut Teknologi Bandung ITB (ITB), mengadakan kegiatan Pengabdian Masyarakat bertema Peningkatan Pemahaman Ekologi dan Keanekaragaman Hayati bagi Para Guru Mata Pelajaran Biologi di Subang, Jawa Baratpada Kamis, 24 Juli 2025, bertempat di SMAN 1 Subang.

Menurut Dr. Ardhiani Kurnia Hidayanti, Ketua Panitia, acara tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman Ekologi dan Keanekaragaman Hayati bagi guru biologi SMA di Kabupaten Subang. “Para guru sekolah di Indonesia merupakan ujung tombak yang mengajar siswa siswa sekolah, generasi emas yang akan membangun Indonesia di masa depan, oleh karna hal tersebut para guru Biologi perlu ditingkatkan pemahaman terkini mengenai keanekaragaman hayati, metode ekologi sederhana yang mudah diaplikasikan di sekolah, serta metode ekologi modern, agar dapat meneruskan ilmu ke muridnya,” papar Dr. Ardhiani.

Ketua KK Ekologi SITH ITB, Prof. Dr. Tati Suryati Syamsudin, dalam sambutannya mengatakan bahwa Biologi tidak hanya sekedar belajar teori di kelas dan laboratorium, tetapi juga perlu untuk terjun langsung ke lapangan mengamati, mengobservasi lingkungan sekitar. “Buku buku referensi teori biologi dan keanekaragaman hayati pada umumnya sumbernya adalah daerah temperata (empat musim), padahal keanekaragaman hayati Indonesia sangat banyak dan perlu dieksplorasi,” ujar Prof. Tati. Beliau berharap setelah acara pelatihan tersebut, para guru SMA di Kabupaten Subang dapat mengaplikasikan di sekolahnya masing masing ilmu yang sudah didapatkan selama pelatihan.

 

Materi yang diberikan pada pelatihan tersebut adalah metode pencuplikan dan preservasi hewan, yang disampaikan oleh Prof. Dr. Tati Suryati Syamsudin; metode pengenalan karakter tumbuhan dan kunci Determinasi yang dipaparkan oleh Dr. Ichsan Suwandi; potensi dan ancaman keanekaragaman hayati Indonesia, yang dijelaskan oleh Prof. Dr. Devi N Choesin; dan pengenalan pemodelan ekologi dan distribusi spesies, yang didemokan oleh Dr. Elham Sumarga.

Materi pengenalan pemodelan ekologi dan distribusi spesies, merupakan salah satu contoh metode ekologi modern yang mengintegrasikan dan memanfaatkan perkembangan artificial intelligence dalam bidang ekologi. Pada sesi materi tersebut, guru guru SMA langsung mempraktekan menggunakan laptopnya masing masing, program Maximum Entropy (MaxEnT), metode pemodelan yang digunakan untuk memprediksi distribusi spesies berdasarkan data lingkungan dan titik keberadaan spesies. Salah satu peserta yang berhasil mempraktekan program MaxEnT adalah, Anisa Kirana Dini Ary, S.Pd., guru biologi SMAIT As Syifa Boarding School Jalancagak Subang. “Metode pemodelan ekologi menggunakan MaxEnT mudah diikuti karna sudah ada contoh data dan panduannya, yang penting di laptop kita sudah terinstal JAVA (bahasa pemrogaman yang digunakan secara luas untuk pengodean aplikasi),” papar Anisa.

Selain materi dikelas, terdapat juga field work ke lingkungan sekitar SMAN 1 Subang yang dipandu oleh Dr. Sartika Indah Amalia dan Dr. Arni Sholihah. Salah satu perangkap yang digunakan untuk mencuplik fauna tanah adalah pitfall trap, yang dirangkai dan dimodifikasi dengan bahan sederhana menggunakan gelas plastik, sumpit, infrabroad/papan lainnya.

Acara tersebut diikuti oleh sekitar 30 guru SMA dari berbagai SMA di Kabupaten Subang. Pada acara tersebut hadir pula Ibu Saribanon, S.Pd., MT, Kepala Sekolah SMAN 1 Subang sekaligus Wakil Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kabupaten Subang dan Dadang Rosada, Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Biologi Kabupaten Subang.

Kontributor dan Editor : AKH

X