Enter your keyword

SITH ITB Gelar Pelatihan Diversifikasi Produk Jagung untuk Tingkatkan Ekonomi Petani Sumedang

SITH ITB Gelar Pelatihan Diversifikasi Produk Jagung untuk Tingkatkan Ekonomi Petani Sumedang

SUMEDANG, sith.itb.ac.id. – Dosen Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB, Dr. Alfi Rumidatul, memimpin kegiatan Pengabdian Masyarakat (PPM) bertajuk  “Peningkatan Diversitas Produk Hasil Panen Agroforestri Jagung dengan Cara Memproduksi Silase Probiotik dan Tepung Maezena pada Kelompok Taruna Tani Gunung Geulis Sumedang”.

Caption: Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) SITH ITB bersama ibu-ibu PKK Desa Jatiroke

Program ini berlangsung selama sekitar satu minggu di Desa Jatiroke, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang dan dilatarbelakangi oleh potensi jagung sebagai komoditas utama di wilayah tersebut. Namun, sebagian besar hasil panen jagung di Desa Jatiroke hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak, dengan keuntungan penjualan pipil jagung yang relatif kecil. Oleh karena itu, pelatihan diversifikasi produk jagung, khususnya pembuatan tepung dan pati jagung, ditawarkan sebagai solusi konkret untuk meningkatkan pendapatan petani dan perekonomian keluarga setempat.

Tim PPM SITH ITB terdiri dari Dr. Alfi Rumidatul (ketua), didampingi oleh Dr. Yayat Hidayat dan Dr. Anne Hadiyane sebagai anggota. Dr. Rijanti Rahaju Maulani sebagai narasumber utama dalam pelatihan ini, yang diikuti oleh sekitar 30 ibu-ibu PKK Desa Jatiroke.

Dr. Alfi menjelaskan alasan pemilihan tepung jagung sebagai produk diversifikasi. “Tepung jagung memiliki berbagai aplikasi dalam makanan sehari-hari yang mudah diterima, sehingga ibu-ibu PKK dapat dengan cepat menguasai teknik produksinya,” ujarnya. Produk tepung jagung juga dinilai dapat meningkatkan nilai tambah dari jagung yang biasa dikonsumsi langsung.

Pelatihan dilaksanakan selama sekitar satu minggu, diawali dengan sesi teori dan dilanjutkan dengan praktik mandiri yang diawasi secara berkala. Dalam pemaparannya, Dr. Rijanti membahas berbagai jenis olahan jagung setengah jadi, kelebihan dan kekurangannya, serta tata cara produksi tepung dan pati jagung. Beliau juga memperkenalkan produk diversifikasi lain seperti emping jagung, popcorn, dan minyak jagung. Dr. Rijanti menekankan bahwa tepung jagung memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan maizena, meskipun dengan tekstur yang lebih kasar.

Antusiasme peserta terlihat tinggi sepanjang pelatihan. Ketua PKK Desa Jatiroke menyampaikan apresiasi mendalam kepada tim ITB atas ilmu dan keterampilan baru yang telah diberikan. “Kami bersyukur mendapat ilmu ini. Ke depan, ibu-ibu bisa berkreasi membuat olahan pangan berbahan jagung, sehingga menambah penghasilan keluarga,” ungkapnya.

Tim PPM SITH ITB juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang mendukung kegiatan ini, termasuk Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat Kemendikbudristek, Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat ITB, serta Forum Komunikasi Gunung Geulis.

Melalui program ini, diharapkan petani Jatiroke tidak hanya menjual jagung dalam bentuk pipil, tetapi juga mampu menghadirkan produk olahan bernilai tambah yang membuka peluang pasar lebih luas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kontributor: Aura Salsabila Alviona (Bioteknologi, 2025)

X