Dosen SITH ITB Masuk Daftar Top 2% World Scientist 2025
Bandung,sith.itb.ac.id – Salah satu dosen Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr. Ir. Rudi Dungani, S.Hut., M.Si., masuk ke daftar Top 2% World Scientist 2025. Daftar ini dikeluarkan oleh Standford University yang berkolaborasi dengan Elsevier.
Dr. Rudi merupakan dosen yang tergabung ke dalam kelompok keilmuan Teknologi Kehutanan SITH ITB. Penelitian beliau berfokus pada bidang biomaterial yang meliputi komposit polimer dengan diperkuat oleh lignoselulosa dan material maju seperti graphene/nanoclay/tahan api, modifikasi serat lignoselulosa, biopolymer untuk aplikasi pengemasan, serta nanokomposit dan serat nanoselulosa
Beberapa dari hasil penelitian biomaterial yang digeluti Dr. Rudi telah berkembang hingga ke tahap hilirisasi produk. Saat ini sedang dilakukan komersialisasi produk bambu laminasi yang merupakan hasil kerja sama dengan kelompok keilmuan Teknologi Bangungan pada SAPPK ITB. Pada tahun 2025 ini, riset yang didanai oleh DKST ITB dan Kemediksaintektersebut berfokus pada hilirisasi produk bambu laminasi untuk komponen rumah modular. Penelitian tersebut. Sejalan dengan program pemerintah dalam pemenuhan rumah, diharapkan produk komponen rumah bambu laminasi modular tersebut dapat diaplikasikan pada tahun 2026.
Ketika ditanya mengenai alasan Dr. Rudi tertarik pada bidang biomaterial, beliau memaparkan, “Bidang biomaterial adalah bidang yang sangat relevan dengan kondisi sekarang, khususnya di Indonesia. Indonesia memiliki sumber daya alam berupa biomassa yang potensial. Biomaterial ini akan menggantikan material-material berbasis fossil yang tidak ramah lingkungan dan berkelanjutan.,” sahut Dr. Rudi.
Dr. Rudi mengaku pencapaiannya saat ini dipicu oleh sindiran dari promotornya saat studi S3. Sindiran tersebut menjadi pemacu bagi Dr. Rudi untuk menulis artikel ilmiah dengan lebih giat. Singkat cerita pertama kali tiba di kampus tempat beliau melanjutkan studi S3 dan bertemu dengan promotornya, Dr. Rudi mengenang, “Waktu itu saya ditanya tentang artikel dan publikasi, saya jawab saya tidak tahu kemudian promotor saya tertawa sambil menyindir ‘Masa dosen tidak publish?’ Sejak saat itu hampir setiap hari saya membaca artikel ilmiah yang dipublikasikan untuk memahami bagaimana orang bisa menulis dengan baik dan melakukan publikasi,” ungkap Dr. Rudi.
Ternyata, kesibukan Dr. Rudi tidak menjadi penghalang untuk beliau bisa menjadi ilmuwan teratas dunia. Baginya mengatur waktu menjadi kunci dari semua usaha dan hasil yang telah dicapainya. Dr. Rudi juga mengungkapkan bahwa keberhasilan risetnya tidak lepas dari kerja sama yang dijalinnya bersama kolega dan mahasiswa. Adapun, waktu malam hari setelah melakukan aktivitas hariannya digunakan untuk menganalisis data penelitian dan menulis hasilnya dalam bentuk artikel ilmiah. Rutinitas ini dilanjutkan kembali pada pagi hari setelah beliau melaksanakan shalat subuh.
Dalam sesi wawancara singkat Dr. Rudi juga memberikan motivasi kepada pembaca, “Tetap fokus pada bidang riset dan tuliskan apa yang ada di dalam pikiran kita karena kita bisa membuat artikel tanpa riset, seperti review artikel misalnya. Atur waktu kapan kita riset dan menulis, serta kapan kita melakukan publikasi. Selain itu, peliharalah hubungan baik dengan mitra riset,” papar Dr. Rudi.
Dr. Rudi mengaku senang dan bersyukur atas pencapaiannya menjadi salah satu dosen yang masuk ke dalam Top 2% World Scientist 2025.
SITH ITB mengucapkan selamat kepada Dr. Rudi atas pencapaiannya menjadi Top 2% World Scientist 2025. Semoga keberhasilan beliau memberi manfaat yang luas.
Kontributor: Fauzia Ayu Lestari Bioteknologi 21124306
Editor: JM