Enter your keyword

SITH ITB Selenggarakan ISAAP 2025 dengan Fokus pada Lima Tema Keberlanjutan dan Inovasi

SITH ITB Selenggarakan ISAAP 2025 dengan Fokus pada Lima Tema Keberlanjutan dan Inovasi

Pembukaan ISAAP 2025 oleh Dr. Ahmad Faizal, Prof. Dr. Irwan Meilano, Prof. apt. Junaidi Khotib, dan Dr. Indra Wibowo

Bandung, sith.itb.ac.id – Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menyelenggarakan International Symposium on Aromatic and Agarwood Plants (ISAAP) 2025 pada 17–18 Oktober 2025. Dengan mengusung tema besar  “Innovating Aromatics: Science, Sustainability, Impact,” kegiatan ini mempertemukan peneliti, akademisi, pelaku industri, dan pembuat kebijakan untuk membahas perkembangan terkini penelitian tanaman aromatik dan gaharu, serta potensi penerapannya dalam pembangunan ekonomi hijau berkelanjutan.

Acara dibuka dengan sambutan dari Dr. Ahmad Faizal selaku Chairperson ISAAP 2025, diikuti oleh Dr. Indra Wibowo (Dekan SITH ITB), Prof. Dr. Irwan Meilano (Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB), serta Prof. apt. Junaidi Khotib (Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kemendikbudristek). Dalam sambutannya, para pembicara menegaskan pentingnya kolaborasi antara riset, inovasi, dan kebijakan untuk mendukung keberlanjutan biodiversitas Indonesia.

Tema 1: Conservation and Sustainability

Foto bersama Prof. Maman Turjaman, Dr. Margaretta Christita, Dr. Mohammad Fathi Royyani, dan Dr. Henti Hendalastuti Rachmat

Sesi pertama menyoroti peran sains dalam mendukung keberlanjutan produksi gaharu. Prof. Maman Turjaman dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membuka sesi dengan topik “Innovating Agarwood with Fungi,” membahas pemanfaatan mikroorganisme untuk produksi gaharu ramah lingkungan. Dilanjutkan oleh Dr. Margaretta Christita, yang memaparkan pengaruh tipe hutan dan perlakuan pada kulit batang terhadap mikrobioma kemenyan. Dr. Mohammad Fathi Royyani kemudian menyampaikan hasil penelitiannya mengenai kearifan lokal dan budaya keberlanjutan gaharu di berbagai komunitas etnik Indonesia. Diskusi pada tema ini menegaskan pentingnya sinergi antara sains dan pengetahuan tradisional dalam pelestarian sumber daya aromatik.

Tema 2: Biodiversity and Ethnobotany

Foto bersama Prof. Shiou Yih Lee, Prof. Iskandar Zulkarnaen Siregar, Prof. Tri Mulyaningsih, dan Dr. Fifi Gus Dwiyanti

Topik kedua menelusuri hubungan antara biodiversitas dan konservasi genetik tanaman aromatik. Prof. Shiou Yih Lee dari INTI International University, Malaysia, membuka sesi dengan judul “Keeping the Real Agarwood or Keeping Agarwood Real?” yang menyoroti tantangan menjaga keaslian gaharu di pasar global. Prof. Iskandar Zulkarnaen Siregar dari Institut Pertanian Bogor membahas konservasi sumber genetik gaharu di Indonesia, sementara Prof. Tri Mulyaningsih dari Universitas Mataram menjelaskan penanda anatomi daun pada spesies Aquilaria dan Gyrinops sebagai dasar identifikasi dan konservasi. Sesi ini menekankan pentingnya pendekatan ilmiah dalam menjaga keberlanjutan keanekaragaman hayati aromatik Indonesia.

Tema 3: Molecular Biology and Biotechnology

Molecular Biology and Biotechnology bersama Prof. Hikaru Seki, Dr. Husna Nugrahapraja, Prof. Rizkita Rachmi Esyanti, dan Dr. Dina Hermawaty, dimoderatori oleh Dr. Karlia Meitha.

Hari kedua dibuka dengan pembahasan mengenai kemajuan bioteknologi dalam produksi senyawa aromatik. Prof. Hikaru Seki dari Osaka University menjelaskan rekayasa metabolik untuk produksi terpenoid bernilai tinggi, diikuti oleh Dr. Husna Nugrahapraja dari Institut Teknologi Bandung yang memperkenalkan pendekatan bioinformatika genom kayu. Prof. Rizkita Rachmi Esyanti dari Institut Teknologi Bandung mempresentasikan strategi kultur jaringan sebagai pendekatan berkelanjutan untuk produksi gaharu. Sementara itu, Dr. Dina Hermawaty dari Indonesia International Institute for Life Sciences menjelaskan mekanisme molekuler dari respons stres hingga biosintesis resin gaharu. Sesi ini menunjukkan potensi bioteknologi sebagai kunci efisiensi dan keberlanjutan produksi sumber daya alam aromatik.

Tema 4: Aromatic Plant Chemistry

Foto bersama Prof. Nicolas Baldovin, Prof. Mohamad Rafi, Dr. Agus Chahyadi, dan Dr. Lili Melani

Pada tema keempat, Prof. Nicolas Baldovini dari University of Nice Sophia Antipolis, Prancis, memaparkan analisis kimia gaharu serta metode karakterisasi senyawa volatil yang menentukan aroma khasnya. Prof. Mohamad Rafi dari Institut Pertanian Bogor menyoroti pemanfaatan pendekatan metabolomika untuk autentikasi serta evaluasi bioaktivitas tanaman aromatik. Sementara itu, Dr. Agus Chahyadi selaku CEO PT EBM Scitech, Bandung menekankan pentingnya sinergi antara riset dan industri dalam pemurnian produk alam. Tema ini memperlihatkan peran kimia analitik dalam memastikan mutu dan nilai ekonomi produk aromatik Indonesia.

Tema 5: Product Development, Market Trends, and Legal Aspects

Penyerahan cendera mata oleh Dr. Ahmad Faizal kepada Dr. Syaifullah Muhammad, Ramzi Salim Abdat, Dr. Jiho Seo, dan Nunu Anugrah, S.Hut., M.Sc.

Sesi penutup simposium berfokus pada pengembangan produk, tren pasar, dan aspek hukum dalam industri tanaman aromatik. Dr. Syaifullah Muhammad dari Universitas Syiah Kuala membagikan praktik terbaik dalam pengembangan industri nilam Aceh sebagai contoh inovasi daerah yang berhasil menghubungkan penelitian dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Ramzi Salim Abdat dari perusahaan PT Aromindo menyampaikan materi tentang perdagangan gaharu di Indonesia, menyoroti aspek hukum serta proses ekstraksi yang sesuai dengan regulasi nasional dan internasional.

Sementara itu, Dr. Jiho Seo dari Korea Ginseng Corp., Korea Selatan, memaparkan metode autentikasi gaharu di pasar Korea dengan menggunakan pendekatan integratif antara DNA barcoding dan High Performance Liquid Chromatography (HPLC) fingerprinting. Sebagai penutup, Nunu Anugrah, S.Hut., M.Sc. dari Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia menekankan pentingnya kemitraan antara pemerintah, lembaga riset, dan masyarakat dalam menjaga kelestarian spesies aromatik sekaligus memperkuat tata kelola industri yang berkelanjutan.

Acara ditutup dengan sesi penghargaan Best Presenter Award oleh Dr. Ahmad Faizal, menandai berakhirnya dua hari simposium yang sarat diskusi ilmiah dan kolaborasi lintas negara. ISAAP 2025 menjadi bukti komitmen SITH ITB dalam mendorong riset, inovasi, dan konservasi tanaman aromatik menuju masa depan bioindustri yang berkelanjutan.

Kontributor: Trinitaty Bulan M Hutabarat, Biomanajemen (21325017)
Editor: JM

 

X