Enter your keyword

Herbarium SITH ITB, Sarana Pendidikan Masyarakat Mengenal Keanekaragaman Tumbuhan

Herbarium SITH ITB, Sarana Pendidikan Masyarakat Mengenal Keanekaragaman Tumbuhan

Kurator Herbarium SITH ITB, Bapak Arifin Surya Dwipa Irsyam, S.Si., M.Si. sedang menjelaskan spesimen tumbuhan kepada pengunjung (30/09/2025) (Dok. SITH Jatinangor)

Bandung, sith.itb.ac.id – Herbarium Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB merupakan herbarium tertua kedua di Indonesia. Selain menjadi pusat koleksi dan penelitian botani, herbarium ini juga berperan sebagai sarana edukasi bagi masyarakat untuk mengenal keanekaragaman tumbuhan dan nilai ilmiah di baliknya.

Sepanjang tahun 2025, Herbarium SITH ITB menerima kunjungan dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah, hingga perguruan tinggi, diantaranya dari siswa SD Sekolah Alam Bandung pada (16/04/2025) dan SMA IT Al Irsyad Al Islamiyah Karawang pada (30/09/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya memperkenalkan dunia botani kepada generasi muda sekaligus menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya pelestarian tumbuhan.

Terkait kegiatan yang dilakukan selama kunjungan, Arifin Surya Dwipa Irsyam, S.Si., M.Si., selaku kurator Herbarium SITH ITB, menjelaskan:

“Di herbarium ini kami menyimpan berbagai macam spesimen tumbuhan dari Indonesia maupun luar negeri. Kegiatan pertama yang dilakukan di Herbarium adalah penjelasan mengenai sejarah herbarium, kedua mengenalkan jenis-jenis tumbuhan langka atau endemik dari Indonesia seperti Mangifera gedebe, Pisonia grandis, dan berbagai jenis kantong semar. Ketiga, mengenalkan kegiatan kuratorial seperti membuat spesimen, cara mengoleksi tumbuhan, cara merawat spesimen, dan cara mengidentifikasi.”

Setiap kegiatan mendapatkan antusiasme yang tinggi dari para peserta. Siswa SD, misalnya, tampak bersemangat melihat berbagai spesimen tumbuhan dan banyak bertanya, mulai dari tumbuhan langka yang bisa dimakan hingga tumbuhan langka paling besar.

“Spesimen paling tua menjadi salah satu primadona di herbarium ini. Dari spesimen tersebut, kami berharap pengunjung dapat memahami bahwa spesimen tumbuhan bukan sekadar tumbuhan yang diawetkan, tetapi memiliki fungsi ilmiah yang lebih dari sekadar pajangan biasa,” ujar Arifin.

Spesimen tertua di Herbarium SITH ITB berasal dari koleksi FIPIA dan berangka tahun 1868, yakni Drosera rotundifolia L.. Saat ini, herbarium telah memiliki sekitar 19.700 spesimen, dan pada tahun ini telah berhasil menambah 1.000 spesimen baru. Harapannya, jumlah tersebut dapat mencapai 20.000 spesimen pada tahun depan.

Arifin juga menyampaikan harapannya terhadap kunjungan pelajar dan mahasiswa ke herbarium.

“Untuk siswa SD, kami berharap kunjungan ini bisa menumbuhkan minat anak-anak untuk mengenal tumbuhan di sekitar rumah dan sekolah serta memahami manfaatnya. Bagi siswa SMA, kami berharap kunjungan ini dapat meningkatkan ketertarikan untuk melanjutkan studi di ITB. Sementara itu, bagi mahasiswa, kami berharap kunjungan ini dapat menginspirasi mereka untuk menyusun skripsi di bidang taksonomi tumbuhan,” tambahnya.

Ke depan, Herbarium SITH ITB juga berencana melakukan penataan ulang tata ruang agar koleksi spesimen tersaji dengan tampilan yang lebih menarik dan informatif. Dengan ruang yang lebih terbuka dan tertata, diharapkan pengunjung, terutama generasi muda, dapat menikmati koleksi dengan lebih nyaman serta memahami nilai ilmiah dari setiap spesimen yang dipamerkan. Selain itu, pengelola juga berupaya menambah jumlah kurator agar pengelolaan herbarium semakin optimal.

Sementara itu, Kepala Herbarium SITH ITB, Dr. Dian Rosleine, menyampaikan bahwa kunjungan dari berbagai kalangan menjadi langkah positif dalam mengenalkan peran herbarium kepada masyarakat luas. “Harapan saya, herbarium sebagai penyimpan data keanekaragaman hayati tumbuhan akan sangat bermanfaat jika bisa diakses oleh berbagai pihak, baik dari akademisi, peneliti, mahasiswa, pelajar, industri, maupun masyarakat umum. Semakin banyak dimanfaatkan oleh pihak luar, maka saya berharap semakin banyak yang akan mengetahui kekayaan spesies tumbuhan khususnya di Indonesia. Dengan demikian, seluruh lapisan masyarakat semakin peduli dengan keanekaragaman hayati tumbuhan dan kedepannya meningkatkan kesadaran untuk menjaga kehati tumbuhan,” papar Dr. Dian.

Dr. Dian juga menambahkan pesan bagi masyarakat dan lembaga pendidikan untuk tidak ragu berkunjung. “Ayo berkunjung ke herbarium, karena di sana kita semua bisa melihat bukti kekayaan hayati tumbuhan yang ada di Indonesia dan juga dunia. Semakin banyak kita mengenal keanekaragaman hayati Indonesia, akan tumbuh keinginan untuk menjaga dan mengkonservasi tumbuhan tersebut. Sehingga, keberadaannya dapat dipertahankan dalam waktu lama. Jika kita menjaga keragaman hayati kita, maka kehidupan manusia akan sejahtera,” ujar Dr. Dian yang merupakan Wakil Dekan bidang Sumber Daya SITH ITB.

Kunjungan ke Herbarium SITH ITB tidak dipungut biaya. Sekolah atau instansi yang ingin berkunjung dapat mengajukan surat permohonan resmi kepada Wakil Dekan Bidang Sumber Daya (WDS) SITH ITB dengan mencantumkan jumlah peserta dan tanggal kunjungan.

Melalui kegiatan ini, masyarakat diharapkan semakin mengenal peran Herbarium SITH ITB sebagai pusat dokumentasi tumbuhan dan sumber pembelajaran tentang keanekaragaman hayati Indonesia. Herbarium bukan sekadar tempat penyimpanan spesimen, tetapi juga jendela pengetahuan untuk memahami nilai ilmiah dan ekologis tumbuhan yang ada di sekitar kita.

Kontributor: Rini Berliani (Biologi 2025)

Editor: Nita Yuniati

X