Program Studi Mikrobiologi SITH ITB Gelar Kuliah Lapangan Gabungan di Darajat, Garut
BANDUNG, sith.itb.ac.id — Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) baru saja menyelenggarakan kuliah lapangan gabungan yang unik bagi mahasiswa Program Studi S1 Mikrobiologi. Selama tiga hari (31 Oktober hingga 2 November 2025), para mahasiswa diajak menjejak langsung keanekaragaman mikroba di kawasan Darajat Alam, Garut, Jawa Barat.

Kegiatan ini bukan sekadar kunjungan lapangan biasa. SITH ITB merancang kegiatan ini untuk mengintegrasikan dua mata kuliah sekaligus, yaitu Proyek Ekologi, Evolusi dan Biosistematika Mikroba serta Praktikum Bioinformatika.
Sebanyak 76 peserta, yang terdiri dari mahasiswa, asisten, dan tim dosen pengampu, yaitu Dr. Magdalena Lenny Situmorang, Dr. Donny K. Hardjani, dan Dr. Husna Nugrahapraja, turut serta dalam kegiatan ini.
Dari Kawah Ekstrem ke Laboratorium Lapangan
Keunikan utama dari kuliah lapangan ini adalah lokasi penjelajahan. Mahasiswa tidak hanya mengamati ekosistem umum seperti hutan alami, hutan restorasi, dan perkebunan. Mereka juga dibawa menantang habitat ekstrem di kawasan geotermal Kawah Darajat dan Kawah Manuk.
Di lokasi-lokasi ini, mahasiswa mengamati secara langsung bagaimana karakteristik lingkungan yang ekstrem, seperti suhu tinggi dan kondisi kimia, memengaruhi keberadaan dan adaptasi mikroorganisme.
Kuliah lapangan ini juga didesain untuk menghubungkan teori dengan praktik secara instan. Mahasiswa melakukan pengambilan beragam sampel, mulai dari tanah, air, sedimen, hingga aerosol, serta mengukur parameter lingkungan di setiap habitat.

Aktivitas tidak berhenti di sana. Mahasiswa kemudian memproses temuan mereka di sebuah laboratorium lapangan yang secara khusus disiapkan di Wisma LEC, Garut. Di sinilah integrasi ilmu dilakukan. Mahasiswa mempraktikkan alur kerja lengkap, mulai dari pengolahan sampel, analisis mikrobiologi, hingga pengantar analisis genomik untuk melacak keragaman komunitas mikroba.
Menjembatani Ekologi dengan Bioinformatika
Pendekatan ini secara efektif menjembatani kompetensi ekologi mikroba dengan keahlian bioinformatika modern. Mahasiswa didorong untuk tidak hanya memahami konsep, tetapi juga mampu menghubungkannya dengan data nyata yang mereka peroleh langsung dari lingkungan.
Menurut tim dosen, paparan terhadap sistem geotermal dan habitat restorasi memberikan pengalaman tidak ternilai mengenai bagaimana mikroba beradaptasi pada gradien lingkungan yang tajam. Kemampuan ini memperkuat capaian pembelajaran prodi, melatih mahasiswa dalam merancang sampling, menerapkan prosedur laboratorium yang baik, dan menafsirkan data ilmiah secara komprehensif.
Kegiatan ini dapat terselenggara berkat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Bapak Muhammad Riyadhi dari PT Star Energy Indonesia yang turut berkontribusi dalam koordinasi persiapan dan pelaksanaan kegiatan kuliah lapangan, PT Bioteknologi Sinergi Mandiri, serta Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat. SITH ITB mengapresiasi kolaborasi ini karena telah memfasilitasi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman belajar yang kontekstual, interdisipliner, dan berdampak nyata.
Kontributor: Aura Salsabila Alviona (Bioteknologi, 2025)