SITH ITB Siap Berkolaborasi dalam Pengembangan Pusat Kopi ITB

Foto bersama saat diskusi awal rencana kerjasama pengembangan kopi
Bandung, sith.itb.ac.id – Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif pembentukan Pusat Pengembangan Kopi ITB, sebuah lembaga yang digagas oleh para alumni ITB dan mitra industri untuk mengembangkan sektor kopi nasional.
Pusat Pengembangan Kopi ITB memiliki fasilitas pabrik pengolahan kopi seluas enam hektare di kawasan Gegerkalong, Bandung. Lembaga ini bertujuan menciptakan integrasi antara perbankan dan perusahaan lokal dalam pengembangan rantai nilai kopi, mulai dari pengolahan pasca panen, pemasaran melalui kafe, hingga pelatihan tersertifikasi bagi petani. Inisiatif ini merupakan tindak lanjut dari program PMO Kopi BUMN yang telah berakhir, namun dinilai masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih luas. Tim Pusat Pengembangan Kopi ITB beranggotakan para tokoh akademik dan alumni ITB, di antaranya Bapak Heru (alumni ITB 74), Ibu Dina (alumni ITB 73), Intan Taufik, Ph.D, Dr. Taufikurahman, dan Dr. Endang yang merupakan dosen SITH ITB, serta Dr. Chalid Idham Abdullah selaku ketua yayasan LAPI ITB.

Diskusi awal rencana kerjasama pengembangan kopi
Dalam pelaksanaannya, Pusat Pengembangan Kopi ITB akan bekerja sama dengan Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB untuk penguatan model bisnis, serta dengan SITH ITB dalam pengelolaan sumber daya hayati. Kegiatan perdana lembaga ini dilaksanakan pada 04/11/2025 melalui presentasi di SBM ITB untuk membahas strategi pengembangan bisnis dan rencana kolaborasi lintas fakultas.
Dekan SITH ITB, Dr. Indra Wibowo, menyambut baik inisiatif tersebut dan menegaskan bahwa SITH siap berkontribusi melalui berbagai bidang keilmuan yang relevan. “SITH ITB mendukung penuh upaya kolaborasi ini. Kami memiliki kompetensi yang dapat memperkuat pengembangan kopi, mulai dari budidaya dan fermentasi, pengelolaan lahan, hingga inovasi produk turunan dan pengolahan pasca panen. Kami berharap kegiatan ini tidak hanya memberi dampak bagi petani, tetapi juga membuka ruang pembelajaran dan penelitian bagi mahasiswa,” ujarnya.
SITH ITB akan mendukung pengembangan kopi melalui berbagai kegiatan riset dan penerapan teknologi. Fermentasi kopi akan dikembangkan oleh tim yang diketuai oleh Intan Taufik Ph.D., sedangkan budidaya dan peningkatan produktivitas tanaman akan dilakukan oleh kelompok keilmuan Agroteknologi dan Teknologi Bioproduk. Pengembangan sistem pertanian cerdas dan berkelanjutan akan dilakukan oleh Sartika Indah Amalia Sudiarto, Ph.D. dari kelompok keilmuan Ekologi melalui pendekatan agroekologi dan rekayasa pertanian. Bidang agroforestry akan diperkuat oleh Dr. Dian Rosleine dari kelompok keilmuan Ekologi. Sementara analisis lahan dan tanah akan dilaksanakan oleh Prof. Pingkan Aditiawati dari kelompok keilmuan Bioteknologi Mikroba. Selain itu, tim dari Program Studi Rekayasa Hayati akan meneliti kandungan bioaktif dan potensi tambahan suplemen pada produk turunan kopi, salah satunya pengembangan minuman cascara dari kulit kopi. Tim dari Program Studi Teknologi Pasca Panen akan berfokus pada inovasi pengawetan bahan, dan rancangan alat pengering kopi yang akan dikembangkan bersama Dr. Rijanti Rahaju Maulani dari kelompok keilmuan Agroteknologi dan Teknologi Bioproduk yang sebelumnya juga telah berpengalaman membuat prototipe bersama dosen dari Program Studi Teknik Fisika ITB.
Selain pemberdayaan dosen, SITH ITB juga membuka peluang bagi mahasiswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan penelitian, pelatihan, dan proyek kewirausahaan. SITH telah memiliki berbagai mata kuliah yang mendukung integrasi antara ilmu hayati dan bisnis, seperti Kewirausahaan Sains dan Sosial, Sustainability, serta Biotech Business Leadership. SITH juga telah bekerja sama dengan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Bandung Barat yang dapat dimanfaatkan untuk pelatihan bersertifikat bagi petani dan pelaku usaha kopi.
Beberapa desa binaan yang berada di Gunung Geulis, Haurngombong, dan Kareumbi di Sumedang juga berpotensi menjadi lokasi implementasi kegiatan dan penelitian. Pusat Pengembangan Kopi ITB juga tengah menjajaki kerja sama dengan Pertamina Foundation. Selain fokus pada kopi, tim juga mengusulkan program sosial bertajuk “PO Sarapan Bergizi” bagi mahasiswa ITB yang melibatkan alumni sebagai pengelola dan mahasiswa sebagai tenaga penjualan. Program ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam mendukung ketahanan pangan kampus sekaligus melatih jiwa kewirausahaan mahasiswa.
Melalui kolaborasi antara akademisi, alumni, industri, dan lembaga keuangan, pembentukan Pusat Pengembangan Kopi ITB diharapkan menjadi langkah strategis dalam memperkuat inovasi pertanian nasional.
Kontributor: Trinitaty Bulan M Hutabarat, Biomanajemen (21325017)
Editor: Nita Yuniati